Semua kenangan itu tersimpan rapi di laci sudut kepalaku
Semua kenangan itu seperti huruf korea 'giyeok'
Permulaanku yang berharga
An ordinary story between their friendship and memory
Inspirasi : 💜 Puisi RM di Run BTS eps 56
...
Sebelumnya Jii bener-bener mau minta maaf karena ngilang begitu lama 🥲 udah hampir sebulan Jii ngga update 😭 Jujur Jii sekalian curhat emang lagi kesel sama diri sendiri. Ntah kenapa ngerasa cerita kali ini ngga semengalir waktu Jii nulis HINLT 🥲 semingguan kemarin bahkan Jii sampe ngga bisa tidur ngga tahu kenapa akhirnya drop dan baru muncul sekarang 🥲 Jadi, untuk kedepannya Jii mohon maaf kalau banyak tulisan Jii yang ngga terlalu semenarik dulu. Jii sedang berusaha mengembalikan lagi gaya tulisan Jii yang dulu 🥲
Kalau berkenan Jii minta tolong kalau bisa tulisin review atau pendapat kalian ttg cerita ini sepanjang 17 part ini 🥺
Terakhir, Jii ngga bisa janji update secepatnya terlebih kesehatan Jii belum pulih. Tapi Jii janji bakalan terus tulis dan tamatin universe kali ini 💜 Sekali lagi mohon maaf untuk semuanya. Terlebih lagi di bulan Ramadhan ini 💜 Semoga semuanya dilancarkan puasanya bagi yang menjalankan 💜
Pelukkk jauhh ❄️Happy Reading❄️
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bulan dan bintang mulai perlahan bertabur menghias pekat malam. Ketiganya kini sudah kembali mengendalikan emosi yang sebelumnya tercerai berantakan mengawang pada banyak waktu sulit yang sudah mereka lalui.
Dari apa yang Taehyung ceritakan dengan tangis tanpa henti. Dari semua kata yang terucap parau dari belah bibir Seokjin. Sedikit banyak Jimin mulai mendapatkan setiap kepingan puzzle yang berceceran.
Meski masih banyak hal yang ingin ia tanyakan. Masih banyak hal yang ingin ia dengar. Namun dirinya, ketiganya, harus menahannya saat suara ketukan pada ruang rawat yang mereka tempati terdengar. Sosok manager Sejin muncul bersama beberapa perawat.
"Bagaimana keadaanmu, Taehyung?"
Taehyung tersenyum samar. Dalam hati ia berteriak merindukan sosok yang sudah menjaganya sedari masa remaja itu. "Aku sudah lebih baik, hyung."
Sejin tersenyum menanggapinya. Mencoba tak menaruh rasa penasaran berlebih pada mata sembab ketiga orang dihadapannya ia akhirnya mengutarakan apa maksud tujuannya harus muncul mengganggu waktu ketiganya.
"Sebentar lagi Jungkook akan dipindahkan. Jika kau merasa masih kurang baik, aku akan meminta perawat menyiapkan kamar lain untuk Jungkook. Atau..." Sejin sejenak menjeda kalimatnya. Memperhitungkan apa pemikiran berlebihannya ini bisa sedikit meluluhkan dinding keras pada hati mereka.
"Atau apa, hyung?" Suara Jimin berhasil membuyar lamunan sesaat Sejin.
"Atau aku bisa meminta perawat menyediakan satu ranjang tambahan disini dan segala keperluan Jungkook."
Hening sempat menyergap atmosfer. Terdiam saling melirik penuh arti akhirnya Taehyung mulai bersuara pelan. Sembari menahan sesak yang tiba-tiba menyerang, "Biarkan dia disini, hyung. Aku... aku sudah lebih baik. Dan lagi ruangan ini memang seharusnya ditempati Jungkook."