[25] . B i t t e r A n d S w e et

5.8K 763 55
                                    

Highly recommended buat dengerin Constellations by Jade LeMac waktu baca ini. Idk why the link nggak bisa di klik, but still i'm gonna leave the spotify link here with the youtube too. Enjoy!

Spotify :  https://open.spotify.com/track/0htyzgIWrBoj9tdxwifIQ6?si=8pVhv7tgRfiXeG621VIh5A

Youtube :


--

"besok-besok nggak usah deket-deket sama Sienna lagi."

Kalimat itu adalah kalimat pertama yang Jungkook dengar setelah makan malam keduanya berlangsung. Ah iya, kedua orang tua Taehyung pergi mendatangi acara pernikahan dan kedua adiknya sedang keluar untuk menemani menonton film keluaran terbaru.

Menyisakan keduanya dirumah yang terbilang megah ini.

Jungkook menatap tidak suka atas pernyataan yang Taehyung berikan, tentang permasalahan mereka Jungkook tidak mau ikut campur dan men-judge salah satu sisi. Apalagi... Sienna juga terlihat baik menurutnya.

"kenapa? Aku sama Kak Sienna nggak ada masalah, kenapa aku nggak boleh temenan sama dia?"

"Jungkook, lo nggak tau apa-apa." ucap Taehyung frustasi, membuat Jungkook entah kenapa ikut merasa kesal karena Taehyung tidak memberikan alasan yang tepat.

"apa yang Kak Taehyung khawatirin itu nggak jelas. Tentang Kak Sienna yang suka Kakak terus manfaatin Kak Hoseok? Kenapa aku harus jadiin itu alasan buat nggak temenan sama Kak Sienna?" ucap Jungkook berapi-api, sebenarnya Jungkook paling tidak suka bertengkar di meja makan karena kurang etis saja menurutnya.

Namun, apa yang Taehyung pinta tidak dapat masuk logikanya.

"Jungkook, dia cewek licik. Kenapa lo nggak paham itu?" Taehyung tampak terpancing juga dengan apa yang Jungkook umpankan. Keduanya sama-sama tengah dikurung oleh emosi yang bisa saja merugikan diri sendiri.

"apa sih, Kak? Kamu bahkan belum dengerin penjelasan Kak Sienna, lagian apa sih yang salah sama rasa suka? Kenapa Kak Taehyung segitu keselnya cuma karena disukain sama Kak Sienna?"

Taehyung menatap Jungkook dengan tatapan tajamnya, tapi Jungkook tidak akan mundur kali ini. Dia tidak suka Taehyung melarangnya berteman dengan Sienna tanpa alasan yang jelas.

"Jungkook, stop."

"Kak Taehyung nggak bisa jawab? Kenapa Kak? Kenapa Kak Taehyung benci sama Sienna yang suka Kakak? Apa karena Kak Hoseok juga suka Sienna? Jadi kamu berusaha buat nggak suka Sienna dengan cara benci dia? Gitu? Iy--"

"Jungkook!"

Suara Taehyung meninggi, cukup membuat Jungkook terhenyak dari tempat duduknya. Taehyung mengerikan, Jungkook susah menelan ludahnya akibat baru menyadari bahwa Taehyung sekarang sudah diliputi emosi. Dada bidang pria itu naik turun tak beraturan, nampaknya Jungkook benar-benar membuatnya kesal.

Hanya berdua dengan Taehyung dirumah ini, Jungkook tidak tahu hal apa yang akan terjadi padanya setelah bertengkar dengan pemilik rumah.

Tapi dugaan Jungkook salah, Taehyung langsung meninggalkan meja makan dan naik keatas menuju kamarnya yang berada tepat disebelah kamar Jungkook.

Jungkook menunduk, menitikkan setitik air mata yang mungkin jika Taehyung melihatnya ia akan ikut terluka. Jungkook menghapus air mata di pipinya itu lalu kemudian membereskan makanan serta mencuci piring yang kotor.

Saat menuju kamarnya dan melewati pintu Taehyung, rasa sesal Jungkook kembali, melihat Taehyung kesal padanya merupakan hal yang menyakitinya.

Jungkook tidak bisa, namun ia melewati pintu itu dan pergi untuk menenangkan dirinya di kamarnya.

---

Jungkook membuka matanya ketika merasakan berat mengelilingi pinggangnya, hembusan nafas hangat yang menerpa leher belakangnya membuatnya segera menoleh kebelakang. Jungkook merasa tenang ketika melihat Taehyung tengah tidur memeluknya secara diam-diam. Apa pria itu merasa bersalah? Sehingga datang padanya dan melakukan hal ini?

Tubuhnya ia balik untuk mendekat pada tubuh Taehyung, menaikkan selimut hingga seleher, berharap Taehyung dan ia tidak merasa kedinginan di tengah malam di hari Sabtu ini. Jemari lembut Jungkook meraba rahang Taehyung, mengelusnya lembut kemudian memberinya kecupan singkat.

"maaf." bisiknya karena tak mau mengganggu tidur si tampan. Jungkook mendekatkan kepalanya didada Taehyung, menyamankan tidurnya dengan diiringi elusan lembut yang tiba-tiba hadir dirambutnya.

Jungkook menengadah, melihat Taehyung yang posisi tidurnya lebih tinggi dari posisinya tengah menatap ia sayu, menyalurkan rasa rindu melalui tatapan. "maaf, Jungkook."

Kepala Jungkook terangguk tipis, namun pelukannya mengerat ditubuh Taehyung.

"jangan berantem kayak tadi lagi, nggak suka." Jungkook mencebik, memajukan bibir bawahnya untuk menahan air matanya turun. Jungkook sangat indah untuk ditatap dengan cahaya lampu remang-remang dipadu cahaya bulan yang mengintip dari luar kaca jendela.

Taehyung mengelus permukaan pipi Jungkook, menunduk sedikit untuk mengecup kedua mata Jungkook yang sembab. "gue juga nggak suka. Jangan mikir kayak gitu lagi, Jungkook."

"mikir yang apa?"

"gue suka Sienna." suara Taehyung rendah, terdengar sedih. Jungkook makin menyesal telah menuduh Taehyung menyukai Sienna ketika bahkan Taehyung telah mengatakan bahwa pria itu menyukai dirinya.

"maaf."

"you're the only one that i want, Kook. I said it multiple times. Jungkook, lo yang pertama, orang pertama yang gue suka, orang pertama yang gue cium, orang pertama yang ketika gue liat matanya... gue ngerasa pengen hidup selamanya sama dia. Dan lo orang pertama yang gue maksud, Kook."

Pipi Jungkook bersemu, kupu-kupu itu datang lagi ke perut Jungkook, beterbangan tak tentu arah di malam hari ketika waktunya makhluk hidup beristirahat. Pelukan Jungkook rasanya tak seerat tadi karena tulangnya terasa berubah menjadi Jelly.

Taehyung melihat Jungkook seperti ini adalah sebuah keindahan, keindahan yang tak pernah ingin ia lewatkan. Merekam semua gerak gerik Jungkook dengan matanya, dan menyimpannya hanya untuk dirinya sendiri.

Jemari Taehyung meraih dagu Jungkook, mendekatkan kedua wajah mereka lalu menyatukan dua bibir yang selama ini merindu. Dua bibir yang sebelumnya berseteru. Dengan pemilik dua bibir yang saling membutuhkan satu sama lain.

Keduanya menikmati ciuman yang semakin hari  kian memabukkan. Permainan lidah, bertukar saliva, menggigit bibir mungil Jungkook merupakan hal yang tak pernah sebelumnya Taehyung bayangkan akan ia lakukan. Jungkook membuatnya hilang akal, tidak dapat berfikir jernih dan hanya mampu mendambakan Jungkook dan semua yang ada pada Jungkook.

Baik Taehyung dan Jungkook tak berniat menghentikan ciuman mereka. Sungguh manis, mampu membuat gila.

Lebih dari rokok yang selama ini ia hisap, bibir Jungkook yang semanis strawberry, candu baru yang membuatnya tidak waras. Dan begitu juga sebaliknya.



-tbc

Strawberries & CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang