MEMORY || 35

1.3K 187 201
                                        

Sabtuuu 😭 Akhirnya bisa up sabtu lagi 😭
Beware untuk part ini, akan ada banyak permainan waktu. Jadi dimohon kalau ada yg ngga paham silahkan baca ocehan dibawah dan jangan ragu buat tanyakan 😉

So! Let's go!
💜 Happy Reading 💜

Pada awalnya Seokjin sama sekali tak menyangka bahwa langkah yang dirinya ambil akan menuntunnya pada jurang keputusasaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada awalnya Seokjin sama sekali tak menyangka bahwa langkah yang dirinya ambil akan menuntunnya pada jurang keputusasaan. Mengapa?

Seokjin sendiri masih mencari tahu alasannya.

Sejak dulu dirinya hidup selalu dengan prinsip apa adanya. Ia bahkan menanamkan pada dirinya agar tak menyesal akan setitikpun hal yang dirinya lakukan. Tapi sayang, dua tahun terakhir ini bahkan beberapa bulan terakhir, ia justru mulai merasa bahwa dirinya telah salah menjalani hidup.

Bukan hanya pilihan yang dirinya ambil berujung buntu, tidak juga hanya pada keadaan yang kian lama justru semakin terlihat runyam, Seokjin bahkan mulai merasa apa kehadirannya juga suatu kesalahan?

Meski tak nampak, namun Seokjin sadar nalurinya sebagai yang tertua membawanya menanggung seluruh beban ini di pundaknya sendiri. Mengambil keputusan bahkan untuk kehidupan adik-adiknya. Menyelesaikan masalah yang juga sejatinya bukan masalahnya. Memberikan penjelasan hingga menyelamatkan nyawa.

Seokjin melakukan semuanya. Dan Seokjin selalu yakin bahwa semua berjalan baik-baik saja. Semua masih sesuai dengan rencana yang dirinya susun. Semuanya masih bisa dirinya kendalikan bahkan sampai hal terkecil sekalipun. Seokjin bisa mengatasinya meski sendirian.

Tapi hantaman realita itu seakan memukulnya telak dalam sekali hentak. Membunuhnya sekali tebas dengan menjatuhkannya pada kegelapan tak berdasar yang rasanya hampir merenggut kewarasannya sendiri. Seokjin termenung di ujung kegelapan yang begitu pekat. Tak tahu lagi apa yang harus dirinya lakukan bahkan pikirkan.

Seokjin benar-benar buntu. Memandang kosong ke arah sosok di hadapannya dengan tubuh bersandar pasrah pada sandaran kursi. Tak ada ekspresi dalam gurat tampan wajahnya. Bahkan kedua manik indah itu seakan tak berkedip sama sekali.

Awalnya ia menangis. Menumpahkan sesak yang pertama kali terasa begitu menyakitkan untuknya dalam pelukan Taehyung. Namun seolah tersadar bahwa tangisannya tak akan merubah apapun, ia perlahan melepaskan dekapan hangat itu.

Lucunya, Seokjin yang akan bersikap seolah dirinya kuat seperti biasa justru tiba-tiba dikuasai pusing yang menyiksa hingga dalam hitungan detik, ia berhasil membuat Taehyung berteriak panik. Dirinya sempurna meluruh kembali kedalam pelukan Taehyung, tak sadarkan diri.

Sang adik membawanya kembali ke ruangan Jungkook. Sedikit banyaknya Seokjin bersyukur karena dirinya tak tahu akan sekacau apalagi keadaan jika Taehyung justru membawanya ke ruangan Namjoon.

Lamunannya itu terusik kala mendapati suara erangan pelan dari sosok di belakangnya. Itu Yoongi, yang sebelumnya tertidur bersama Taehyung. Seokjin tak tahu pasti seberapa lama dirinya terkurung dalam gelap katupan mata. Yang dirinya tahu, saat ia terbangun dan membuka kembali netranya, sosok Yoongi yang tertidur sambil menggenggam tangannya ialah pemandangan pertama yang ia dapati.

기억 MEMORY || BTSWhere stories live. Discover now