Chapter 19 - Bahagia Bersama yang Lain

3.4K 165 36
                                    

Mora POV

Apa itu definisi bahagia? Jika kita tidak bersama orang yang kita cintai, tidak bersama dengan orang yang kita inginkan, apakah kita akan tetap merasa bahagia? Bagaimana jika waktu mengharuskan kita bahagia bersama yang lain? Apakah hatiku ataupun hatimu akan setuju? Apakah tetap akan merasa bahagia? Apakah akan sama rasanya jika bersama orang lain, dan bukan denganmu?

Aku kecewa, waktu tidak mengizinkan aku duduk berdua denganmu. Aku kecewa, waktu tidak membiarkan aku terus bersama denganmu. Mengapa harus ada orang lain jika hatiku atau hatimu masih menginginkan satu sama lain? Oh iya aku lupa, hatimu sudah milik orang lain.

Apakah orang itu akan membuatmu lebih bahagia daripada denganku? Apakah orang itu akan selalu merawatmu ketika kamu sakit? Apakah orang itu akan selalu menceramahimu jika kamu melakukan suatu kesalahan? Apakah orang itu akan merasa khawatir ketika kamu bertengkar? Apakah orang itu bisa memberikan hal yang terbaik untukmu lebih dari apa yang aku berikan? Jika iya, dia memang pantas mendampingimu.

Aku tak tahu, mana yang lebih sakit. Melihatmu bahagia dengan yang lain, atau membiarkanmu tetap bersamaku walaupun aku seringkali membuatmu terluka. Bukan aku yang menginginkan ini semua terjadi, aku tak tahu siapa yang mengawali semua ini. Mungkin aku yang tak becus menjaga hatimu. Ini semua salahku, Megan. Kalau saja aku bisa lebih memberi perhatian lebih padamu, lebih bisa menjaga hatimu, lebih bisa menghargai kamu, kamu tidak akan pergi..

Hatiku sedih, kamu pergi. Bahkan hatiku remuk, melihat kamu memasangkan cincin itu untuk orang lain. Cincin yang harusnya melingkar di jariku, kini malah melingkar di jari orang lain. Aku tak ingin ada orang itu, aku ingin kita selalu berdua, bersama-sama. Tapi aku tak tahu, kenapa seolah Tuhan pun tak ingin kita bersama? Aku tak tahu, apakah kamu masih memikirkanku disana? Walaupun kamu sudah berbahagia dengan yang lain?

Tulisku di buku harianku. Aku tidak tahu pada siapa aku harus mencurahkan seluruh isi hatiku. Maka karena itulah, aku menuliskan semuanya disini. Aku ingin Megan membacanya suatu saat nanti. Entah kapan pula aku akan bertemu dengannya lagi. Sekarang sudah ada Renatha, yang selalu ada bersama dia. Aku jadi takut, takut jika aku akan merusak hubungan Megan dengan Renatha.

"Ra..? Yuk? Kamu udah siap?" Tanya Alivio yang berteriak dari luar sembari mengetuk pintu kamarku.

"Ng— udah! Kamu udah siap?" Aku balik bertanya.

"Siap! Mau kemana kita hari ini?"

Aku kontan saja berpikir, apa yang aku mau di hari ini. "Bagaimana kalau taman safari?"

"Taman safari?" Alivio mengulang ucapanku.

"Iya, aku ingin melihat binatang-binatang lalu bermain beberapa wahana disana."

"Oke, taman safari! Aku pinjam mobil dulu ke bang Reza ya!" Seru Alivio semangat, membuatku tertawa. Aku lupa kalau taman safari membutuhkan mobil untuk masuk ke dalam dan berinteraksi dengan binatang-binatang disana.

Megan, semenjak kamu tidak ada untukku, Alivio selalu menggantikan posisimu disini. Jika aku butuh kamu untuk menemaniku mengerjakan beberapa tugasku, Alivio ada disini. Jika aku butuh kamu untuk mengajakku main keluar dari bosannya hidup di kosan, Alivio juga ada disini. Jika aku butuh kamu karena aku merasa sedih dan membutuhkan teman untuk bercerita keluh kesahku di kampus, Alivio pun ada disini. Kenapa aku merasa Alivio perlahan sudah menggantikan posisimu?

Aku tahu, aku tidak seharusnya bicara seperti ini. Karena mungkin Renatha sekarang adalah pilihanmu. Tapi aku masih saja tidak terima, aku butuh kamu, yang aku inginkan hadir untukku sejujurnya adalah kamu. Aku ingin kamu Megan, bukan orang lain, bukan Alivio. Tapi, jika Alivio membahagiakanku hingga aku merasa menginginkannya, apakah kamu pun akan merasa sedih saat aku memilihnya? Sama seperti aku yang sedih ketika kamu memilih Renatha untuk menjadi pendampingmu? Karena kalau saja kamu inginkan aku, sampai hari ini pun harusnya kamu ada disini, Megan. Tapi kamu tidak ada disini, kamu menghilang dari duniaku.

Mora & Megan 2Where stories live. Discover now