Semua kenangan itu tersimpan rapi di laci sudut kepalaku
Semua kenangan itu seperti huruf korea 'giyeok'
Permulaanku yang berharga
An ordinary story between their friendship and memory
Inspirasi : 💜 Puisi RM di Run BTS eps 56
...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sejujurnya part ini sudah lama mendekam hiks
Tapi Jii ragu banget buat up nya, cuman yahh mari kita lihat saja ehe
Happy Reading 💜💜💜
Suara deburan ombak selalu saja berhasil menghantarkan ketenangan dalam hatinya. Kaki-kaki telanjangnya yang bersentuhan langsung dengan lembut hangatnya pasir pun kian menambah relaksasi rasa nyaman yang ia dapatkan. Matanya terpejam beberapa saat sebelum akhirnya terbuka saat menyadari sudah ada sosok lain disampingnya.
"Kau suka, hyung?"
Kepalanya sontak mengangguk pelan. Menjawab pertanyaan sosok pemuda disampingnya. "Aku benar-benar menyukainya. Rasanya sudah sangat lama aku tidak merasakan ketenangan seperti ini, tapi kenapa tempat ini..."
"Terasa familiar bukan, hyung?"
Pemuda itu, Park Jimin, kembali menganggukan kepalanya. Sudah lama waktu berlalu semenjak ia terbangun tanpa bisa mengingat apapun. Bahkan, perlu waktu berbulan-bulan hanya untuk meyakinkan dirinya bahwa sosok disampingnya ini adalah benar adiknya. Adik kandungnya, Park Jihyun.
Tapi jujur, sejauh ini justru ada satu rasa lain yang selalu mengusik hatinya. Seakan kembalinya ingatan-ingatan kecil bersama ibu, ayah dan juga sang adik tidaklah cukup mengisi rasa kosong yang selama ini masih menguasainya.
Jihyun tersenyum diam-diam. Merasa mungkin rencananya membawa sang kakak tempat ini adalah keputusan terbaiknya selama ini. Menatap jauh pada hamparan biru laut lepas didepan sana dan kembali mengalihkan pandangnya pada wajah sang kakak yang sedikit terlihat semakin damai.
"Apa hyung merasakan sesuatu?" Jihyun bertanya tanpa ragu. Karena sejatinya, alasan lain dibalik ia mengajak sang kakak ke tempat ini bukan hanya untuk membuat keduanya lepas dari penat seperti yang ia katakan saat beberapa hari lalu membujuk Jimin untuk ikut bersamanya hari ini.
Ia ingin melakukan sesuatu. Setidaknya, dua tahun ini seharusnya sudah cukup melihat kehampaan yang susah payah kakaknya itu sembunyikan sendirian. Jihyun tahu dengan jelas, hal apa yang akan kembali membuat binar sang kakak kembali. Sosok-sosok yang hanya mereka yang bisa mengisi kekosongan itu.
Jimin menggeleng pelan, "Aku tidak tahu pasti, Hyun-ah. Tapi rasanya memang seperti ada yang menghangat didalam sini." Tangannya beralih menyentuh sisi dada sebelah kirinya. Mengusapnya pelan meresapi rasa aneh yang pertama kali menyinggahinya.
"Aku ingin menunjukan sesuatu pada hyung. Tapi aku mohon, jangan paksakan diri hyung lagi jika memang masih terlampau berat."
Jimin hanya mengangguk. Membiarkan sang adik menarik tangannya menuju tempat yang agak lebih tinggi. Meski sudah menapak jalan tak berpasir, tapi mereka berdua masih membiarkan kaki mereka yang setengah basah tetap bertelanjang. Berjalan pelan menelusuri pinggir tembok yang berbatasan langsung dengan deburan keras ombak.