04. Keluarga

154 21 0
                                    

Jangan lupa vote and komen yaw💛

Happy reading!

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dibicarakan di rooftop, kini semua inti dari Street Angels berjalan menuju rumah Rafa. Hanya butuh 15 menit mereka langsung sampai ke tempat tujuan.

Satu persatu motor yang mereka kendarai terparkir di halaman rumah Rafa. Rumah yang sangat megah dengan halaman yang cukup luas ditambah dengan hiasan kolam di depan pintu membuat rumah ini menjadi sempurna.

Tentu saja ini semua berkat kerja keras Raka Siregar-Ayah Rafa seorang pengusaha sukses yang memiliki beberapa cabang di beberapa negara. Belum lagi Ibunya, seorang pemilik butik terkenal yang selalu didatangi oleh beberapa artis ternama dan tentu saja bayarannya akan sangat mahal.

 Belum lagi Ibunya, seorang pemilik butik terkenal yang selalu didatangi oleh beberapa artis ternama dan tentu saja bayarannya akan sangat mahal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak hanya Rafa, seluruh inti Street Angels memiliki kekayaan yang tak bisa dihitung jumlahnya. Bahkan Ayah Aksa, Alendra, Zaidan, Rafa dan Titus adalah pengusaha sukses dan sudah banyak juga cabang yang telah dibangun oleh orang tua mereka.

Putra dan Nizar pun tak kalah kayanya dengan Aksa, Alendra, Zaidan, Rafa dan Titus, mereka juga memiliki kekayaan yang sama hanya beda beberapa persen saja.

"Permisi paket," teriak Nizar, membuat kelima temannya berdecak kesal.

"Bisa gak si lo, kalo kerumah orang jangan malu-maluin? Kayak yang gak pernah ke rumah orang kaya aja," cerca Putra sinis.

"Maaf ya Put, gue emang gini orangnya, susah buat jadi kalem kayak si Idan," ucap Nizar, lalu mengangkat tangan membentuk huruf V ke arah Zaidan. "Becanda Dan hehe."

Mendengar ada suara keributan yang terjadi di teras rumahnya, Fani-- ibu Putra langsung keluar melihat keadaan luar. Fani tersenyum karena melihat teman-teman Rafa berada di depan pintunya.

"Eh, kalian ternyata yang datang, kirain tante siapa yang tadi ngobrol-ngobrol di luar," kata Fani lembut.

"Berisik ya tan? Maaf ya, tadi tuh si Nizar yang bikin gaduh, dia emang gitu rada-rada..." jeda Alendra lalu dilanjut menyilang telunjuknya didahi.

"Astaga Ale bisaan banget bohongnya, ckckck," ujar Nizar berdecak, menggelengkan kepalanya.

"Udah gak pa-pa kok," ucap Fani seraya mengibaskan tangannya pelan. "Kenapa kalian gak langsung masuk aja? Pintu ini terbuka bebas buat kalian semua," lanjutnya ramah.

"Gak enaklah tante, nanti dikiranya maling lagi, hehe," tutur Aksa tertawa renyah.

Fani terseyum ramah menanggapi ucapan Aksa. Lalu ia langsung meyuruh mereka masuk dan ke kamar Rafa. "Langsung masuk kamar aja ya, gak usah diketuk. Biasanya kamar Rafa gak dikunci kok."

"Oke tante, kami ke atas dulu ya." Fani mengangguk, lalu pergi ke dapur. Disusul oleh Aksa cs yang pergi ke arah kamar Rafa.

*****

AleksaWhere stories live. Discover now