part 22🌜what serumah!🌛

134 23 1
                                    

"Tetap lah melangkah walau rintangan menghadang"

                   🌝🌚🌝🌚🌝🌚

Gemercik air terdengar di ruangan bernuansa biru putih ini. Aroma vanila menyeruk masuk ke indra penciuman. Tepat seorang gadis itu keluar dari kamar mandi dia di kejutkan oleh kehadiran sang Kakak.

"Ish ... Abang ngagetin Fira aja. Kalau Fira mati karena kaget gimana? 'Kan nggak lucu." Fira refleks memegang dadanya karena keterkejutannya. Sedangkan yang di omeli tetap melanjutkan bermain game di ponselnya, seakan-akan dirinya tuli. Karena malas mendengar ocehan adeknya.

"Lah? Malah di cuekin. Lo mau ngapain sih ke sini Bang? Terus tumben pagi-pagi gini udah rapi, biasanya juga kalau libur jam segini lo belom bangun Bang," lanjut Fira, kemudian diri nya langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Gue mau nginep di rumah temen. Tapi lo nggak usah khawatir." Riko yang mendengar pertanyaan Fira akhirnya langsung mematikan ponselnya.

Fira yang mendengar itu langsung memelototkan matanya, "Lah? Lo mau biarin gue di rumah sendiri Bang? Papah sama Mamah 'kan keluar kota. Ishh ... lo mah gitu, nggak sayang Adeknya. Sana lo pergi dari kamar gue," ucap Fira. Kemudian dirinya langsung mendorong tubuh sang kakak untuk keluar dari kamarnya.

"Tapi ntar lo ada temennya kok Dek, gue jamin dah," teriak Riko saat Fira menutup pintu kamarnya. Fira yang mendengar ucapan Kakaknya hanya acuh.

Karena kesal dengan dang kakak akhirnya Fira lebih memilih memainkan handphonenya. Saat sedang asyik-asyiknya bermain handphone, tiba-tiba perut Fira meronta untuk di isi. Dan terpaksa dia kebawah untuk mencari cemilan yang bisa dia makan. Tapi saat Fira mencari cemilan suara bell membuat perhatiannya teralihkan.

"Ish ... siapa juga yang nggangu sih! Abang juga mana nih ... masa iya beneran ninggalin gue." saat sedang asyik-asyiknya mengomel suara bell lagi-lagi terdengar. Akhirnya dengan terpaksa Fira membukakan pintu untuk tamu yang menggangu acara mencari camilannya.

"Iya bentar ish ... kagak sabaran amat sih," omel Fira, saat sudah membuka pintu Fira merasa bingung karena teman Abangnya yang datang, sedangkan tadi Abangnya bilang kalau dirinya akan menginap di rumah temen.

"Lah? Mau apa ke sini Kak? Nyari Bang Riko? Bang Rikonya nggak ada, udah pergi duluan katanya juga mau nginep di rumah temen. Tapi lo kok bawa tas Kak? Mau ikut nginep sama Abang juga? Tapi Abang udah pergi duluan," ucap Fira panjang lebar, tapi lawan bicara nya hanya memutar bola matanya malas.

"Gue nginep di sini," jawabnya dengan nada dingin dan tangan yang menyilang di depan dada.

"Hah?? Lo ngomong apaan dah Kak?" otak Fira ngeblank, menyadari bahwa mereka masih di depan pintu, akhirnya dia mempersilahkan Kakak kelasnya masuk kedalam rumah. "Duduk dulu deh, ntar Fira telpon Bang Riko buat pulang dulu." saat hendak ke kamarnya untuk mengambil ponsel, tangannya malah ditahan oleh Kakak kelasnya.

"Ishh ... kenapa lagi Kak Deren?!" Fira yang sudah greget akhirnya menoleh.

"Gue nginep di sini, tanpa abang lo," jawab Deren yang masih dengan muka datarnya.

"Hah?? Nggak salah denger Fira, di sini 'kan cuman ada Fira, satpam sama pembantu Fira 'kan libur ntar kalau lo macem-macem gimana? Terus apa kata tetangga? Hah?!" oceh Fira.

"Gue nggak bakal macem-macem. Cuman tiga hari," ucap Deren dengan nada yang membuat Fira yakin. Kalau nggak karena challenge juga gue nggak mau nginep di rumah cewek apalagi cuman berdua. 'Kan takut khilaf.

"Ya udah lo tidur aja di kamar Bang Riko Kak. Nggak dikunci kok. Tapi inget jangan macem-macem loh," jawab Fira kemudia melenggang ke kamarnya. Persetan dengan rasa laparnya dia tidak peduli, yang ada di pikirannya sekarang gimana kalau tetangga ngomong macem-macem. Kan berabeh. Sedangkan Deren menyusul Fira untuk menata pakaiannya di kamar Riko yang akan dia tempati.

                   🌝🌚🌝🌚🌝🌚

Fira membuka matanya dengan perlahan. Tak disangka hari sudah malam. Seingatnya setelah dia mengizinkan Kakak kelasnya itu untuk menginap, ia langsung pergi ke kamarnya dan langsung melanjutkan membaca novel yang belum selesai ia baca. Saat masih asyik dengan pikirannya Fira mendengar suara berisik dari arah dapur.

"Loh, kak Deren lagi ngapain?" suara Fira membuat dirinya menoleh.

"Masak," jawab Deren seadanya.

"Ish ... lo kan bisa bilang gue Kak," ucap Fira merasa tak enak. Pasalnya disinih dia tuan rumahnya tapi malah Deren yang membuat masakan untuk makan malam. Serasa jadi tamu di rumah sendiri dah gue. Batin Fira meringis tidak enak.

"Makan." mendengar ucapan Deren Fira akhirnya menyeret salah satu kursi untuk dia duduki. Sedangkan Deren sudah memakan masakannya sendiri.

"Maaf yah kak ngerepotin," ucap Fira tak enak. Deren yang mendengar itu hanya mengganggukan kepalanya, kemudian kembali melanjutkan makannya. Fira yang melihat itu pun akhirnya ikut memakan masakan yang dibuat Deren. Enak, gue kira cowok nggak ada yang bisa masak. Batin Fira saat mencoba masakan Deren.

                   🌝🌚🌝🌚🌝🌚

Kini Fira dan Deren sedang berada di ruang tengah. Hanya untuk mengistirahatkan badan mereka setelah makan malam. Fira yang sedang asyik menonton acara kesukaannya di televisi dan Deren yang sedang asyik di dunia gamenya. Canggung, tidak ada obrolan diantara keduanya. Itu lah yang di rasakan keduanya pasalnya di rumah hanya ada mereka berdua.

Jam sudah menunjukan pukul 21:00, dan mata Fira sudah setengah tertutup. "Kak, gue ke kamar dulu yah," ucap Fira dengan mata yang sedikit terpejam. Deren hanya menanggapinya dengan deheman tanpa mengalihkan pandangannya.

Saat Fira sedang menaiki tangga, tiba-tiba dirinya hampir terjatuh karena kakinya tersandung dan mata nya yang sudah mengantuk. Fira menutup matanya karena takut dan berteriak histeris.

"AKHH!!"

Sadar dirinya tidak merasakan sakit sedikit pun, akhirnya Fira membuka matanya ternyata ada sepasang tangan yang menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Saat mendongak Fira di kejutkan dengan wajah Deren yang berjarak 5 cm darinya. Hembusan napas Deren terasa sekali di wajah Fira. Saat mata nya tak sengaja bertemu dengan bola mata milik Deren mereka sama-sama terpaku dan enggan untuk mengalihkan pandangannya, sekitar 5 menit mereka sama-sama terpaku akhirnya Fira sadar dan langsung menjauhkan tubuhnya.

"M-makasih Kak," ucap Fira terbata kemudian langsung lari meninggalkan Deren dengan rona merah yang ada di pipinya. Dan tanpa sadar, Deren menyunggingkan senyumnya tipis.

Sial! Nih jantung kenapa nggak bisa diem coba. Batin Deren. Kemudian dia langsung teringat akan kejadian tadi yang membuatnya tanpa sadar melengkungkan bibirnya.








Next nggak nih??

❤7 Juli 2020❤

  

My Moon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang