27. Kasa dan Cipi

15 4 0
                                    

baca doang kagak dipot

Happy reading~

Seminggu lebih telah berlalu, hari yang dinanti pun telah datang. Semua kerja keras yang mereka lakukan akan terlihat hari ini. Para guru juga sudah tak sabar menantikan penampilan mereka.

"Baju ganti, baju tampil, alat make up, air minum, semua udah di cek lagi?" Udah kesekian kalinya Hana ngomong begitu.

"Udah, Bunda. Semuanya udah lengkap." Dan buat kesekian kalinya juga Aleta jawab gini.

Pentas seni kali ini diadakan hari Rabu. Murid lain hari ini tetap belajar, kecuali Aksa dan Aleta. Mereka mendapat dispensasi dari pihak sekolah.

Nah, hal ini yang ngebuat Alendra jadi uring-uringan. Dia kekeh pengen liat adiknya nyanyi, tapi sang Bunda melarang. Mana diancam pula.

"Bun, Ale izin aja, ya? Mau liat Adek," rengek Alendra ke Hana.

Bukannya Hana melarang, tapi Hana tau gimana Alendra kalau ikut nonton. Dia pasti bakal ngerusuh. Udah jadi kebiasaan setiap Aleta ikut lomba, Alendra pasti teriak-teriak dibawah panggung.

"Enggak! Kalau sampai Bunda denger kamu gak ada di sekolah, Bunda cabut fasilitas yang Ayah kasih," ancam Hana.

Alendra mengangguk ragu. Saat memejamkan mata, terlintas ide di otaknya. Hana kan gak akan tau dia sekolah apa enggak. Temen-temennya juga gak susah buat disogok.

Menyeringai, Alendra mulai merangkai strategi agar ia bisa kabur. Namun, baru sejenak Alendra berangan, suara Hana kembali membuatnya murung.

"Bang Alex yang bakal ngawasin kamu sekarang. Jadi jangan harap kamu bisa sogok Abang kamu, ya!"

Kalau udah Alex yang turun tangan, gak mungkin dia bisa kabur. Mengangguk patuh, Alendra mulai jalan keluar dengan lesu. Berharap agar Hana merasa iba.

"Dramatis banget Bang Ale," gumam Aleta. "Leta berangkat ya, Bunda. Doain semoga Leta bawa pulang pialanya."

Hana tersenyum, mengelus kepala Aleta sayang, lalu mengecup kening Aleta, "Pasti Bunda doain. Semoga semuanya berjalan lancar, ya, sayang."

Mereka pergi menggunakan mobil dengan Rama sebagai supir. Di sebelah Rama ada Alex yang mengecek kembali bawaan Aleta, dan dibelakangnya ada Alendra juga Aleta.

Sengaja hari ini Rama pergi tanpa ditemani supirnya. Dan menyuruh anak-anaknya untuk berangkat bersama.

"Dek, dompet kamu dikantongin?" tanya Alex.

"Enggak, Leta simpen di paling depan tasnya."

Alex kembali memeriksa tas bagian depan. Ia tidak menemukan apapun kecuali satu pak tisu basah dan kering.

"Gak ada, Dek."

Aleta melotot mendengarnya, ia mengambil tasnya untuk diliat. Setelah diperiksa ternyata memang benar. Dompetnya tertinggal.

"Yaudah deh, gak pa-pa. Leta masih ada lima puluh ribu, nih." Aleta menunjukkan uang berwarna biru itu yang ia keluarkan dari casing handphonenya.

"Dih, mana cukup itu! Nanti aja gue ambil ke rumah, terus gue anterin ke tempat lombanya," usul Alendra. Yang kekeh ingin mendapat kesempatan hadir.

"Bilang aja sih, Bang, kalau mau bolos," ledek Aleta. Dan disetujui oleh Rama juga Alex.

"Nanti Bunda beneran cabut fasilitasmu loh, Bang," ujar Rama sembari menatap Alendra lewat kaca.

"Kalian gak asik!" Alendra kembali merenggut, menyenderkan kepalanya ke jendela mobil sambil mencibir.

AleksaWhere stories live. Discover now