[10] . N o t M e

8.2K 971 47
                                    

Hari ini, Jungkook merasa hari luar biasa cerah; tidak mendung dan tidak terlalu terik. Cuaca sangat mendukung suasana hatinya saat ini. Jungkook tersenyum kecil kala menatap langit biru yang indahnya tak pernah ada tandingan. Senyum kecilnya yang ditujukan untuk langit biru, bagaikan ungkapan terimakasih karena telah memberikan energi baik bagi Jungkook maupun orang disekitarnya.

Mengingat yang kemarin..

Jungkook tersenyum-senyum sendiri. Taehyung membuat harinya berwarna, pun juga membuat jantungnya terasa hebat degupnya.

Perasaan ini... Jujur, Jungkook suka.

Atau karena perasaan ini berasal dari Taehyung? Makanya Jungkook suka. Jungkook menggelengkan kepalanya ribut. Apa-apaan dia ini? Kenapa dia semakin hari semakin tidak wajar saja tingkahnya.

Telapak tangan Jungkook mengelap bagian atas kotak makannya. Isinya kue kering yang bertabur coklat kesukaan Jungkook. Jungkook ingin membaginya dengan Taehyung setelah ini, saat bel makan siang berbunyi.

Kriiingg

Kebetulan sekali, Jungkook langsung meninggalkan kelas setelah berkata "duluan." pada Lisa, teman sebangkunya.

Kakinya melangkah penuh semangat menuju kantin, dimana tempat yang ia dan Taehyung janjikan semalam saat berkirim pesan. Omong-omong, nomor yang meneror Jungkook ternyata nomor Taehyung. Lucu sekali jika diingat, Jungkook sangat galak waktu itu. Sudahlah, kenangan lucu.

Tanpa disangka, kaki Jungkook sudah memasuki kantin. Menoleh kekanan, pun kekiri untuk mendapatkan diri Taehyung yang Jungkook rasa sudah berasa disini karena saat melewati kelas Taehyung, kelas itu kosong melompong.

"cie Taehyung bawa cewek woiiii."

Otomatis, Jungkook menoleh. Menatap Taehyung yang lengannya tengah digandeng malu-malu oleh seorang gadis yang Jungkook akui luar biasa cantik.

Jungkook belum pernah melihatnya.

Dan Taehyung..

Terlihat serasi bersama gadis itu. Tampan dan cantik, bukankah itu perpaduan yang sempurna?

Jungkook menunduk kecil kala merasakan denyut nyeri yang membuatnya merasa sedih. Jungkook tidak tahu kenapa. Gara-gara Taehyung? Jungkook tidak ada alasan bersedih karena alasan itu.

Bukankah.. Jika Taehyung senang, maka Jungkook akan senang juga?

Tapi kenapa Jungkook menangis sekarang? Airmatanya jatuh mengenai kotak makan berisi kue kering coklatnya. Jungkook buru-buru menghapus air matanya dan menggantinya dengan senyuman.

Senyuman itu kian lebar saat Taehyung menatapnya, menangkap figur Jungkook yang berdiri didepan pintu kantin dengan sekotak kue kering coklat yang membuat Taehyung ikut tersenyum.

Senyum Taehyung pergi, bersama dengan Jungkook yang berbalik pergi meninggalkan kantin dengan hidung memerah yang tak pernah Taehyung sukai.

---

"Jungkook.."

Jungkook menoleh, tersenyum kecil melihat Taehyung berdiri disebelahnya. "Kak Taehyung belum pulang?"

Taehyung menatap Jungkook yang terlihat baik-baik saja. Tidak seperti saat ia lihat dikantin siang tadi. "belum, lagi nunggu orang."

Kepala Jungkook mengangguk-angguk. Taehyung memperhatikan tingkah Jungkook yang sedikit tidak biasa.

Canggung..

"Jungkook nunggu Bunda?"

"iya, Kak. Tadi udah telfon Bunda. Katanya udah dijalan, abis ini sampe kayaknya. Kak Taehyung nunggu siapa?" tanya Jungkook membuat Taehyung sedikit kikuk.

Taehyung tersenyum tipis, "gue nunggu--"

"Taehyung!! Ayo pulang." seorang gadis datang dan langsung merangkul lengan Taehyung. Membuat Jungkook dan Taehyung sedikit terkejut.

Senyum tipis Jungkook terbit, kali ini senyumnya untuk gadis cantik yang tengah menggamit lengan Taehyung posesif.

"Hai??" sapa gadis itu terlebih dahulu, Jungkook tahu gadis itu mengamatinya.

Jungkook mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, "Jungkook, temen Kak Taehyung."

Jabatan tangan Jungkook diterima baik oleh gadis itu, gadis itu melirik Taehyung sebentar lalu tersenyum lebar pada Jungkook. Gadis ini, nampak baik. Sangat baik.

"pantas saja Kak Taehyung menyukainya, cantik banget, baik banget juga lagi. Kelihatannya juga setara sama Kak Taehyung." ucap Jungkook dalam hati.

"aku Aira. Bisa dipanggil Aira atau Rara, dua-duanya boleh. Senyamannya kamu aja Jungkook." balas gadis itu, setelahnya jabatan tangan mereka terlepas. Tapi senyum Aira tidak terlepas.

Aira.... dia sangat atraktif.

Jungkook merasa tidak percaya diri.

Keheningan menyapa, Jungkook biasanya suka hening tapi kali ini rasanya tidak nyaman. Suasana seperti ini, Jungkook tak suka.

Ia menggigit bibir dalamnya seraya memilin, memainkan cardigannya yang berwarna coklat susu itu.

Apa tidak ada yang ingin menyapanya atau apapun itu yang dapat membuat Jungkook keluar dari zona tidak nyamannya ini?

Sampai akhirnya, mobil berwarna silver itu berhenti tak jauh dari hadapan Jungkook, Taehyung dan Aira. Taehyung menoleh ke Jungkook yang tersenyum tipis.

"akhirnya." doa Jungkook terkabul. Bundanya datang pada waktu yang agak tepat.

Jungkook berbalik menoleh pada  keduanya; Taehyung dan juga Aira yang masih setia menggamit lengan Taehyung. Tersenyum kecil menutupi rasa sedih yang menurut Jungkook sebenarnya tak harus ada.

"Jungkook pulang duluan ya, Kak?"

Aira mengangguk dengan wajah cerah, "hati-hati ya Jungkook! Besok ketemu lagi ya?!"

Mau tak mau Jungkook mengangguk, menatap Taehyung sedetik, lalu berjalan pergi. Hingga ia mendengar Taehyung berkata,

"hati-hati, Jungkookie."

Jungkook berhenti, menoleh pada Taehyung seraya tersenyum manis.

"Kak Taehyung sama Kak Aira juga ya? Hati-hati di jalan. Jangan ngebut! Dadaaah."

Jungkook berlari kecil setelahnya, Taehyung tersenyum gemas menatap Jungkook yang sudah ada di dalam mobil itu melambai ke arahnya dan Aira. Taehyung melirik Aira sebentar, gadis itu ikut melambai pada Jungkook.

Tangan Taehyung terulur mengacak rambut Aira, dihadiahi kerutan dibibir Aira dan cubitan di perut Taehyung. Taehyung terkekeh.

"udah yuk, balik."

- tbc

Strawberries & CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang