[21] . A L o c k s c r e e n

7K 842 52
                                    

Jungkook tersenyum ketika Mama Taehyung dan Aira yang juga merupakan Tante dari Lisa mengusap lembut rambutnya, senyum yang dimiliki Mama seperti milik Bunda; hangat dan keibuan. Kalau dilihat-lihat, Mama menurunkan hampir seluruh bentuk wajahnya pada anak lelakinya, Taehyung. Keduanya mirip, hanya berbeda pada rahang dan juga mata Taehyung.

Keduanya berbeda, tapi sama-sama indah.

"yaudah, nanti minta tolong ya temenin Jungkook. Mama mau nyusulin Papa ke kantor terus langsung ke rumah Nenek. Kalian baik-baik dirumah ya?" ucap Beliau kepada anak-anaknya. Kemudian matanya melirik Taehyung yang tampak tersenyum tipis dari tadi.

"Abang nanti jangan gangguin adek sama jangan gangguin Jungkook. Awas aja."

Taehyung mengernyit kesal, "yang ada Aira sama Lisa yang gangguin Taehyung sama Jungkook, Ma."

"dih, nggak ya. Abang nggak seru, males mau gangguin." ucap Lisa, kemudian menjulurkan lidah bermaksud mengejek sepupu tampannya itu.

Jungkook yang melihatnya terkekeh, lucu sekali kakak beradik ini. Saling mengejek, namun saling melindungi. Seandainya Jungkook punya satu, mungkin dia akan sangat menyayangi saudara sekandungnya itu.

Waktu berlalu hingga Mama berangkat, dan Jungkook disini. Menatap kamar yang akan ditempatinya selama beberapa hari dengan mata berbinar. Kamarnya sangat bagus, dan tampak telah disiapkan dari beberapa waktu yang cukup lama.

"Jungkook sini!!" Aira mengajak Jungkook untuk duduk di ranjang empuk. Disana sudah ada Lisa yang berbaring dengan ponsel ditangannya. Gadis itu suka sekali bermain games, Jungkook tidak heran Lisa akan uring-uringan jika lupa membawa ponsel.

Aira memeluk Jungkook tiba-tiba, saking gemasnya mungkin. Melepaskannya saat melihat Taehyung masuk dengan pakaian santai, versi Taehyung yang lain dapat Jungkook liat hari ini.

Kaos lengan pendek polos warna hitam dengan celana pendek sedengkul yang benar-benar terlihat sempurna dikenakan Taehyung.

"kalian mending keluar deh, Jungkook mau istirahat." Taehyung berujar, ditujukan untuk kedua adiknya yang kini menatap nyalang pada Kakak tampan mereka itu.

Melihat ketiganya tampak melemparkan tatapan sengit, Jungkook melerai.

"eh, nggak apa-apa kok, Kak. Jungkook nggak capek, nggak lagi pengen istirahat juga. Mau ngobrol sama kalian aja disini."

"dengerin tuh Bang." Lisa tersenyum penuh kemenangan, lalu menarik Jungkook untuk rebahan disebelahnya. Taehyung menahannya, tidak membiarkan Jungkook merebahkan diri di sebelah Lisa "Lisa, lo cewek."

"lah, iya ya? Ya lagian kenapa sih, orang sama Jungkook doang ini. Gue aja rebahan dikamar Jungkook sama Jungkook juga, Bundanya nggak protes. Kok abang yang bukan siapa-siapa Jungkook protes, idiiiih." Lisa mengejek Taehyung, hal itu ditertawakan oleh Aira dan Jungkook yang membuat Taehyung kesal dan membuang wajahnya. Malas meladeni kedua adiknya yang menyebalkan.

Tawa Aira dan Lisa makin kencang ketika melihat Taehyung keluar dari kamar Jungkook seraya membanting pintu dengan keras. Mudah sekali menggoda Kakak kesayangan mereka itu; cukup kaitkan sesuatu dengan Jungkook maka Abangnya akan sensitif.

---

Kata per kata yang terdapat pada buku berjudul "Give and Take" milik Adam Grant yang terbit pada tahun 2013 itu berisi insight pendekatan revolusioner dalam memperoleh kesuksesan dengan membantu orang lain. Buku yang menarik membuat Taehyung tampak melupakan kekesalannya. Lembaran selanjutnya Taehyung buka, fokusnya makin menyatu hanya untuk tiap kalimat yang ia baca.

Hingga ketukan dipintu memecah fokusnya, Taehyung turun dari ranjang dan membuka pintu.

Mendapati Jungkook disana dengan pakaian yang sangat menggemaskan; sweater oversized berwarna cream dengan celana pendek sepaha berwarna hitam.

"Jungkook, ada apa?" tanya Taehyung, membuat Jungkook memberengut.

"kok ada apa? Kan aku mau liat Kak Taehyung!!" ucap Jungkook, merasa kesal dengan respon Taehyung.

Tawa renyah Taehyung terdengar, "emang dua bocil itu nggak marah kalau Jungkook deket-deket gue?"

Jungkook tersenyum lebar lalu menggeleng, "mereka lagi keluar, nganterin Lisa top up saldo buat beli apa gitu di game-nya. Jungkook nggak paham, Kak."

Taehyung tertawa lagi, terdengar seperti alunan melodi bagi Jungkook, keduanya memasuki kamar Taehyung kemudian.

Jungkook menatap seisi kamar Taehyung yang luar biasa menunjukkan sisi maskulin Taehyung. Jungkook dapat melihat poster besar seorang yang sangat cerdas dan dikenal seluruh penduduk muka bumi ini, Albert Einstein.

Dan...

Sebuah ponsel Taehyung yang menyala dengan wajah Jungkook yang seingatnya foto itu ia kirim pada Taehyung saat hendak pergi sekolah. Taehyung memintanya waktu itu, dan sekarang Taehyung menjadikannya sebagai wallpaper ponselnya. Jungkook menatap ponsel itu dengan seksama ketika sekilas ia lihat Taehyung sedang menyimpan buku tebalnya.

Jantung Jungkook berdegup dengan kencang, senyum tak mau luntur dari bibirnya, matanya memanas karena tak berkedip menatap dirinya dilayar Taehyung. Tanpa perlu berkaca, Jungkook bisa merasa kalau wajahnya sudah semerah tomat yang baru dipetik dari pohonnya.

"it's you."

Hangat peluk Taehyung Jungkook rasakan, dia menikmati pelukan itu dengan jantung berdebar. Taehyung mencium pipinya dari samping, membuat debaran itu tampaknya sudah tidak beraturan lagi, sangat berantakan.

Bunda, Jungkook rasa ia jatuh telak pada pria yang tengah memeluknya dari belakang saat ini.





-tbc

Note:

Gambar 1

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gambar 1. Foto Jungkook yang dijadikan Taehyung Wallpaper Ponselnya.


another fluff part, nggak bisa bikin yang sedih :(( but hoping you still enjoy thisss!!

love you, xx

Strawberries & CigarettesWhere stories live. Discover now