01. Pagi Tidak Biasa

794 42 5
                                    

Tandain kalo ada typo💛

Happy reading!

Pukul 06.30

"LETA CEPETAN UDAH SIANG!!!"

Suara teriakan itu menggema dari ruang makan hingga terdengar keseluruh penjuru ruangan. Begitu kesal karena menunggu sang adik yang belum turun sedari tadi.

"Iya elah. Baru jam segini udah teriak teriak lu bang," ujarnya dengan santai. "Lagian, biasanya juga jam tujuh baru berangkat."

"Heh! Gue gak mau ya hari ini terlambat gegara lu, gue sekarang ada ulangan bahasa. Sesekali lah gue gak dihukum karna telat," sahutnya sambil menggunakan sepatu dengan terburu-buru.

Alendra Zean Wiranata. Lelaki yang berparas tampan itu sudah menahan kesal dari tadi. Pasalnya, adik kesayangannya itu malah leha leha dengan satu gelas susu ditangannya. Bukannya buru buru malah asik sarapan gitu aja, cih!

Aleta Zafira Wiranata. Adik sekaligus musuh bebuyutan Ale yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing menghadapi perilaku kedua anaknya tersebut.

"Ini ada apa sih pagi pagi udah ribut," tanya Hana-Bundanya dengan lembut.

"Tau nih bun, bang Ale udah teriak teriak aja. Baru juga jam setengah tujuh udah nyuruh Leta berangkat," kata Aleta mengadu.

"Ale tumben jam segini udah mau berangkat, biasanya kan jam tujuh berangkatnya. Gak kepagian?" tanya Hana dengan membawa roti selai kacang untuk sarapan Ale.

"Hari ini Ale ada ulangan bunda. Masa iya Ale telat. Ale cape bun dihukum mulu," Ale mengambil roti lalu memakannya dengan lahap.

Pagi yang selalu dilewati dengan keributan seperti ini sudah menjadi hal biasa bagi keluarga Wiranata. Tak masalah dengan suara-suara yang sedikit mengganggu telinga si pendengar, karena itulah yang membuat mereka sekeluarga bahagia bahkan terkadang tertawa puas karna ulah keduanya.

"Yaudah kalian sekarang berangkat. Leta, kamu harus ngertiin abang kamu itu. Jarang-jarang loh dia gak mau dihukum," lerai Rama--ayahnya.

"Iya, yah. Ini Leta mau berangkat kok." kata Aleta mengalah. Yasudah lah, toh cuma sehari doang berangkat pagi, besok besok kan gak akan lagi.

"Ayah, bunda, Ale sama Leta berangkat ya." Ale dan Aleta meraih tangan kanan Hana dan Rama lalu menyalimi. Tak lupa mencium pipi keduanya.

"Iya, hati hati sayang. Jangan ngebut bawa motornya."

*****

Aleta turun dengan malas. Abangnya ini selalu saja membuat mood nya tidak enak. Apa ia harus menjadi psikopat dulu agar abangnya itu nurut padanya? Seperti di film-film gitu.

"Lo duluan aja ke kelas, gue ada urusan," ucap Ale melepas helm lalu turun dari motor kesayangannya itu.

"Lah lo mau kemana emang? Jangan jangan lo mau bolos lagi?"

"Sembarangan! Gue mau ke wamaus dulu bentar."

"Oh kirain. Yaudah gue duluan."

Sekolah saat ini belum terlalu ramai karna ini masih jam 6.50, terlalu pagi untuk berangkat kesekolah dengan menggunakan motor. Biasanya sekolah akan tampak ramai jika jam menunjuk pukul 07.15.

Kelas Alendra dan Aleta beda satu tingkat, Aleta di lantai ke-2, sedangkan Alendra lantai ke-3. Mereka searah, hanya dipisahkan oleh tangga dan wc yang berada di bawah tangga. Maka dari itu mereka selalu menuju kelas berbarengan.

Jika mood keduanya baik, pasti akan ada tawa yang menggelegar. Namun, jika mood keduanya buruk sudah dipastikan akan ada suara keras yang saling mengejek satu sama lain. Itulah Aleta dan Alendra. Sudah tidak aneh semua siswa siswi di sekolah Ksatria Bangsa melihat mereka seperti itu.

AleksaWhere stories live. Discover now