[8]. H i m

9.7K 1.1K 32
                                    

Ketika hujan begini, apa Bulan merindukan Bintang yang biasanya menemaninya?

Jungkook menatap hujan dari balik jendelanya. Kaca jendela yang lembab, tak membuat Jungkook pergi dari sana. Cuaca yang buruk tampak bertolak belakang dengan suasana hatinya yang sangat baik.

Taehyung..

Lelaki super baik yang entah kenapa mengganggu pikirannya malam ini. Bagaimana tawa Taehyung yang tiba-tiba muncul, suara beratnya yang tiba-tiba terngiang serta rasa hangat yang ia rasakan saat bersama Taehyung yang tiba-tiba menyentuh hatinya.

Aneh.

Tentang rasa itu, Jeongguk tidak kenal. Hanya saja merasa itu menyenangkan. Menambah kadar bahagianya beberapa kali lipat, serta mencerahkan harinya ketika langit mendung.

Lucu tapi asing juga.

Jungkook membalik badannya menghadap kekiri, berharap matanya terpejam karena ini sudah pukul 22.00, waktu dimana biasanya Jungkook sudah berjumpa dengan mimpi-mimpi indahnya di kebun penuh buah stroberi. Tapi, malam ini berbeda. Dia bahkan tidak merasakan kantuk sama sekali, tiap terpejam rasanya bayangan Taehyung semakin menghantuinya.

"Kak, pergi dulu dari pikiran aku ya? Aku mau bobo tau." ucapnya yang jelas tidak bisa Taehyung dengar.

Jungkook coba memejamkan mata lagi, sedetik kemudian matanya melek "Kaaak, kalau aku nggak bobo sekarang, besok aku ngantuk disekolah tau."

Ia terus-terusan mengoceh seakan Taehyung kini ada dihadapannya. Sampai akhirnya bunyi denting ponsel membuatnya berhenti, menatap ponselnya yang menunjukkan ada pesan masuk.

Tumben.

+03133456xxx
Hi!

Jungkook terkesiap, nomor tak dikenal. Ia takut, karena selama ini ia tidak pernah membagi nomor ponselnya dengan siapapun kecuali Lisa. Bahkan di sekolah dia hanya bercengkrama dengan Lisa.

Sesekali Taehyung.

Ini siapa ya?

Lupa ya sama gue?

Dapat nomor aku darimana?
Jangan chat kalau nggak penting.

Gue kan pengen kenalan sama lo. Nggak boleh?

Nggak boleh, aku kan nggak kenal kamu.

Ya makanya ayo kenalan. Biar kita tahu satu sama lain. Kalau jadi temen bagus, kalau lebih... Haha.

Ih apa sih nggak jelas! Jangan chat aku lagi!!!

Mau tetep chat ah..

Nggak boleh dibilang!! Nanti aku bilangin Bunda kalau kamu chat aku terus. Biar sama Bunda didatengin terus dimarahin.

Hahahahaha, mau dong ketemu Bunda kamu. Sekalian mau minta restu.

Kamu ini ngeselin ya. Udah ah, nomor kamu aku block!

---

Jungkook tidur tidak tenang semalam, kesal sekali jika mengingat nomor tak jelas mengiriminya pesan yang sama tak jelasnya. Jungkook tidak suka, nomor whatsapp kan sifatnya pribadi.

Kaki Jungkook memasuki gerbang sekolah dengan agak berat. Entahlah, dia badmood gara-gara kejadian itu.

"sedih banget nggak sih, Yoon? Lo baru aja memulai langkah tapi udah disuruh mundur?" Suara Hoseok terdengar nyaring dari arah parkiran yang posisinya disebelah Jungkook. Jungkook menoleh.

Dari matanya, Jungkook bisa melihat Taehyung, Jimin, Yoongi dan Hoseok tengah berada disana sambil bercengkerama. Jungkook tersenyum tipis, ia peruntukkan pada Taehyung. Tipis, tapi jelas Taehyung dapat melihatnya.

Jungkook kemudian melenggang pergi dengan semu di pipinya.

Tanpa ba bi bu, Taehyung berlari, mengejar Jungkook dan menyamai langkah pria manis itu.

"Kak Taehyung?" Jungkook menyadari sekaligus terdengar menyapa.

Taehyung terkekeh, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia salah tingkah, "ah, iya Jungkook."

Kedua alis Jungkook tertaut, menatap Taehyung sambil terkekeh geli. "Kak Taehyung ngapain?"

Kesadaran seakan meninju kepala Taehyung. Ok! Dia malu sekarang. Lantas harus bagaimana? Otak dan hati Taehyung tidak sejalan, dia main ambil langkah saja. Tidak tahu mau lakukan apa setelahnya.

"ah iya.."

Hening.

Taehyung tertawa kecil, lalu membuka ranselnya dan mengeluarkan dua kotak susu strawberry. Memberikannya pada Jungkook yang total bingung.

"buat Jungkookie, satu diminum pagi sama satu diminum pas makan siang. Ok?"

"kak?" Jungkook bingung tentu dengan semu merah muda yang ingin Taehyung lihat selamanya, seumur hidupnya.

Tangan Taehyung terangkat untuk mengacak rambut lembut yang mungkin akan Taehyung sukai mulai saat ini. Turun menyentuh pipi Jungkook dan mencubit kecil pipinya. "gemes. Bilang apa kalau dikasih susu strawberry?"

Jungkook menggigiti bibir dalamnya, jantungnya berdegup kencang. Luar biasa kencang. Dengan lirih, Jungkook menjawab "makasih Kak Taehyung, makasih banyak."

"lo gemes banget, tetep kayak gini selamanya ya?"

"uh?" Jungkook mendongak, menatap Taehyung bingung.

"tetep gemes selamanya, bisa kan?"

Jungkook tertawa, moodnya benar-benar membaik. Kemudian menampilkan raut tengah berfikir, menimang-nimang permintaan Taehyung.

"bisa, tapi emangnya Kak Taehyung bisa kasih Jungkook susu strawberry setiap hari?"

Senyum Taehyung yang lebar terbit, membuat Jungkook mau tak mau ikut senyum. Senyum Taehyung bagaikan sinar matahari di pagi hari, indah dan hangat.

Jungkook... suka.

Ia menyukai senyum itu. Senyum Taehyung.

Taehyung menjulurkan tangannya, Jungkook menatap dengan bertanya-tanya. Taehyung lagi-lagi tersenyum.

"ayo, kita bikin kesepakatan. Gue kasih lo susu seumur hidup, dan lo tetep gemes gini seumur hidup. Sepakat?"

Jungkook tidak habis pikir, Taehyung menyenangkan dan atraktif. Sangat atraktif.

Jabatan tangan Taehyung dibalas, keduanya tersenyum lebar.

"sepakat."

-tbc

Sorry for slow update, semoga kedepannya nggak slow update lagi ya. I do really love my readers, jaga kesehatan ya kalian. 💜💜💜

Strawberries & CigarettesWhere stories live. Discover now