[1]. S t r a w b e r r i e s

24.1K 1.7K 47
                                    

Hujannya deras sekali.

Dari cara air menerjang bumi, tampaknya hujan tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Juga waktu yang menunjukkan bahwa malam segera tiba.

Bunda, Jungkook takut.

Harusnya tadi ia berdiam dirumah saja seperti yang Bundanya tadi pinta sebelum berangkat kerja. Harusnya dia tidak memaksa keluar rumah ketika tahu bahwa langit seakan mau runtuh. Harusnya Jungkook tahu kalau akan hujan.

Bodohnya lagi, dia tidak membawa jaket dan berakhir menggigil sekarang didepan toko.

Uangnya sudah lenyap ia habiskan untuk membeli susu stroberi sekresek penuh ditangannya. Bunda akan memarahinya bandel jika dia mengetahui ini. Jungkook mau menangis saja rasanya.

Ia mau pulang, tapi uangnya tidak cukup untuk menaiki taxi. Baterai ponselnya juga habis. Jungkook takut, sumpah. Dia takut ada orang jahat yang mendatanginya, apalagi ini sudah mulai malam.

Mau pulang sekarang menembus hujan, rasanya juga percuma. Ia akan sakit, Bunda nanti marah.

Jungkook takut, tolong.

Setetes air mata turun dipipi Jungkook. Dengan segera Jungkook menghapusnya, karena kalau ia menangis maka orang-orang akan tahu kalau ia sedang takut. Tapi, Jungkook benar-benar takut.

Jungkook kaget ketika tubuhnya sedikit menghangat tiba-tiba, matanya melihat bagaimana tubuhnya sudah terbungkus oleh jaket lumayan tebal beraroma yang.... Jungkook sukai.

"nunggu siapa?"

Reflek Jungkook memundurkan tubuhnya, menjauhi sosok yang tiba-tiba menyapanya. Sosok yang sangat sangat sangat tampan. Hidung bangir, bibir sedikit tebal dengan kulit keemasan serta rambut ikalnya yang sedikit panjang.

Wow. Dia ini manusia, bukan?

Jungkook melirik apa yang berada ditangan lelaki tampan dihadapannya itu. Jungkook mengetahuinya; itu rokok. Sesuatu yang Bundanya sangat larang untuk Jungkook sentuh. Jungkook juga takut mau mencoba, takut dimarah Bunda.

"hei?" dia memanggil lagi, membuat Jungkook kembali mundur. Orang didepannya itu mengangkat salah satu alisnya, heran.

"kamu siapa?" Jungkook balik bertanya.

Pria didepannya ini malah tersenyum kecil. Lalu mendekat dengan cepat, mengeratkan jaket ditubuh Jungkook. Memperbaiki letak jaketnya ditubuh Jungkook agar tidak merosot dan bertujuan menghangatkan Jungkook.

"anget, jaketnya?"

Keduanya saling bertanya tanpa menjawab pertanyaan sebelumnya.

Jungkook mengangguk, tapi matanya awas. Bisa saja pria didepannya ini memiliki niat jahat.

Setelahnya, keduanya diam. Sosok lelaki disebelah Jungkook turut diam sembari mendengarkan suara susu stroberi disedot. Darimana lagi asalnya kalau bukan dari si imut disebelahnya.

"kenapa nggak pulang?" tanyanya memulai pembicaraan lagi, memperhatikan Jungkook yang kemudian mempoutkan bibir cherrynya. "uangnya nggak cukup."

Wajahnya sedih, tampak seperti ingin menangis. Jungkook melirik awan lagi, dan hasilnya ia bersedih lagi karena tidak ada tanda-tanda hujan ingin berhenti barang sejenak saja.

"mau dianter?"

Air muka Jungkook langsung berubah terkejut. Ia menggeleng cepat, sepenuhnya tidak setuju dan tidak mau.

"jangan, nanti Bunda tau. Aku nggak boleh pulang sama orang nggak dikenal."

Jungkook tidak tahu apa yang lucu pada dirinya hingga membuat lelaki didepannya itu tertawa. Jungkook memperhatikan tawa itu, entah kenapa Jungkook tersenyum. Ia suka melihat tawa milik lelaki didepannya.

"terus gimana pulangnya?" kembali bertanya setelah meredakan tawa. Ya, meskipun masih ada sisa-sisa yang berbentuk kekehan kecil.

Jungkook menggeleng. "nggak tahu."

"nggak bawa hp?"

"mati." terdengar seperti rengekan.

"naik taxi, mau?"

"mau---Eh?" Jungkook segera menatap kesal pada pria didepannya itu. "kan udah dibilang, uangnya nggak cukup!"

"pakai uang gue."

Binar dimata Jungkook tercipta, membuat orang didepannya sedikit takjub. Siapa yang tidak takjub ketika melihat binar dimata bambi Jungkook? Tidak satupun yang tidak takjub. Terlalu indah.

"boleh?" lirih Jungkook sembari memilin ujung jaket yang ia kenakan.

Lelaki itu mengangguk. "boleh."

Tapi kemudian kepala itu menunduk, bibirnya cemberut lagi, membuat bingung orang didepannya.

"terus balikin uangnya gimana?"

"nggak usah dibalikin." enteng si tampan membuat Jungkook memberikan ekspresi tak setuju.

"nggak boleh dong! Aku nggak mau punya hutang. Bunda bilang nggak boleh."

Si tampan menggeleng-gelengkan kepalanya, tertawa kecil melihat Jungkook yang ia prediksi setahun lebih muda darinya ini masih sangat menggemaskan. Iya, dia jujur. Salah?

"terus maunya gimana?"

Jungkook tampak berfikir, membuat si tampan memperhatikan dengan seksama. Menunggu Jungkook menemukan jalan keluar untuk masalah yang sebenarnya ia buat sendiri.

"kita ketemu besok, mau?"

Lelaki didepan Jungkook mengangkat satu alisnya, lagi. Jungkook menghela nafas pelan.

"besok hari pertama aku disekolah baru aku. Katanya pulangnya sekitaran jam 3. Sekolah aku deket sini, besok kita ketemu jam setengah 4 mau? Besok aku suruh Bunda jemput aku jam 4 lebih biar nggak tahu kalau kita ketemuan."

"dimana?"

"disini."

Lelaki didepannya tampak berfikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk.

"oke, jam setengah 4."

-tbc

Strawberries & CigarettesWhere stories live. Discover now