Semua kenangan itu tersimpan rapi di laci sudut kepalaku
Semua kenangan itu seperti huruf korea 'giyeok'
Permulaanku yang berharga
An ordinary story between their friendship and memory
Inspirasi : 💜 Puisi RM di Run BTS eps 56
...
Ada yang mau aku jelasin dibawah, salah satunya ttg kenapa aku bisa sampe telat update. Mohon dibaca yah 🥺
So Don't need to talk the talk, Just read this shidwkwk
🌟 Happy Reading 🌟
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
"Sudah selesai, tuan. Nanti akan ada seorang perawat yang mengantarkan obat untuk anda lalu setelah itu anda bisa pulang dan kembali lagi sesuai jadwal temu yang sudah di tentukan." Perawat itu membungkuk pelan pada Seokjin setelah selesai memasangkan gips pada lengan kirinya.
Sosoknya menghela nafas pelan menatap kondisi lengannya yang kini sulit digerakan dengan bebas. Seokjin tak menyangka cedera yang dialami ternyata separah itu karena sedari awal Seokjin benar-benar tak merasakan apapun. Fokusnya hanya menyelamatkan Yoongi. Itu saja. Tapi disisi lain Seokjin juga bisa bernafas sedikit lega. Andaikan dia tidak menahan tubuh sang adik, pasti kini Yoongilah yang merasakan sakit ini. Atau mungkin bisa lebih parah.
Setelah menerima obatnya Seokjin dengan segera menghampiri ranjang yang kini Yoongi tempati. Netranya mendapati sang adik masih terpejam lelap karena efek obat yang diberikan. Beruntung tak ada hal serius yang dialaminya. Dokterpun hanya menyarankannya untuk istirahat dan menghabiskan satu botol infus yang kini terpasang apik pada tangan sang adik. Setelahnya ia bisa pulang. Dan mungkin ... berkonsultasi mengenai kemungkinan stress parah yang dialaminya.
Seokjin mendudukan dirinya pada bangku di samping Yoongi. Kedua matanya tak lepas masih terus memperhatikan wajah Yoongi. Bibirnya pucat, pipinya sedikit tirus dan cekungan di bawah matanya ... sama sekali tak bisa Seokjin katakan terlihat baik. Masih ada sisa sembab pada raut tenang yang kini terlihat.
Lagi-lagi helaan nafas panjang terdengar keluar dari bibirnya. Mengingat kembali malam saat keduanya bertengkar, perlahan Seokjin mulai merasakan sorot kesepian itu dalam manik Yoongi. Ya, sedari awal Yoongi nyatanya juga terluka. Ia juga menyimpan semua rasa sakitnya sendirian.
Saat itu semuanya terlalu tiba-tiba. Kehilangan yang mereka rasakan bukan hanya tentang satu orang, tapi dua orang sekaligus. Tentu saja hal itu akan sangat mengguncang mereka semua termasuk Yoongi. Kebencian yang Yoongi rawat pada Jungkook pun bukanlah sepenuhnya amarah. Dua tahun lalu, Seokjin yakin Yoongi hanya membutuhkan tempat untuk disalahkan. Sama seperti kebodohan yang dirinya lakukan. Dan sayangnya posisi Jungkooklah yang menjadi sasaran tepat bagi Yoongi untuk melemparkan seluruh rasa sakit yang dirinya punya.
Terbukti, setiap mereka beradu argumen mengenai Jungkook, Yoongi selalu saja mengaitkan rasa sakitnya akan kecelakaan yang menimpa Hoseok dan Jimin. Belum lagi kenyataan bahwa grup yang mereka jaga selama ini harus membubarkan diri. Mengingat kembali hari itu, semakin jelaslah seberapa parah luka yang mereka semua simpan.