Prolog

8.7K 447 63
                                    

"Setia itu bukan tentang siapa yang paling kuat bertahan. Tapi, setia adalah tentang bagaimana caranya kamu dan aku saling mempertahankan."

---

"Baju udah semua?" tanya Megan sembari memperhatikan satu persatu barang-barang kekasihnya yang masih banyak berceceran dibawah lantai kamarnya.

Mora mengangguk, "Udah."

"Nggak kerasa, kamu udah mau ambil S2 aja di Jakarta yaa.." Megan menghela napasnya panjang, "Padahal rasanya baru aja lulus bareng bareng kemarin."

Mora langsung saja melemparkan senyumannya pada Megan, "Kamu disini jangan nakal ya.. Kalau ada yang gangguin langsung kasih tau aku. Sukses bisnisnya bareng Destroyer.. Semoga apa yang kamu cita citakan terlaksana.."

Megan mengangguk, "Iya.. cita-cita Megan mau nikahin kamu tanpa harus merepotkan kedua orang tua Megan. Megan mau usaha, pake keringet sendiri. Yaa itung-itung belajar bertanggung jawab sama apa yang Megan inginkan, biar juga bisa membahagiakan kamu."

"Mobil kamu sudah laku terjual sekarang.." sahut Mora lalu menarik napas panjang, "Banyak banget kenangan kita sama mobil itu dan sekarang.. mobil itu terpaksa kamu jual untuk modal usaha kamu bareng Destroyer. Semoga nggak sia-sia ya, Mora selalu dukung apapun keputusan kamu. Demi bahagiain Mora, kan? Megan.. makasih yaa.."

Megan mengusap puncak kepala Mora lembut, "Jangan bilang gitu.. kalau Megan mau nikahin kamu, Megan harus tahu gimana caranya menghidupi kamu nanti, memenuhi semua keinginan kamu tanpa harus mengandalkan uang orang tua Megan.. Makannya, Mora harus sabar ya.. semuanya butuh proses, yang penting, satu hal yang harus Mora tahu, Megan sayang kamu selalu."

"Mora juga sayang kamu, Gan.. Nanti setiap minggu Mora bakal pulang buat jengukin kamu, oke? Megan.. Mora pasti bakal sering kangen kamu.."

Mendengar itu, Megan langsung saja memeluk kekasihnya hangat dan menjawab, "Megan pun bakal kangen kamu.. Bandung sepi rasanya tanpa kamu. Tapi nggak apa, demi cita-cita kita berdua. Dan iya, Ra.. Jangan lupa untuk pulang yaa, karena seseorang selalu nungguin kamu pulang disini kapanpun itu.."

"Kali-kali Megan jemput Mora kesana ya? Mau kan?" tanya Mora sembari membalas pelukan Megan.

"Pastinya, sayang.. Paling Megan pinjem mobilnya anak-anak aja nanti, mungkin Kelvin?"

"Yaa asal di bensinin aja.." celetuk Kelvin mengejutkan Mora dan Megan yang sedang berpelukan di hadapannya, "Megan bakal kangen kamu, Ra.. halah halah.. merinding bulu romaku." ejeknya lagi.

"Alah sirik aja lo!" Gerutu Megan kesal, langsung melepaskan pelukannya.

"Mentang-mentang Karen udah balik ke Indonesia jadinya belagu lo! Ternyata mau LDR aja gini amat ya, Vin perasaannya." Mora memurungkan wajahnya, merasa berat dengan segala keputusannya.

"Yaelah lo perkara Jakarta Bandung doang, lah gue? luar negeri bro, Bandung Jerman! Jurusan angkot juga kagak ada yang nyampe bro aduh.." Jawab Kelvin sembari tertawa lebar, "Udah, jangan merasa berat.. Kan nggak bawa beras juga."

"BODO AMAT, VIN!!" Seru Megan sambil melemparkan bantal dari aras sofa kearah muka Kelvin. "Udah manasin mobilnya?"

"Malah lempar bantal, lempar mah uang gitu, Gan kali-kali hmm! Udah noh, Ramon juga udah ada dibawah. Tiga bodyguard neng Mora siap mengantar ke Jakarta!"

Megan hanya menatap sahabatnya itu kesal, "Uang mulu pikiran lu, angkatin sana barang-barangnya Mora! Sampe ada yang ketinggalan gue turunin lu di tol!"

Kelvin pun dengan sigap langsung saja mengangkat kedua tas besar milik Mora, "Aneh, perasaan gue yang punya mobilnya kenapa jadi gue yang diturunin ya?" protesnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa lo?! Mau protes sini depan muka gue malah ngedumel lo kayak emak-emak arisan!" Seru Megan sembari mendorong koper milik kekasihnya itu.

"Ashiaap bosku!"

Mora hanya tertawa mendengar ocehan Megan dan juga Kelvin saat ini, kemudian satu tangannya merogoh sesuatu dari dalam saku jaketnya. Begitu sudah didapat, langsung saja ia genggam benda kecil itu di tangannya. Rencananya, Mora akan memberikan itu pada Megan setelah sampai Jakarta nanti. Mora ingin memberikannya pada Megan agar kekasihnya itu bisa selalu mengingatnya walaupun kini jarak memisahkan mereka berdua.

Megan kemudian menolehkan kepalanya pada Mora, "Yuk sayang, udah siap kan?"

Mora mengangguk, "Iya.."

Langkah kaki Mora kemudian mengikuti Megan dari belakang sembari menghembuskan napasnya berat karena sebentar lagi, ia akan segera meninggalkan Bandung demi mengejar cita-cita yang ia punya. Setidaknya, hanya sebentar.. dan setelah itu, Mora akan kembali dan hidup bahagia bersama Megan. Ya, semoga saja seperti itu, batinnya.

"Bye, Bandung.. See you when i see you!"


***

Baru prolog guys.. secepatnya kulanjut! Kira kira enaknya ku lanjut kapan yaaah? hmmmmm hehehe mudah mudahan masih ada yg baca setelah lama vakum dan sekarang kutulis ulang😂😂 kuucapkan sekali lagi kepada para pembaca ku yang sudah setia menunggu Mora dan Megan update, walaupun sebagian ada yang kecewa karena ceritanya ku rombak ulang, tapi setidaknya Mora dan Megan kembali menyapa kalian lah yaaaa! Terlepas kalian suka atau tidaak pokonya selamat membaca! Jangan lupa vote dan komentarnya di kolom komentar! Trimsss🙏🏻❤️

Mora & Megan 2Where stories live. Discover now