6. Sasa Pacaran? Dia, Gita Thalita

130 17 1
                                    

Mohon maaf diulang. Kemaren part 5nya kelewat, jadi part 6 dihapus dulu.

Sebelum baca vote dulu ceritanya yaw, gak sampe ngabisin kuota 10gb kok wk.

Happy reading!

Aksa turun dari motornya lalu berjalan ke arah Wamaus dengan santai. Aroma maskulin khas Aksa menyembur ke tempat-tempat yang ia lewati. Ia menaruh tasnya di atas meja lalu berjabat tangan ke semua anggota yang ada di sana.

"Weh si bos tumben udah dateng jam segini," ujar Rafael yang tengah menyantap makanannya.

"Ho'oh, biasanya juga pas udah bel beberapa menit baru datang," timpal Nizar.

Aksa memutar kedua bola matanya malas. "Gue datang pagi salah, gue datang siang salah. Mau lu pada apa sih?"

"Hehe damai Sa, damai. Jangan marah-marah ah, masih pagi, gak baik," ujar Nizar cengengesan.

"Yang lain pada belum datang?" tanya Aksa melirik sekitar.

"Masih di jalan," jawab Zaidan yang fokus pada buku.

"YO YO YO WASSAP MAMANG EAKK."

Aksa, Rafa dan Nizar yang terkejut langsung menoleh ke sumber suara. Berbeda dengan Zaidan yang acuh dengan suara tersebut. Sudah mereka duga, tak lain dan tak bukan suara yang menggema itu suara si Titus.

"Heh Tikus! Lo kalau mau teriak jangan kenceng-kenceng napa, budek gue denger suara lo!" sentak Nizar mengusap telinganya.

"Emang ada teriak suaranya gak kenceng?" Titus berjalan menghampiri teman-temannya lalu ber-high five.

"Adalah, elunya aja yang gak tau," celetuk Nizar pada Titus.

"Masa iya? Gimana caranya?" tanya Titus duduk di depan Nizar, menatap Nizar serius.

"Teriak dalam hati." Nizar tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Titus. Titus membuang nafasnya kasar lalu menjitak kepala Nizar keras. Kayak definisi lu serius tapi malah dibuat bercanda sama dia! Sakit bro.

"Anjing petet, gue udah serius malah dibecandain. Gak ada akhlak, goblok."

Suara derungan motor menggelegar di parkiran Wamaus. Semua mata menoleh ke arah motor tersebut. Alendra dan putra mematikan motor mereka lalu membuka helmnya. Cowok itu berjalan ke tempat duduk yang kosong di sisi Titus. Bersalaman dengan semua penghuni Wamaus.

"Wah akang bos, tumben udah datang sebelum gue. Ada angin apa nih?" kata Alendra pada Aksa.

"Bangsat. Tadi si Rafa sama si Nizar, sekarang elu. Besok-besok gak akan lagi gue datang sebelum bel," cerca Aksa lalu pergi duduk di samping Zaidan. Karna hanya Zaidan yang tidak akan meniru mereka semua.

"Najis baperan," ujar Putra.

"Mang bikin marimas satu." Alendra berseru memesan es kepada mang Uus.

"Siap jang," ujar mang Uus dari dalam warung.

"Masih pagi Al, lo mau batuk?" tanya Zaidan menutup bukunya.

"Gak akan, gue udah biasa minum air dingin," balas Alendra acuh.

Kring.. Kring.. Kring..

Satu persatu murid yang berada di Wamaus pergi menuju kelasnya masing-masing. Begitupun dengan Aksa cs. Tempat tongkrong anak Street Angels yang berada di samping sekolah. Di sana hanya ada beberapa kursi, tiga kursi panjang, 2 meja untuk menaruh makanan dan ditutup plafon agar tidak kepanasan. Meskipun tidak terlalu bagus, tetapi akan terasa nyaman jika berada di sana.

AleksaWhere stories live. Discover now