MEMORY || 38

1.5K 204 216
                                        

Sabtu telah tiba! Sabtu telah tiba!
Hatiku semakin rindu Jimin!

Iya, pokoknya gitulah yah wkwk

💜 Happy Reading 💜

"Namjoon?" Yoongi hanya bisa diam tertegun di depan pintu saat senyum dengan dimple manis itu menyapanya hangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Namjoon?" Yoongi hanya bisa diam tertegun di depan pintu saat senyum dengan dimple manis itu menyapanya hangat.

Satu senyum simpul yang mampu melelehkan keras lain yang masih ada dalam dinding hatinya juga secara bersamaan meremukkan sisa hatinya yang lain. Lengkungan itu masih terlihat begitu indah seperti biasanya, tapi tidak dengan pipi tirus dan mata sembabnya. Juga tidak dengan baju pasien dan tiang infus disampingnya.

Berapa lama mereka tak bertemu? Keterkejutannya saat hari dimana ia melihat sang adik dengan mata kepalanya tak sadarkan diri di ranjang pasien UGD masih teringat dengan jelas. Dan faktanya ... Yoongi sendiri bisa ingat bahwa pipi sang adik tak pernah setirus ini.

"Hyung, maaf karena aku pulang terlambat." Suaranya terdengar mengalun lembut menembus indera pendengaran Yoongi. Bahkan dengan pelan juga berhasil meruntuhkan bendungan tangis yang berusaha Yoongi tahan.

Tubuh Yoongi bergetar hebat, langkah yang seharusnya ia ambil maju dan mendekati sosok itu justru membawanya mundur selangkah dari tempatnya. Ia hampir saja terjatuh lemas andai Seokjin tak segera menahannya cepat.

"Min Yoongi!" Suara Seokjin terdengar panik kala mendapati lagi tatapan kosong itu dalam mata sang adik. Tak pelak hal itu ikut membuat senyum yang sebelumnya ada pada sosok di belakangnya seketika luntur dan ikut panik berusaha mendekat.

"Hyu--" Kejadiannya terlampau cepat. Kalimatnya tertahan dan tubuh Namjoon hampir saja terhuyung saat dalam hitungan detik Yoongi menabrakkan dirinya dan memeluk sosoknya erat.

"Nam--Namjoon-ah."

Namjoon memejamkan matanya saat merasakan tubuhnya kembali dilingkupi rasa hangat lain yang begitu ia rindukan. Padahal sedari awal Namjoon sudah berjanji pada dirinya untuk tidak menangis lagi, namun sayang semuanya gagal. Air mata itu mengkhianatinya dan kembali membasahi pipinya kala gumaman sang kakak yang terus memanggil namanya, mengalun hangat pada telinganya.

Sepenuhnya ia tersadarkan. Selama ini yang dia lakukan hanya hal bodoh. Ia menyia-nyiakan semua kehangatan yang sejatinya bisa ia dapatkan dengan mudah. Ia bahkan membiarkan begitu saja rasa sakit menguasainya hingga sedikitpun tak mengizinkan rasa bahagia itu mengetuk hatinya sebentar saja.

Disisi lain satu sosok tersisa yang menatap langsung adegan itu berusaha keras menahan tangisannya juga. Sama seperti Yoongi, Seokjin pun masih tak bisa mempercayai bahwa apa yang dirinya lihat adalah nyata. Meski belum sempurna namun semuanya terasa sangat indah bagi Seokjin yang telah terjebak dalam badai gelap beberapa bulan terakhir ini.

Ia masih ingat percakapannya dengan Namjoon sebelum akhirnya memutuskan untuk segera datang ke ruangan ini. Sang adik memang tak menceritakan secara detail namun ia terus-terusan mengatakan bahwa ini semua berkat Jungkook. Adik kecil mereka itu datang ke mimpinya dan berhasil meruntuhkan tembok tinggi yang membentengi hatinya selama ini.

기억 MEMORY || BTSWhere stories live. Discover now