Chapter 40 - Pertemuan Terakhir?

Start from the beginning
                                    

"Ra.. Megan ingin selalu bersama kamu. Tapi, takdir ternyata berkata lain. Ingatlah satu hal, Ra.. Megan akan selalu mencintai kamu, tanpa kamu harus tahu. Hati ini, cuma ada nama kamu, sampai kapanpun itu. Megan— sangat mencintai kamu.." ucap Megan ikut menangis, ia bahkan tidak ingin benar-benar melepaskan Mora, tapi apa boleh buat? Megan tidak ingin membuat Mora sakit lebih dari ini.

Mora mencoba kuat, menghapus air matanya yang jatuh ke pipi, "Izinkan aku— memeluk kamu untuk yang terakhir kalinya?"

Megan mengangguk, kemudian kedua tangannya ia buka lebar-lebar, siap memeluk Mora selama apapun. Mora kemudian berlari kecil memeluk Megan dan kembali menangis di pelukan orang yang selama ini ia cintai. Rasanya begitu sakit, ketika tahu kalau orang ini pula yang membuat dirinya kehilangan cinta.

"Jadi.. ini adalah pertemuan terakhir?" Tanya Mora.

"Jangan.." ucap Megan sembari mengusap puncak kepala Mora lembut, "Megan masih ingin melihat kamu, Ra.. datanglah ke bar Destroyer sesekali, agar Megan masih bisa melihat kamu. Dan kalau kamu tidak keberatan.. kamu datang ke acara pernikahan itu.."

"Kenapa aku harus datang? Kamu tahu rasanya begitu—"

"Iya, Megan tahu.. hanya saja.. Megan ingin kamu tahu, bagaimana terpaksanya kami melakukan pernikahan itu.. Bahkan Ayah Megan saja.. dia pun sudah tak ingin menikahkan aku dengan dia.. Tapi.." Megan menghela napasnya panjang sebelum melanjutkan, "Kalau nggak ingin datang.. Megan sangat mengerti, Ra.. Berat memang bagi kamu, juga bagi Megan.. kamu benar, menikah bersama orang yang tidak Megan cintai itu... menyakitkan. Membayangkan berumah tangga dengan orang yang nggak kamu sangka bisa hidup dengannya. Dan bahkan kamu tidak mau hidup bersamanya. Entah apa jadinya hidup Megan nanti, Ra.."

"Aku akan datang.. kita harus saling menguatkan satu sama lain ya.. semoga ada keajaiban datang untuk kita berdua.." ucap Mora yang lalu semakin memeluk Megan erat. Begitupun dengan Megan.

Tanpa mereka sadari, Renatha sedari tadi memperhatikan mereka berdua dari kejauhan. Renatha tersenyum saat melihat Megan memeluk Mora dengan erat. Ia tahu hanya Mora yang ia inginkan, rasanya Renatha ingin meminta maaf pada Mora karena semuanya harus berjalan seperti ini. Padahal, Renatha sendiri tidak ingin menikah dengan orang yang tidak mencintainya. Renatha sudah bisa menebak, bagaimana hidupnya nanti setelah menikah dengan Megan secara terpaksa. Megan akan mencerminkan sosok Ayah Renatha yang terlihat sangat tidak peduli dan tidak pula mencintainya.

"Hey.. selamat ya?" ucap Alex yang baru saja datang ke acara itu, "Maaf aku terlambat.."

"It's okay.. lagipula, aku tidak merasa ini acara sungguhan," ucap Renatha sembari tertawa hambar. "Lihat mereka, Mora dan Megan.. mereka saling mencintai.. tapi Megan terpaksa harus menikah denganku. Ini semua nggak adil.. aku pula yang menjadi korbannya nanti, karena Megan sama sekali nggak mencintai aku.."

Alex tersenyum, "Sayang ya, padahal.. ada seseorang yang bisa memberikan cinta yang lebih baik padamu."

"Oh ya? Siapa?" Tanya Renatha penasaran.

"Mungkin.. aku?" Jawab Alex membuat Renatha terdiam seketika, "Aku selalu memikirkan kamu semenjak kita bicara berdua.."

"Ke—kenapa bisa begitu?"

Alex tertawa, "Alasannya mungkin lucu. Karena aku melihat diriku sendiri di dalam diri kamu, Ren. Dulu, aku juga pernah merebut pacar dari salah satu temanku. Ya walaupun, aku sendiri nggak tahu kalau mereka pacaran. Tapi— aku rebut dia. Akhirnya aku tahu kalau perbuatanku itu salah. Jadi, aku menyudahinya. Begitupun dengan kamu.. aku rasa lucu kalau kita bertemu karena kita masing-masing punya satu kesalahan yang sama.. dan bermaksud untuk menyudahinya karena kita berdua masih memiliki hati yang baik. Bukan kah begitu?"

Renatha mengangguk ikut tersenyum, "Jadi selama ini.. kesalahanmu tempo dulu itu mirip dengan masalahku.. pantas saja kamu selalu bisa memberikanku saran yang baik.."

"Iya.." Alex tertawa malu, "Yah walaupun begitu.. beberapa hari lagi kamu akan tetap menikah dengannya.."

"Bolehkah aku bertanya satu hal pada kamu, Alex?" ujar Renatha.

"Boleh, tanya saja.."

"Jika memang aku menjadi milikmu, apakah kamu bisa memberikanku cinta yang lebih daripada Ayahku ataupun Megan?"

Alex menjawab langsung dengan mata yang hanya tertuju pada Renatha, "Bukan hanya cinta. Aku akan memberikanmu dunia."


***

Pendek yhaaa?? Lama update ya?? Hihi maaf yaaa! Marahin aja authornya! LOL :( Tapi semoga sukak! Step terakhir next chapter nih!!! Ada yang bisa tebak ada apa di next chapter?? Hihi

Berikan aku VOTE dan juga COMMENTS kalian yang buanyak yaa!!! Thank you!❤️

Mora & Megan 2Where stories live. Discover now