[42] . A n g e r

4.3K 562 86
                                    

Berbeda dengan Jungkook yang tengah fokus mengunyah mie instannya yang ia konsumsi satu bulan sekali itu, Taehyung justru lebih memilih untuk menikmati pemandangan menggemaskan yaitu  Jungkook yang nampak sangat menyukai makanan kurang sehat itu.

"Kak Taehyung mau?" tanya Jungkook, dihadiahi gelengan oleh Taehyung dengan senyum manis yang mampir di bibir tebalnya.

"nggak, sayang. Jungkookie makan sendiri aja, ok? Biar kenyang kamu."

Mendapatkan jawabannya, Jungkook kembali fokus pada makanan dengan sesekali membahas terkait kegiatan mereka akhir-akhir ini. "oh iya Kak."

"kenapa?" fokus Taehyung selalu pada Jungkook, ketika Jungkook memanggilnya atau tidak, matanya selalu tertuju pada Jungkook.

Jungkook pusat dunianya.

Garpu ditangannya ia mainkan diatas piring, sedikit ragu namun tetap ingin bertanya. "Jungkook kerja kelompok ya sama temen-temen buat tugas seni budaya?"

"boleh.." balas Taehyung enteng, kemudian menambahkan, "siapa aja temennya."

Jungkook melipat bibirnya ke dalam sembari mata mengikuti laku Taehyung yang menuangkan air ke gelas lalu memberikannya pada Jungkook ketika penuh.

Pria kecil Taehyung meminumnya, terasa berat untuk ia telan. Tapi lebih berat lagi menjawab pertanyaan Taehyung.

"ada aku, Kika sama..." ada jeda lama disitu.

"sama siapa?"

Jungkook tersenyum paksa, "ian."

Air muka Taehyung sontak berubah, jelas saja ia akan bertingkah begini. Ian pernah mendekati Jungkook, bahkan masih sering mengirimi Jungkooknya pesan ketika sudah dengan jelas Jungkook adalah miliknya, milik Taehyung. Dan sekarang Jungkook akan sekelompok dengan Ian yang sumpah rasanya ingin ia jauhkan dari Jungkook.

Tapi Taehyung mencoba untuk tetap santai, menjaga emosinya agar stabil. Meskipun rasanya ingin meninju Ian sekarang juga.

"aku ikut. Kapan kerja kelompoknya?"

"senin depan..."

Taehyung mengusap wajahnya kasar, pasalnya di hari itu ia ada kegiatan Les tambahan mengingat ia kelas 12 yang sudah mulai mempersiapkan untuk Ujian dan juga masuk ke perguruan tinggi.

Jungkook mengelus punggung tangan Taehyung, ia tahu betul Taehyung tidak menyukai Ian. Tapi bagaimana lagi? Pengacakan kelompok bukan atas kuasanya, ini semua dari gurunya. Kalau bisa memilih Jungkook juga tidak ingin satu kelompok dengan Ian.

Tidak suka membuat Taehyungnya kesal, tidak suka membuat Taehyungnya berfikir macam-macam.

"Kakak.."

"bisa nggak, nggak usah ikut kerja kelompok? Ikut virtual aja? Yang sekiranya nggak ketemu langsung sama Ian?" ucap Taehyung, yang entah kenapa membuat Jungkook mengerutkan keningnya heran. Total mengerti, tapi tidak menyangka Taehyung akan sebegininya.

Ia menyelesaikan elusan dipunggung tangan Taehyung, "nggak bisa, Kak. Aku ini kerja kelompok, penting buat nilai aku. Lagian aku nggak ada niat apa-apa ke Ian. Kamu nggak percaya sama aku?"

"kok malah dibalikin ke aku? Aku percaya sama kamu, tapi aku nggak percaya sama Ian."

"Ian nggak bakal ngapa-ngapain, lagian disana nggak cuma aku sama Ian, tapi ada Kika juga." Jungkook nampaknya mulai ikut terpancing akan ketidaksenangan yang Taehyung tampakkan. Keduanya mengkilatkan tatapan lain dari biasanya pada satu sama lain.

"pindah hari aja kerja kelompoknya." usul Taehyung yang mulai tak berminat pada pembahasan ini.

"nggak bisa, Kak. Kita semua free-nya hari itu, Selasa udah full terus Rabu dikumpulin." ucap Jungkook menjelaskan, dirinya masih mencoba menjadi pihak yang sabar untuk kekasihnya yang selalu berapi-api jika membahas tentang hal yang ia tak suka.

Taehyung mendengus kecil, itu jelas tertangkap kekasih kecilnya. "terserah deh, emang kamu kali yang milih kerja kelompok di hari aku sibuk biar aku nggak ikut. Aku kan nempelin kamu mulu. Bosen kamu kan, aku tempelin. I know, kamu butuh space 'kan?"

Jungkook berdiri dari kursi yang ia duduki, "kok kamu ngomongnya gitu, Kak?"

"ya kan emang gitu kenyataannya, 'kan?"

"aku bahkan nggak ada niatan atau ada pikiran buat kayak gitu, kamu kenapa sih nggak percaya banget sama aku? Emang aku ini keliatannya begitu?"

"Jungkook, aku lagi nggak mau marah terus kelepasan bentak kamu ya."

"daritadi siapa sih yang mancing? Kak Taehyung, 'kan? Kenapa kalau aku udah kayak gini, Kak Taehyung selalu mau nggak bahas lagi? Egois tau nggak, Kak!"

Taehyung terkekeh kecil, jujur hatinya sakit mendengar penuturan Jungkook. "karena aku nggak mau marah, nggak mau bentak kamu makanya aku udah nggak mau bahas hal ini lagi. Sekarang terserah kamu, mau kerja kelompok sama dia hari apa juga terserah, aku nggak masalah. Maaf."

"aku yang mau marah. Kamu tuh egois banget tau nggak, Kak? Aku aja nggak pernah ngelarang kamu buat ketemu sama siapapun. Bahkan aku juga nggak masalah kamu sekelompok sama fans kamu yang jelas mau mepetin kamu. Tapi aku apa ada ngelarang? Nggak, 'kan?" ucap Jungkook panjang lebar, membuat Taehyung tak menyangka. Melihat Jungkook seperti ini dengan kalimat buruk tentangnya yang terucap dari Jungkook.... itu terasa sangat menyakitkan.

"ya, maaf." hanya itu, Taehyung tak ingin membuat kemarahan Jungkook berlarut-larut padanya yang membuat keduanya berjarak.

Jungkook menghela nafas panjang, ia masih dalam keadaan marah. "aku bakalan tetep kerja kelompok, dengan atau tanpa persetujuan Kak Taehyung."

Tidak ada respon, hanya tundukan dari Taehyung yang masih mencerna tiap kalimat Jungkook yang menghunusnya bak belati. Ia memperbaiki pakaiannya, memakai jaket jeans setelahnya. Taehyung berdiri dari duduknya, pergi setelah berucap,

"aku pulang dulu ya, nanti ngobrol lagi. See you."








-tbc

Happy weekend you all!! Gimana harinya seminggu ini? Sorry buat sloooow update karena kerjaan yang bikin aku pengen rebahan abis pulang kerja. But hope you guys still enjoy this story!! Jangan lupa bahagia ya? I love you <3

Strawberries & CigarettesWhere stories live. Discover now