part 43🌜keberangkatan🌛

62 10 9
                                    

"Dalam suatu hubungan, kepercayaan adalah kunci yang paling penting."

🌝🌚🌝🌚🌝🌚

Fira sedari tadi malam tetap saja berada di dalam kamarnya. Dirinya masih sangat kecewa dengan Deren yang tidak berkata apa-apa.

"Ra, keluar yuk, makan dulu. Ntar lo sakit lagi." hening. Tidak ada jawaban dari dalam.

Fira masih saja bergeming di atas kasurnya. Dirinya sesegukkan bahkan mata dan hidungnya sudah sangat merah karena menangis dari semalam.

"Ra, gue tau lo kecewa sama Deren, lo marah sama Deren. Tapi lo nggak boleh nyakitin diri lo sendiri gara-gara nggak makan Ra!"

"Ra buka pintunya atau gue dobrak!"

"Gue hitung sampai tiga, kalau lo tetep nggak buka nih pintu. Gue dobrak beneran!"

"Satu—"

"Dua—"

"Ti—"

Ceklek!

Pintu terbuka menampilkan Fira yang sangat kacau. Matanya yang menghitam, rambut berantakan, dan pipi serta hidungnya yang memerah.

Riko langsung saja memeluk tubuh ringkih Fira, "Dek, lo kenapa jadi gini. Gue tau lo kecewa sama Deren tapi nggak harus nyiksa diri lo sendiri dek."

"Hiks ... hiks ... Fira benci dia bang, kenapa dia nggak jujur sama Fira."

Riko membiarkan Fira menangis lagi di pelukannya, dia juga tak tega dengan keadaan adeknya sekarang.

Fira melepas pelukannya, dia menatap Riko dalam. "Bang," panggilnya.

Tangan Riko mengangkup pipi Fira, "Hey, Adek Abang yang cantik ini nggak boleh sedih. Deren pergi nggak buat ninggalin kamu selamanya, dia pergi buat ngelanjutin pendidikannya dek. Sekarang kamu mandi terus makan, nanti sore Deren berangkat. Kamu harus antar dia, beri kesan yang indah untuk perpisahan sementara kalian."

Fira melamun memikirkan ucapan Riko, benar! Dia tidak boleh sedih, ini bukan akhir tapi ini awal perjuangan kisah cintanya.

"Yaudah sana kamu mandi, Abang tunggu di bawah sama Mamah, Papah."

🌝🌚🌝🌚🌝🌚

Suara langkah kaki mengalihkan semua orang yang ada di meja makan. Terlihat Fira yang memakai pakaian cassual sedang berjalan ke arah mereka.

"Princess Papah sini." Fira berjalan mendekati Adnan yang menyuruh dirinya untuk duduk di hadapannya.

"Kenapa Pah?" tanya Fira lesu saat sudah duduk di bangkunya.

"Papah cuman mau bilang, suatu hubungan yang paling penting adalah kepercayaan. Mau jarak kalian sejauh apapun, kepercayaan harus nomer satu. Boleh kamu curiga, tapi jangan berlebihan. Not overthinking."

"Dan Papah percaya, anak Papah yang satu ini udah bisa bersikap dewasa."

Fira tersenyum tipis, "Fira bakal coba buat ngejalanin ini Pah," jawabnya.

My Moon [Completed]Место, где живут истории. Откройте их для себя