[41] . A G i f t

4.4K 579 51
                                    

Jungkook merasa kegelian ketika kulit perutnya di elus oleh telapak hangat Taehyung. Tidak, jangan berfikir jauh. Mereka hanya berpelukan -lebih tepatnya Taehyung yang memeluknya dari belakang- dengan tangan yang terus menerus mengelus perutnya, bibir yang mengecupi bahunya, dan mata sayu itu yang mulai mengantuk.

Tubuhnya ia balik menghadap Taehyung, memperbaiki letak jemari Taehyung untuk berada di pinggangnya saja. Sedangkan tangannya memeluk leher Taehyung. Pacar kecil Taehyung itu mengecupi wajah kekasih tampannya dengan cepat, Taehyung merasa luar biasa gemas sehingga membuatnya menarik tubuh Jungkook mendekat.

Agar tak ada sisa, jarak, maupun ruang antara mereka.

Tak perduli kencangnya degupan jantung yang memacu, keduanya hanya ingin melewati senja di sore ini dengan perasaan bahagia yang ia harapkan dapat terjadi berulang kali di waktu selanjutnya.

"kenapa diliatin mulu?" ucap Jungkook, lirih namun jelas terdengar di telinga Taehyung mengingat dekatnya jarak keduanya. Taehyung mengecup bibir bawah Jungkook cepat sebelum menjawab,

"ini kamu beneran punyaku, kan?"

Tentu Jungkook tertawa hingga matanya menyipit, mengecup ujung hidung bangir Taehyung sangat cepat. "kerasa nggak?"

"nggak." jawab Taehyung tetapi langsung menutup matanya dan memajukan bibirnya, berusaha mendapatkan ciuman yang menjadi bukti Jungkook nyata miliknya.

Dan ya, ciuman itu terjadi, ciuman seperti biasanya yang tulus, tidak ada nafsu dan terasa seperti melayang, terbang ke awan bersama kupu-kupu yang biasanya menggelitik perut mereka.

Ciuman mereka terlepas, tapi tatapan untuk satu sama lain tidak.

"kamu ternyata emang punyaku. Selamanya jadi punyaku, mau?"

Tak ada jawaban yang tepat selain anggukan dari Jungkook, janji manis yang mereka harap dapat keduanya tepati. Bertingkah seperti ini dirumah lama Taehyung, yang artinya hanya ada mereka berdua entah kenapa terasa seperti hubungan mereka berada sangat jauh, tidak tentang kisah cinta monyet yang memikirkan apa yang hendak dilakukan saat ini. Tidak ada janji tentang masa depan, maupun menggenggam satu sama lain di kehidupan kedepannya.

Taehyung hanya ingin menjadi milik Jungkook, dan juga sebaliknya, Jungkook hanya ingin menjadi milik Taehyung.

"dulu aku pernah nyesel karena nggak nurut Bunda buat diem dirumah pas cuacanya mendung, bukannya malah pergi ke swalayan buat beli susu strawberry. Terus bingung pulangnya pake apa soalnya nggak ada duit sisa.." Jungkook bercerita, Taehyung mendengarkan dengan senyum terlukis di bibirnya.

".. Tapi akhirnya setelah semuanya yang terjadi aku seratus persen nggak nyesel udah nggak nurut Bunda. Soalnya kalau seandainya nurut Bunda buat tetep diem dirumah, mungkin aku nggak ketemu cowok super ganteng yang waktu itu beli rokok dan nawarin aku buat nganterin pulang."

"that's me." ucap Taehyung menarik Jungkook dan mencium bibir ranum si kecilnya dengan gemas.

Pintar sekali dalam urusan membuatnya berdebar.

"iya, itu Kak Taehyung. Semua tentang kamu, aku nggak pernah ngerasa menyesal. God gave me you as a gift."

Taehyung tidak bisa untuk tidak tersenyum untuk tiap bait yang Jungkook utarakan.

Hal sederhana yang membuatnya jatuh cinta selalu berasal dari Jungkook.

"not only you, God also gave me a gift. And the gift is you. Aku bersyukur, ada kamu yang jadi orang pertama kalau aku lagi mikirin tentang bahagia dan selamanya. Jungkook, hidup aku sebelumnya biasa aja, sampai akhirnya kamu dateng, you changed everything. Bahkan aku bisa deg-degan cuma karena liat dua kupu-kupu terbang barengan."

Mata Jungkook berbinar, ada pancaran air mata yang membuatnya tersentuh. Jungkook tidak dapat merespon, hanya air mata yang turun sebagai tanda penghargaannya atas apa yang Taehyung berikan padanya.

Entah yang keberapa kali, tapi ciuman itu kembali terjadi. Lebih dalam, lebih lama dan lebih tulus dari yang sebelum-sebelumnya.

Sebuah kalung teruntai di hadapan Jungkook setelah ciuman berakhir. Jungkook membelalak, kalung terindah yang pernah Jungkook lihat. Dengan sinar yang sangat mempesona dan liontin berbentuk kupu-kupu semakin memperindah tampilan kalung itu. Jungkook terpana melihatnya.

"buat Jungkookie, seseorang yang jadi hadiah dari Tuhan dikirim ke Taehyung."

Jungkook langsung memeluk Taehyungnya, menangis disana di dada Taehyung yang sungguh luar biasa nyaman. Tak pernah rela jika dada ini menjadi milik lain, hanya milik Jungkook, dimana Jungkook bersandar.

"makasih, Kak."

Taehyung memakaikan kalung tersebut di leher Jungkook, tersenyum melihat kalung tersebut terlihat pas dileher Jungkook. Jungkook sangat cantik, dia sangat sempurna dengan hal-hal semacam ini.

Air mata masih di pipi Jungkook, "aku nggak bisa kasih apa-apa buat Kak Taehyung."

Taehyung menggeleng, tidak setuju atas ucapan Jungkook. "Jungkook, apa yang aku kasih ke kamu nggak ada apa-apanya sama apa yang udah kamu kasih ke aku."

Jungkook mendengarkan ketika Taehyung mulai membenahi poni di didahi Jungkook, untuk melihat wajah sang kekasih secara jelas.

"kamu, lebih dari cukup. You're enough, Jungkook."




-tbc

sorry for typos

Strawberries & CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang