29. More Than You Know🍁

1.3K 171 11
                                    

Don't Wanna Cry : SEVENTEEN
______

Prameswari Utari di luar dugaan, padahal Andaru sudah menduga bahwa mereka akan melakukan perlawanan. Tapi kali ini tidak, mereka bahkan menyerah tanpa syarat sebelum pasukan menyerang.

"Sementara pemerintahan kerajaan Medang akan ada dibawah kekuasaan kerajaan Lokapala. Aku menyerahkan tugas ini kepada adik ku, Raden Adisena."

Begitulah akhir dari sidang yang diadakan secara mendadak, setelahnya Andaru beserta Rukma dan Adisena bergegas menuju kerajaan Medang. Sementara yang melaksanakan tahta Lokapala adalah pamannya, Wiranggeni.

"Kita akan pergi kemana, ibu?"

Cakra memeluk buntalan itu erat, mereka berada di dalam kereta kencana menuju Medang.

"Ke tempat orang tua ibu, kerajaan Medang."

Rukma mengusap kepala Cakra, sesekali membenarkan letak mahkota yang ada disana. Benar, sekarang Cakra adalah pangeran Lokapala. Putra dari prabu Andaru.

"Disana ada kakek Kayuwangi, ibu suri, putri Batari, ada juga adikku, Baskara. Dia lebih tua tiga tahun dari mu, kau bisa bermain dengannya nanti."

Biasanya Cakra akan senang jika mendengar kata bermain, namun kali ini tidak. Cakra sama sekali tidak bersemangat, dia terus menunduk.

"Bolehkah aku tidak ikut?" Cicitnya.

"Kau harus ikut, sekarang rumah ku adalah rumah mu juga."

"Tapi, lebih baik jika aku tidak ikut."

"Kenapa?"

"Aku takut, jika aku berada disana akan ada hal buruk yang terjadi."

Rukma tidak tahu maksud ucapan Cakra, mungkin bocah ini masih belum terbiasa bertemu banyak orang. Mungkin dia merasa malu? Insecure? Batinnya.

"Tidak ada yang perlu kau takuti, apa kau lupa siapa Rama mu? Selagi dia bersama kita hal buruk pun tidak ada yang berani mendekat."

Tangan kecil Cakra memeluk pinggang Rukma. Membuat buntalan kain itu terjatuh dari pangkuannya. Rukma berusaha meraihnya, tapi segera ditepis Cakra.

"Ibu akan menyesal jika menyentuh ini."

***
Sesampainya di istana Medang, mereka disambut bak pahlawan perang. Banyak tarian yang ditampilkan di Balairung istana, banyak juga makanan dan tamu yang hadir.

Rukma berkeliling, mencari bocah ingusan bernama Cakra yang sejak beberapa menit lalu masih menggenggam erat tangannya. Sekarang kemana perginya?

Para tamu juga sudah mulai pergi, apa mungkin Cakra kecantol salah satu dari mereka ya? Tapi tidak mungkin, Cakra adalah anak yang sulit bergaul mana mungkin kan?

Rukma berkeliling ke seluruh penjuru istana, saat melewati kolam ikan tak sengaja melihat Adisena dan Laras yang sedang berbincang disana. Ah iya, tadi pria itu sempat mengenalkan gadis itu di pesta. Melihat mereka yang tertawa membuat Rukma tersenyum, semua pria kalau sedang jatuh cinta memang sama. Buta.

Kala sampai di pelataran belakang istana tepatnya di kandang buatan, Rukma melihat Cakra dan Andaru di sana. Mereka tengah memberi makan rusa dan kijang yang ada di kandang.

"Rupanya kau disini anak nakal, puas ibu mencari mu ke penjuru istana."

Kedua manusia itu menoleh dan menemukan Rukma yang berkacak pinggang, kemudian Andaru mendelik pada Cakra.

"Sudah ku bilang, jika ingin pergi kemana pun minta izin ibu mu."

Andaru berlagak seperti seorang Rama yang memarahi anaknya, padahal dia sendiri yang mengajak Cakra ke sini tanpa pamit.

Turn Back Time Место, где живут истории. Откройте их для себя