part 45🌜UN menunggu🌛

47 12 1
                                    

"Ayo semangat! Raih impianmu, jangan malas!"

🌝🌚🌝🌚🌝🌚

Pagi ini suasana begitu cerah, namun berbanding terbalik dengan yang Fira rasakan saat ini.

"Woy, Ra! Ngelamunin apaan sih lo?!" pekik Maula.

Mata Fira mengerjap, tangannya bergerak mengusap-usah kedua kupingnya. Sungguh dirinya bisa tuli lama-lama kalau seperti ini.

"Nggak usah teriak juga kali," ketus Fira.

"Yee, elonya aja yang dari tadi nggak nyaut-nyaut," balas Maula sewot. Fira hanya memutar bola matanya malas, dia sedang tak ingin meladeni ocehan Maula sekarang.

"Btw si Keren sama Tasya mana?" Maula hanya menggidikkan bahunya acuh.

Yap! Masalah waktu itu, Fira dan Tasya sudah baikkan. Mereka berdua sama-sama merasa bersalah. Tak hanya Tasya yang meminta maaf kepada Fira, bahkan Maula dan Keren pun melakukan hal yang sama.

Karena menurut mereka, mereka juga sama-sama salah. Karena sudah menutupi berita itu dari Fira.

"Huft! Capek banget gila. Ngantri di stan batagor doang kayak mau ngantri dapet uang," keluh Tasya tiba-tiba. Bahkan sekarang nasib batagor yang dibelinya malah ia banting.

"Kan gue bilang apa, mending beli bakso aja. Udah di stannya sepi, bikin kenyang lagi. Nggak kayak batagor," cibir Keren. Dirinya bingung dengan sahabatnya yang satu ini. Padahal tadi sudah dia tawarkan ke stan yang sepi, tapi Tasya malah kekeuh ke stan batagor. Ya beginilah nasibnya.

"Nggak usah ngoceh mulu, makan tuh batagor. Nggak lo makan, biar gue yang makan," ancam Fira. Dengan segera Tasya meraih batagor yang ia banting tadi.

"Idih, gue beli ni batagor aja penuh perjuangan, masa iya mau lo makan gitu aja," ucap Tasya sewot.

"Iya deh iya yang penuh perjuangan," ucap Fira sembari memutar bola matanya malas.

"Eh, btw kita satu bulan lagi bakal ujian yah. Sumpah nggak nyangka banget gue, kelas dua belas cepet banget," celetuk Maula tiba-tiba.

"Heem, masih inget banget gue waktu kejadian dihukum itu." Keren otomatis menonyor kepala Fira.

"Yang diinget malah sifat buruk lo. Yang diinget itu harusnya kayak menang lomba lah, ini lah, itu lah. Lah elo malah apaan," ucap Keren sembari menggelengkan kepalanya.

"Ck, serah gue dong, kok situ yang sewot," balas Fira.

"Udah. Ngeladenin Fira malah nggak bakal ada habisnya," lerai Tasya. Bahkan sesekali dirinya menyuapkan potongan batagor ke dalam mulutnya sendiri.

"Tumben lo diem?" Keren langsung mengalihkan topik pembicaraan, jujur. Dirinyapun malas untuk berdebat.

Maula yang merasa bahwa pertanyaan itu untuknyapun menggeleng lesu. "Mood gue ancur, ihh! Kesel ... kesel ... kesel!" pekik Maula tiba-tiba.

"Kenapa? Nggak dapet barang yang lo incer? Atau berantem sama Kak Tilo?" tanya Fira heran.

Ouh iya, ngomong-ngomong soal Tilo. Sebenarnya Maula dan Tilo sudah menjalin hubungan, mereka berpacaran sekitar 2 bulan yang lalu.

"Nggak, gue nggak berantem sama bebep Tilo. T-tapi barang gue—" rengek Maula lagi sembari menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangannya.

"Barang lo kenapa?" kini giliran Tasya yang bertanya.

My Moon [Completed]Where stories live. Discover now