🌜epilog🌛

144 14 1
                                    

"Kita itu seperti matematika. Kalau 1+1 pasti hasil nya 2, dan tak bisa di ganggu gugat."

🌝🌚🌝🌚🌝🌚

"Saya nikahkan dan kawinkan saudara Nikola Deren Mikael bin Aldiky Mikael dengan saudari Afira Anandara Garenz binti Adnan Garenz dengan mas kawin seperangkat alat solat dan uang tunai seratus juta rupiah dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Afira Anandara Garenz binti Adnan Garenz dengan mas kawin seperangkat alat solat dan uang seratus juta rupiah dibayar tunai." Suara tegas dan lantang Deren membuat para tamu merinding.

"Bagaimana para saksi? Sah?!"

"SAH!" teriakan itu memenuhi gedung pernikahan Deren dan Fira.

"Alhamdulillah."

Akhirnya kedua insan tersebut menjadi pasangan suami istri yang sah.

Fira meraih tangan Deren. Dia mencium tangannya dengan perasaan lega. Setelah itu lanjut Deren dengan mencium kening Fira lembut.

🌝🌚🌝🌚🌝🌚

Seseorang sedang duduk di balkon, matanya terus saja fokus dengan keindahan langit malam. Hawa dingin yang menusuk kulitnya bahkan ia abaikan. Sampai-sampai sepasang tangan melingkari perut ratanya, membuat sang empu terkejut. Namun setelah tau siapa pelakunya, dia malah tersenyum cerah.

"Ngapain malem-malem di luar, hemm?" tanyanya, tangannya beralih ke pundak istrinya yang dengan sigap bergerak membungkus istrinya dengan selimut yang ia bawa. "Nggak pakai jaket atau selimut lagi." lanjutnya, sedangkan yang ditanya malah menyenderkan kepalanya di dada bidang suaminya.

"Lupa, lagian aku juga males bolak-baliknya," ucapnya sambil mengalihkan pandangannya ke arah suaminya.

"Dasar." Fira mendegus kesal saat suaminya malah menarik hidungnya.

"Ish, sakit tau." langsung saja dia menepis tangan Deren dengan kasar. Mulutnya mengerucut dengan mata yang melotot. Niatnya agar terlihat seram, namun di mata Deren malah menggemaskan.

"Ngapain tuh mulut dimaju-majuin? Mau aku cium?"

"Ish! Kamu mah." Deren hanya terkekeh saat Fira memukul-mukulnya.

"Mulai berani yah sekarang?" wajah Deren berubah menjadi datar, tangannya langsung menarik Fira kedalam pelukannya. Sedangkan Fira malah memberontak dan mencubit perut suaminya itu.

"Awss! Sakit sayang," keluh Deren, sedangkan Fira sudah tertawa kemenangan membuat pelukan mereka terlepas. Dasar istri laknat emang.

Fira sudah berhenti tertawa saat melihat wajah Deren yang bertambah datar. "Mas jangan gitu ihh! Jelek tau nggak," ucap Fira.

Deren tak mengindahi ucapan Fira, tubuhnya malah mengikis jarak ke-duanya. Tangan Deren langsung membawa Fira kepelukannya lagi. Wajah Deren semakin maju membuat Fira tiba-tiba terdiam. Hembusan nafas ke-dua nya bahkan bisa mereka rasakan.

Cup

Benda kenyal mendarat tepat di bibir Fira. Hanya kecupan singkat, namun membuat jantung Fira seperti berlari maraton. Bahkan matanya sudah melotot tidak terima.

"Ish, kamu mah. Awas aku mau tidur." Fira mencoba melepas pelukannya namun nihil.

Bukannya melepas pelukannya, Deren malah mempererat. Wajahnya kembali mendekat, Fira yang entah sadar atau tidak langsung menutup matanya. Senyum manis terbit di bibir Deren.

Cup

Kali ini bukan hanya kecupan namun benar-benar ciuman. Tangan kanan Deren menekan tengkuk Fira, dan yang satunya masih bertengger manis di pinggang Fira. Fira yang mulai terbuai tanpa sadar tangannya melingkar di leher Deren, Deren yang mengetahui itu pun tersenyum senang di tengah-tengah ciumannya. Dirasa istrinya itu sudah mulai kehabisan nafas, Deren langsung melepas ciuman mereka. Dilihatnya pipi Fira yang sudah memerah.

Deren tersenyum jail dan, Cup lagi dan lagi sebuah kecupan di dapat nya.

Kali ini muka Fira merah bukan karena malu, namun karena marah. "Mas ... awas yah kamu!" pekik Fira. Sedangkan Deren sudah lebih dulu kabur.

"Tuhan kini aku percaya bahwa kebahagiaan itu ada. Terimakasih karena pertemuaan tak tersengaja malah membuat hari ku tambah berwarna, terimakasih juga untuk rintangan yang engkau kasih. Karena itu aku jadi paham apa artinya kesetiaan, kepercayaan, dan juga keikhlasan."

"Terimakasih engkau yang sudah mempertemukanku dengan dia. Aku bahagia. Aku bersyukur bisa bersamanya. Dan aku percaya bahwa semua takdir tidak akan buruk."

"I Love You my husban."

Fira langsung berlari untuk menyusul suaminya itu. Dia lihat Deren yang malah sudah tertidur di kasur. Senyumnya mengembang, dan memilih untuk ikut tidur di sampingnya. Ini lah definisi bahagia menurut Fira.



—Fira bawain epilog nih, yuk buruan baca!—

24 April 2021

Salam sayang dari Fira dan Deren❤

POKOKNYA JANGAN LUPA VOTE, COMEN, AND SHARE KE TEMEN, KELUARGA, ATAU LAINNYA YAH. YANG UDAH BACA SAMPAI SINI KALIAN THE BEST❤

My Moon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang