6. Love Scenario🍁

2K 303 1
                                    

Love Scenario : iKon
_____

Sayembara dimulai saat matahari terbit, para ksatria akan berkumpul di tanah lapang untuk mengikuti sayembara pertama. Hari ini diawali dengan sayembara untuk putri Batari, memanah.

Saat mendengar prabu Kayuwangi mejelaskan, banyak dari mereka yang meremehkan. Ayolah, mereka tidak akan disebut ksatria jika memanah saja tidak bisa. Mereka sudah di didik saat masih belia untuk memanah dan bermain pedang, ini hanyalah hal kecil.

"Bukan memanah biasa, melainkan kalian harus memanah kijang yang ada di dalam kandang itu. Jarak tembak kalian berada disini, setiap kalian hanya memiliki satu kesempatan. Jadi gunakan itu untuk memanah kijang tanpa membuatnya kesakitan."

Para ksatria tampak bingung, bagaimana memanahnya jika dilarang membuat kijang kesakitan? Kalau begitu kenapa tidak menangkapnya saja?

Meski banyak yang bersikeras menolak, sayembara tetap dilaksanakan. Diawali dengan Rukma yang maju ke depan. Tentu saja banyak yang mengernyit melihatnya, putri itu bisa apa memangnya?

"Apa yang akan dilakukannya?"

"Siapa wanita itu?"

Rukma bergeming, mengambil anak panah di punggungnya. Mencoba membidik sasaran yang tepat di dalam kandang.

Aku mohon, bekerjalah sekali ini, batinnya

Rukma harap cemas, pertama kalinya dia memegang busur dan ayahnya memintanya memanah kijang itu? Jangan bercanda. Meskipun Raja bilang dia pandai memanah tapi itu adalah Rukma asli, dia disini hanya sebagai duplikat.

Gadis itu mengatur napas, sebelum menarik tali busur. Anak panah yang dilesatkannya membelah udara, tepat sasaran!

Seorang prajurit mendekat ke kandang, memeriksa keadaan kijang malang tersebut dan membawanya keluar.

Para ksatria tampak terkejut, tidak percaya seorang wanita sepertinya akan melakukan hal semenakjubkan ini. Mereka yang awalnya meremehkan kini menatapnya dengan kagum. Pertanyaan tentang siapa gadis ini terus terdengar, mereka saling berbisik, menerka.

"Dia adalah putri bungsu ku, Putri Rukma," ujar Raja menjawab pertanyaan para hadirin.

Mereka kembali terkejut, Rukma? Gadis sakit-sakitan itu? Tidak mungkin!

"Seperti yang kita tahu, saat kita melesatkan panah ke kijang kita tidak boleh menyakitinya barang sedetik. Pertanyaan bagaimana caranya pasti terus bermunculan, ini adalah bukti dari peraturan sayembara. Kita harus membunuh kijang sekaligus agar tidak melukainya. Lihatlah," sambung Rukma.

Gadis itu menunjuk anak panah yang kini tertancap di leher kijang. Kijang itu mati dalam sekilas, panahnya menembus leher. Sembari melepas cadarnya, gadis itu tersenyum.

"Terimakasih."

Hiruk pikuk kembali terdengar, kenapa bisa secantik itu? Bahkan kecantikannya bisa membuat terpecahnya sebuah negara. Siapa yang membuat rumor bahwa putri Rukma buruk rupa? Sekarang dia bisa se ayu ini.

Sedang Andaru nampak tersenyum sinis, dia menatap remeh Rukma yang duduk di samping ibu suri. Para ksatria berpikiran sangat dangkal.

"Tidak melukainya barang sedetik? Sepertinya putri tidak melihat kijang tadi kesakitan selama dua detik."

Perkataan Andaru membuatnya mendapat pukulan dari Antasena.

"Jangan mencelanya, aku bahkan tidak bisa melakukan yang seperti itu. Jaraknya sangat jauh," ucapnya dengan mata terfokus kepada Rukma.

Andaru memukul dahi Antasena, "Jangan berani meliriknya!" Andaru menggeram jahil, "Jagad bahkan bisa lebih baik dari Putri itu."

"Aku tidak meliriknya, aku menatapnya! Kau ini nikahi saja Jagad jika kau sangat memujanya!" Ucap Antasena yang masih tidak bisa mengalihkan fokus dari Rukma.

Turn Back Time Where stories live. Discover now