Chapter 25 - Kamu tidak akan mengerti

1.9K 173 218
                                    

LINE

Kelvin Bagaskara : MEGAN HAMPIR MATI RA

Membaca pesan masuk dari Kelvin hari ini sungguh membuat hati Mora berkecamuk. Mora tahu hari ini adalah hari ulang tahun Megan. Namun, yang tidak Mora mengerti adalah, ada apa sebenarnya? Kenapa di hari spesial Megan, Kelvin memberikan pesan seperti itu padanya? Padahal, kalau saja Mora masih bersama Megan hari ini, laki-laki itu sudah pasti akan merasa senang seharian.

Mora ingat sekali, sebelum mereka menjalani LDR, Megan selalu ingin menghabiskan waktu bersama berdua di hari ulang tahunnya. Katanya, hari spesial itu hanyalah untuk orang yang Megan cintai dan sayangi. Megan juga tidak pernah meminta kado apapun, karena katanya Mora adalah kado terindah yang diberikan Tuhan untuknya. Walaupun begitu, Mora tetap saja memberikan Megan sesuatu, agar Megan selalu ingat padanya. Tapi— kenapa sekarang seperti ini? Batin Mora mulai bertanya-tanya.

Tanpa pikir panjang, Mora langsung saja menghubungi Kelvin malam ini dengan perasaan yang tidak tenang. Mora begitu takut sesuatu terjadi pada Megan. Sempat lama menunggu, akhirnya Kelvin pun mengangkat telepon Mora. "Halo? Vin? Lo dimana? Maksud lo tadi tuh apa sih? Jangan bikin gue khawatir deh!" Seru Mora.

'Ra.. gue nggak maksud bikin lo khawatir. Dia udah aman sekarang. Tapi— Megan beneran hampir mati hari ini. Dia—' Jawab Kelvin terpenggal-penggal dari dalam telepon.

"Dia apa, Vin?! Dia kenapa? Megan kenapa?"

Kelvin terdengar menghela napasnya sejenak sebelum menjawab, 'Gue mau jujur dulu tentang sesuatu. Tapi lo harus janji, lo nggak boleh panik dan khawatir dulu soal ini.. Megan— selalu.. Dia— Dia selalu coba untuk bunuh diri, Ra..'

Mendengar itu, Jantung Mora rasanya berhenti seketika. "Kenapa— kenapa Megan lakukan itu? Bohong! Ini semua nggak bener kan, Vin?! Gue nggak kenal Megan yang kayak gini!"

'Gue nggak bisa bilang semua halnya ke lo sekarang, yang jelas dia depresi, Ra. Dia bener-bener butuh lo sekarang!' ujar Kelvin dengan suara yang bergetar. 'Kalau aja lo tahu, gimana rasanya lihat Megan depan lo dan udah nggak bernapas lagi.. Ra— gue nggak pengen Megan kayak gini.'

Mora langsung mematikan ponselnya tanpa ingin menjawab apapun. Ia benar-benar ingin melihat keadaan Megan. Tapi, bagaimana bisa? Mora bahkan tidak berani menampakkan dirinya tepat di hadapan orang tua Megan. "Bagaimana ini? Aku harus bagaimana?" Batin Mora kebingungan dan ingin sekali berteriak sekencang-kencangnya.

Mora lalu kembali ke dalam rumah makan, dimana disana terdapat Alivio yang tengah menunggunya selesai menghubungi seseorang. Malam ini, mereka memang sedang makan malam bersama. Mora mengiyakan ajakan Alivio malam ini karena tidak ingin memikirkan Megan dan juga Renatha di hari ulang tahun Megan. Tadinya Mora berpikir, Megan akan berbahagia malam ini bersama Renatha dan Mora tidak ingin mendengar itu. Tapi ternyata, semuanya tidak sesuai dengan apa yang Mora pikirkan.

Mora kembali duduk di hadapan Alivio sembari memikirkan tentang Megan. Mora masih tidak bisa menyangka kalau selama ini Megan melakukan hal ini. Bagaimana Mora akan menghentikannya? Mengapa Renatha tidak bisa menjaga Megan? Mengapa semuanya jadi seperti ini?

"Ra? Lo nggak apa-apa kan? Ada yang lagi lo pikirin?" Tanya Alivio heran.

"Ng— nggak kok!" Seru Mora lalu kembali melahap dimsum favoritnya.

"Kenapa? Apa ini semua tentang Megan lagi?" Tanya Alivio kedua kalinya, memancing Mora untuk bicara tentang apa yang terjadi sebenarnya.

"Iya, gue kepikiran Megan, Vi.. ada sesuatu yang terjadi sama dia—"

Mora & Megan 2Where stories live. Discover now