29. Star and The Winner

22 3 4
                                    

selamat malam minggu wee~ sebelum baca, pastikan dulu musik kelen muterin lagu 🎧Rewrite The Star — James Arthur, Anne Marie-!!

Happy Reading

Setelah puas berjalan keliling sekitar gedung, Aleta dan Aksa memutuskan untuk kembali ke area perlombaan.

Perut mereka udah pasti kenyang, karena setiap ada makanan yang terlihat enak, pasti kedua manusia itu akan mencicipinya.

"Udah puas jalan-jalannya? Ayo, ganti baju sekarang aja," titah Pak Adnan. 

Mereka menuruti perintah Pak Adnan, keduanya masuk ke dalam kamar mandi berbeda yang tersedia.

Masih ada 1 jam untuk mereka bersiap. Setelah selesai ganti baju, Aleta memulai dengan make up dan hair style terlebih dahulu. 

Aleta mengeluarkan semua aksesoris yang akan dipakainya. Seperti jepit rambut pita yang panjang juga bunga-bunga kecil untuk hiasan rambut.

"Mau model apa, Dek?" tanya Hairstylist yang membantu Aleta.

"Model half ponytail, ya, Mbak. Tapi nanti bawahnya mau di keriting gantung, juga nanti si poni tolong sisain sedikit yang panjang di pinggirnya, ya," jelas Aleta secara merinci.

Hairstylist-nya tersenyum senang, ia suka mendengar request dari Aleta. Karena biasanya para customer hanya bilang, 'terserah' atau 'gimana bagusnya'.

Saat sedang menata rambut, ada seseorang yang datang lagi dari arah pintu. Itu Aksa, datang bersama seorang perias wajah. 

"Mohon maaf, saya agak telat," ujarnya seraya mengeluarkan perlengkapan make up di samping Aleta.

"Saya mau make up yang Korean look, ya, Mbak. Tapi di bagian bibir jangan terlalu menor. Bisa, kan?" pinta Aleta saat si perias mulai memegang wajahnya.

"Bisa banget, sayang!"

Selagi menunggu Aleta siap, Aksa goleran di kursi yang tersedia. Memainkan ponselnya sesekali melihat Aleta sedang dipoles dengan macam-macam alat yang tidak dimengerti Aksa.

"Gimana? Puas sama hasilnya atau ada yang kurang?"

Aleta melihat rambutnya dari pantulan kaca. Tersenyum lebar saat rambutnya sesuai dengan request yang dia mau. 

"Bagus banget, Mbak. Gak ada yang kurang, semuanya pas! Makasih banyak, ya, Mbak." Aleta melirik sekilas sambil tersenyum ke arah belakang.

"Syukur kalau kamu puas sama hasilnya. Gak perlu bilang makasih, kan itu udah tugas saya."

Hairstylist itu beralih tempat ke tempat Aksa. Ia mulai mengambil sisir juga hair spray guna merapikan rambut Aksa.

"Rambut kamu udah cocok sama bajunya, paling ini tinggal dirapikan aja," jelasnya pada Aksa. Aksa mengangguk tanpa bantah sedikitpun.

kurang lebih 40 menit mereka bersiap, kini keduanya telah selesai dengan urusan kostum, rambut juga make up. Aksa dan Aleta berdiri sampingan depan kaca, menelisik bila ada yang kurang pas.

"Menurut gue, ini udah bagus sih," ucap Aksa.

Aleta ngangguk menyetujui, "Tuh kan, udah cocok banget!"

Sebelah alis Aksa naik, menatap Aleta dengan pandangan yang sulit diartikan, "Apanya anjir?"

"Bajunya, kan?" Aleta menjawab pertanyaan Aksa sambil melihat mata Aksa polos.

Mendengar itu, Aksa jadi gelagapan sendiri. Bola matanya melirik ke segala arah, menolak pandangan dengan Aleta.

Aksa gak lagi jawab perkataan Aleta, ia sibuk melihat peserta lain yang sedang bernyanyi. Aleta juga gak peduliin itu. Menurutnya, Aksa sangat aneh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AleksaWhere stories live. Discover now