16. Don't Go🍁

1.3K 202 3
                                    

Don't Go : EXO
______

Rukma berjalan dengan Arum disisinya, mereka berniat untuk pergi ke pasar membeli beberapa bahan makanan. Sebenarnya padepokan Gunung Papringan menyediakan semua yang mereka butuhkan, mulai dari pakaian terluar hingga dalaman, daging hingga buah-buahan. Tetapi merepotkan orang lain memang bukan wataknya, kecuali orang itu benar dekat dengan Rukma.

"Abaikan saja," ucapnya saat Arum melotot ke arah Catur.

Rukma tersenyum miring sebelum melirik Catur yang berjarak tidak jauh darinya. Dia merasa seperti tahanan yang pergi kemanapun harus selalu di jaga. Andaru memang berlebihan, memang siapa yang akan melukainya? Kenapa harus menyuruh Catur mengikutinya seperti ini?

Mulai dari jajanan pasar hingga mainan kincir angin semuanya telah dibeli Rukma, Catur yang tadi sibuk menyamar kini tangannya penuh dengan pakaian dan perhiasan yang dibeli Rukma.

"Aku rasa kita berlebihan ndara, kita ini sedang berstatus penghianat kerajaan. Membeli barang sebanyak ini akan mengundang banyak perhatian."

Arum meringis dan menunduk kala para warga memandang mereka dengan tatapan takjub, sedangkan wanita itu kembali sibuk memilih selendang yang dijual di hadapannya. Mereka pamit untuk membeli sayuran, kenapa sekarang mereka bahkan belum menawar satu sayur pun?

"Jika aku tidak membelinya aku tidak akan bisa tidur semalaman, pikiran ku pasti tertuju pada semua ini," tunjuknya pada barang-barang itu.

"Lagipula, kita sekarang ada di perbatasan. Tidak mungkin prajurit Lokapala menangkap kita," kekeh Rukma.

Rukma meminta Catur menaruh semua barang di gerobak agar mudah untuk membawanya pulang, Rukma juga meminta Catur untuk membeli sayuran dan ikan di pasar bagian Utara sedangkan dia di selatan memilah perhiasan.

Catur menurut, ingin membantah tapi apalah dayanya? Memang dia ini siapa?

Saat kembali ke tempat semula Catur tidak menemukan sosok Rukma dan Arum disana. Catur menyusuri setiap tempat yang didatangi Rukma dan bertanya pada penjualnya. Namun nihil, mereka bilang Rukma telah berjalan keluar pasar.

Catur mengikuti arahan penjual itu dan mulai mencari Rukma, jika dia tidak menemukan Rukma mungkin kepalanya yang akan menjadi gantinya. Sepanjang jalan Catur merutuki diri sendiri, kenapa dia harus menurut tadi? Bagaimana jika Rukma ditangkap para prajurit Lokapala?

***

Rukma meronta sekuat tenaga, memang benar prajurit Lokapala tidak ada disini tetapi tempat ini merupakan wilayah kekuasaan Medang. Rukma mendengar dengan jelas tawa keras Buana, kakak iparnya itu menyeret Arum di depannya dengan tali yang mengikat leher Arum.

Rukma menangis. Arum di perlakukan lebih buruk daripada hewan, pantaskah ia disebut manusia? Bahkan anjing pun lebih bermartabat dari Buana. Arum menjerit namun suaranya tertelan di tenggorokan. Tangannya yang bebas mencoba melepaskan tali itu dari lehernya yang mulai berdarah. Mulutnya menggumam kata minta tolong berulang kali.

Rukma berteriak namun gumpalan kain di mulutnya seakan bertolak belakang. Tangannya yang diikat di belakang tubuhnya mulai kebas. Rasanya leher Rukma ikut tercekik bersamaan saat Buana menyeret Arum dengan kuda. Budak pun tidak akan mendapatkan perilaku sekejam itu.

Saat kain dimulut Rukma sedikit terbuka, Rukma berteriak keras. Tenggorokannya seakan kering kerontang karenanya.

"Bajingan! Lepaskan Arum! Bawa aku! Aku yang kau inginkan, jangan sakiti dia!"

"Cangkeman!"

Buana turun dari kudanya, menghampiri Rukma yang terikat di dalam kereta kencana tanpa atap. Dia mengambil seutas cambuk dari sakunya, menyambuk Rukma tanpa suara.

Arum berusaha menggapai Rukma, lebih baik dia mati daripada disiksa seperti ini. Apalagi Rukma yang harus menderita karenanya. Arum tidak kuat, tali itu memotong lehernya dan bersarang didalam tenggorokan. Napasnya tersendat, kesakitan luar biasa mendera pangkal lidahnya yang kelu.

"Maaf putri Rukma," lirihnya hampir tanpa suara dengan napas perlahan menghilang.

"Arum!!"

Rukma menjerit, rasa sakit di punggungnya tidak berarti apapun dibanding hatinya yang tersayat dan kian patah. Melihat kematian orang terdekatnya didepan mata dan itu semua disebabkan olehnya. Sakit itu kian menyayat hatinya. Kenapa dia dihukum dengan cobaan sebesar ini? Kenapa bukan dia saja yang mati dan biarkan orang yang disayanginya hidup bahagia? Kenapa?

Perlahan, bukan hanya Arum yang pergi. Kesadarannya pun mulai hilang perlahan. Sepertinya semesta memang sangat membencinya. Semesta menciptakan alur yang tak bisa ia cegah. Semesta terlalu kejam dan tak pernah berpihak kepadanya.

"Dia sudah mati Raden," ucap seorang pengawal yang memeriksa nadi Arum. Bahkan setelah tahu Arum mati, dia menendangnya bak buntalan beras.

Buana menoleh, kemudian berjalan mendekat untuk memastikan sekali lagi. Sama seperti prajuritnya, dia memeriksa apakah Arum masih bergerak atau tidak dengan menendangnya. "Sudah mati, tinggalkan saja di sini."

******

Catur berjalan menyusuri jalan setapak yang menuju ke hutan. Dia mengikuti jejak tapak kuda dan sebuah, apa ini? Sepertinya ada yang baru saja menyeret karung beras disini.

Perasaannya semakin tidak enak sekarang. Tetesan darah yang mulai mengering berceceran di sekitar sini. Setelah melewati beberapa tanjakan, Catur menemukan cambuk yang sudah berlumuran darah dibalik pohon.

Tidak. Dia tidak percaya dia sudah terlambat. Dia tidak ingin mengerti bahwa semuanya sudah terjadi. Kepalanya berdengung, apa yang akan dia laporkan kepada tuannya?

Dia kehilangan jejak saat harus mengawal putri Rukma? Atau bangkai Arum dan keberadaan Rukma yang menghilang tanpa jejak?

Mungkin sebelum Andaru mencari dana membunuh mereka yang menculik Rukma. Kepalanya akan terpenggal lebih dahulu.

******

Cangkeman : "ah banyak bacot Lo", kira-kira gitu artinya.

Hallo semuanya kembali lagi ke cerita ini. Semoga ceritanya mampu menghibur yaaa, maapin aku kalau banyak typo's dan ke awkward an nya wkwk.

Maceww buat yang sudah vote, coment, dan yg udah nambahin ke reading list nya.

Selamat menjalankan puasa di hari ke 6 bulan ramadhan ya, semoga berkah.

Baca juga spin off nya di lapak sebelah. Judulnya Alas Pati, tunggu aja bakal ada cowok disini yang jadi tokoh utama disana.

Baybay dari pacarnya Park Seo Joon, istrinya Lee Jae Wook, mantannya Kim Ji Soo,  selingkuhannya Sehun, ttsnya Chanyeol,babynya Jaehyun, teman nontonnya Mark, Selingkuhan Taeyong, kembarannya Jisung, Kakaknya Jeon Jin Seo, istri sahnya Kim Seokjin, istri pertama Kim Taehyung, friendzonenya Jeon Jungkook, dedeknya Lucas.

Terus emaknya Enhypen sama Treasure. 😭😭 maaf penulis sedang mengalami gangguan. Tidak usah di anggap serius yahh.

Turn Back Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang