[55] . A Little Girl

4.6K 452 48
                                    

"Yuna, kenapa kamu nggak ada di taman sekolah waktu itu?"

Yang ditanya hanya menunduk, menggenggam jemari adik lelakinya yang sedang asyik meminum susu vanilla. Jungkook melihatnya rapuh, hidup berdua didunia yang keras membuat keduanya rela mengikat perut, menahan caci maki, banting tulang di usia yang seharusnya bersenang-senang. Yuna melirik ke adiknya, mengelap noda es krim di ujung bibir Hyun Ji.

Sedari tadi, gerak-gerik Yuna memang sangat menunjukkan kalau sang Kakak begitu mencintai adik semata wayangnya itu.

"uhm... nggak apa-apa kok, Kak."

"temen-temen kamu disekolah nggak ngapa-ngapain kamu, kan?" desak Jungkook, jemarinya diremat lembut oleh Taehyung. Menandakan bahwa Jungkook perlu bersabar untuk mendapatkan jawaban dari Yuna, gadis kecil yang terlihat lelah. Entah apa yang membuatnya lelah, masalah yang menghampirinya atau pikirannya yang bertempur di dalam kepalanya.

"nggak kok, Kak." jawab Yuna.

Hyunji menukikkan alisnya kedalam, menatap heran pada Yuna, sang Kakak. "tapi Hyunji sering liat Kakak selalu luka tiap pulang sekolah."

"Hyunji.." panggil Yuna setengah berbisik, tentu tidak membuat Hyunji mengerti.

Jungkook menatap Yuna dengan seksama, seakan meminta penjelasan dari apa yang adiknya ucapkan. Yuna seperti terkurung, tidak punya alasan lagi karena meskipun Yuna tak mengatakannya, ia rasa Jungkook tahu apa yang terjadi. Jungkook semacam meminta konfirmasi darinya. Sehingga mau tak mau ia pun harus menjawab semua yang Jungkook pertanyakan.

"Yuna? Kita bisa bantu apapun masalah kamu. Tapi sebelumnya, kita juga perlu tau masalahnya secara mendetail. Setelahnya, kita selesaikan bersama-sama, ok?" itu Taehyung, berusaha membuat Yuna disituasi yang nyaman untuk bercerita.

Yuna mengangguk, kemudian menatap Hyunji dengan lembut. "Hyunji udah jam berapa ini? Waktunya bobo, kan? Sekarang cuci tangannya, terus sikat gigi. Abis itu bobo ya? Besok sekolah."

Bak sihir, Hyunji menurut tanpa ada protes. Mengecup pipi Yuna dan berlalu dari ruang tamu setelah membungkuk sopan pada Taehyung dan Jungkook.

Yuna mendidik Hyunji dengan sangat baik. Bagaimana Hyunji bertutur kata, bertindak tanduk, sungguh luar biasa sopan. Bahkan, Hyunji sangat cerdas untuk anak seusianya.

Taehyung dan Jungkook diam, menunggu Yuna membuka pembicaraan.

"seperti yang Kak Jungkook sama Kak Taehyung tau, aku sama Hyunji nggak punya orang tua." terdengar hela nafas pelan, nampak berat bagi Yuna mengingat hari suram yang telah berlalu. "orang tua kami mengalami kecelakaan waktu Hyunji masih berumur tujuh bulan. Hyunji nggak ikut waktu itu, kita berdua dirumah karena orang tua kami jenguk teman Ayah yang sedang sakit."

Jeda sebelum ia kembali berbicara, "aku masih kelas enam SD saat itu, nenek yang mengurus kita setelah kepergian Ayah dan Ibu. Hidup kita masih terbilang baik, walaupun terkadang hanya makan nasi dan saus. Tapi kita merasa bahagia karena masih memiliki satu sama lain. Tapi Nenek pergi tiga tahun yang lalu, waktu hari kelulusanku di SMP."

Nafas Jungkook tersendat, sekuat tenaga ia berusaha mendengarkan cerita pilu gadis ini tampa menangis agar tidak merusak suasana.

"dari situ, hidup kita sangat berubah. Aku yang sebelumnya hanya membantu Nenek bekerja, setelahnya harus jadi tulang punggung utama. Siapa sih Kak yang mau mempekerjakan anak dibawah umur? Apalagi waktu itu Hyunji masih berumur tiga tahun. Aku cuma bisa kerja bikin kue, abis itu aku titipin di toko-toko sekitar. Syukurlah, seenggaknya uang itu yang bikin kita hidup sampe sekarang... ya meskipun aku juga masih bekerja serabutan lainnya. Aku bersyukur aku dan Hyunji masih bisa makan sampai sekarang, Kak."

"tentang sekolah.... aku dapat beasiswa di SMA elit itu. Aku juga nggak tau harus bersyukur atau menyesal udah diterima di SMA yang isinya hanya orang berkelas yang masuk sana." Yuna mengelap air mata yang mengembun di kaca mata berlensa tebal miliknya. Jungkook mendekat, duduk disebelah gadis itu dan memeluknya erat. Yuna membalasnya.

Pelukan yang sekian lama membuat Yuna merasa hidupnya aman kini ia dapatkan kembali dari Jungkook. Orang asing yang semula tak ia anggap akan berbaik hati padanya dan Hyunji kini entah mengapa terasa seperti keluarga dipertemuan kedua mereka. Yuna merindukan pelukan seperti ini, pelukan hangat yang menenangkan dari sang Ayah, Ibu dan juga sang Nenek yang seolah mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

Batinnya merasa bahagia.

"aku nggak pernah sekalipun mencoba bersosialisasi atau mendekati mereka karena aku tau Kak, aku nggak pantas. Aku nggak pernah ganggu kesenangan mereka, aku cuma mau belajar tapi mereka terus-terusan memperlakukan aku dengan buruk. Dikunci di gudang sekolah, bukuku dirobek, seragamku di robek, dikotori, aku dijambak bahkan aku dipukul untuk kesalahan yang aku sendiri nggak tau apa, Kak.." Yuna menangis, berusaha tidak bersuara karena tak ingin membuat gaduh dirumah. Sedangkan Jungkook sudah tidak mampu lagi menahan tangisnya, pelukannya semakin erat pada tubuh ringkih Yuna.

"it's okay, it's okay. You will be fine." ucap Jungkook sembari mengelus punggung Yuna.

"aku bener-bener menderita, tapi aku nggak bisa apa-apa karena aku nggak bisa pindah ke sekolah lain. Aku bertahan karena permintaan Ayah, Ibu dan Nenek yang mau kita tetep sekolah setinggi apapun. Kalau bukan karena itu aku lebih baik bekerja lebih keras untuk kecukupan makan aku dan Hyunji."

Yuna menggenggam tangan Jungkook. Matanya kemudian menatap Taehyung dan Jungkook bergantian. "aku bertahan disini, untuk hidup... juga karena Hyunji, Kak. Kalau bukan karena Hyunji, aku udah nggak mau didunia ini. Jadi waktu Hyunji hilang, aku bener-bener ngerasa dunia aku hancur. Makasih udah ngejaga Hyunji tadi, makasih banyak, Kak."

Taehyung dan Jungkook mengangguk diiringi elusan lembut di bahu Yuna. "kalau dia ngelakuin ini lagi, bilang ke kita. Kita bakal bertindak secepat mungkin buat kenyamanan kamu Yuna."

Yuna mengangguk, "i'm trying."

"you have to try, we're here for you, Yuna." balas Taehyung cepat, memberikan senyum menenangkan yang membuat Yuna mengangguk. Jungkook melemparkan senyum tipis pada Taehyung yang dilihatnya sangat melindungi.

Dan Taehyung, Yuna menangkap sosok yang tak jauh berbeda dengan Jungkook itu merupakan pribadi yang terasa bisa melindunginya, tenang dan penyayang meskipun pria itu tidak memperlihatkannya secara kentara.

Yuna bahagia, kesekian kalinya untuk hari ini. Karena orang sebaik Jungkook, mendapatkan pasangan sebaik Taehyung. Keduanya terasa memang pas bersanding untuk hidup yang terkadang sangat menyakitkan ini.

Yuna bahagia.

Baik Jungkook maupun Taehyung, keduanya berharap mereka bisa membantu. Berharap segala keresahan Yuna hilang dan memberikan gambaran indah tentang dunia yang sempat hilang dari diri Yuna.

Ketika orang disekitar kita bahagia, maka hidup akan terasa bahagia. Bukankah begitu bahagia bekerja?







-tbc

haiiiiiii as always, late update but still i will not leave this story without an ending. meskipun lama, aku bakalan selesaiin cerita ini as i should. so here you goo, semoga kalian seneng ya sama part satu ini.

jangan lupa jaga kesehatan, makan yang banyak. terus jangan lupa minum air sama yang belum vaksin ayo vaksin!!

stay safe, i love you so bad!!

Strawberries & CigarettesWhere stories live. Discover now