MEMORY || 3

2.2K 241 49
                                        

Happy Reading
💜💜💜

Jika ingin diceritakan kembali, sudut mana yang akan kalian lihat? Disisi mana kalian akan berada? Sosok mana yang kini akan kalian perjuangkan dan dukung jika, kejadian nahas itu kembali diusik untuk muncul kepermukaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika ingin diceritakan kembali, sudut mana yang akan kalian lihat? Disisi mana kalian akan berada? Sosok mana yang kini akan kalian perjuangkan dan dukung jika, kejadian nahas itu kembali diusik untuk muncul kepermukaan.

Jauh dalam benaknya, Taehyung masih memikirkan hal yang sama. Entah mengapa mendengar lagu yang baru saja sosok itu keluarkan untuk comeback nya kali ini, membuat hatinya bergetar sakit. Berteriak pilu merontakan rasa rindu yang selama ini ia sembunyikan dengan keras.

Jedaero jal meogeo da jinaganikka
Karena semuanya akan berlalu, pastikan kau makan dengan baik.
Yejeoncheoreom jamdo jal jage doel geoya
Kau akan bisa tidur senyenyak dulu
Jinsimeuro bilge
Aku berdoa dari lubuk hatiku.
Neoneun deo haengbokhal jagyeogi isseo
Kau pantas untuk lebih berbahagia

Geureon mareun haji ma jebal
Kumohon jangan ucapkan kata-kata itu.
Geu mari deo apeun geo aljanha
Kau tahu, mengatakannya jauh lebih menyakitkan.
Saranghaejul georamyeo da mwoya
Kau bilang kau akan mencintaiku, lalu apa gunanya?
Eotteon mameul jun geonji neoneun moreul geoya
Kau tidak tahu perasaan apa yang kau berikan padaku.

(credit : IU – Ending Scene)

Entah mengapa, padahal Taehyung sendiri tak sengaja mendengarkan lagu yang managernya putarkan saat perjalanannya menuju lokasi syuting saat itu. Suara sang adik yang sudah lama tak ia dengar ternyata terngiang-ngiang terus begitu saja bahkan hingga ia tidak bisa fokus pada pekerjaannya saat itu.

Masih membekas jelas dalam ingatan Taehyung bagaimana sosok itu menerima begitu saja pukulan yang Taehyung layangkan padanya. Tanpa memperdulikan kondisinya yang saat itu bahkan tak bisa berjalan dengan baik karena penyangga yang menempel pada lutut kanannya, Taehyung dengan egois melayangkan pukulannya begitu saja.

Sekuat apapun Yoongi dan Seokjin yang saat itu menyeretnya menjauh pun, masih banyak sumpah serapah yang Taehyung layangkan pada sosoknya. Tapi... baru kali ini gambaran kejadian itu kembali mengusik Taehyung.

Melihat sosok Hoseok yang masih menutup mata dihadapannya, jujur perasaan sakit itu masih ada. Terlebih saat bayang sosok Jimin. Teman yang selama ini sudah selayaknya belahan jiwa bagi Taehyung, justru melayangkan pertanyaan 'siapa kamu?' saat Taehyung setelah dua minggu lamanya menangisi sosoknya yang tak kunjung sadar.

Taehyung juga jelas ingat raut terkejut semua orang yang ada di sana hingga akhirnya dokter memvonis bahwa sosok pemuda Park itu, kehilangan memorinya. Kehilangan semua ingatan dan kenangannya bersama mereka.

Jika kalian ada diposisi Taehyung saat itu, apa kalian juga akan melakukan hal yang sama? Taehyung tersenyum bodoh. Tentu saja. Mau dipikirkan bagaimanapun, memang semua adalah salahnya. Salah pemuda itu. Jadi... biarkan saja rasa ini terus mengusiknya. Sampai kapanpun rasa sakitnya tak akan pernah terganti dengan apapun saat menyadari terlalu banyak yang takdir renggut karena kebodohan sosok itu.

"Eoh, Taehyung?" suara seorang wanita berhasil membuyarkan lamunannya. Tersadar akan dirinya yang ternyata hingga matahari sudah memunculkan dirinya masih terdiam di ruangan dengan nuansa coklat soft ini.

"Kau menginap disini?" Dawon berjalan masuk meletakan barang bawaannya pada lemari yang selama dua tahun terakhir ini tentu saja menyimpan beberapa barangnya selama menjadi sang adik, Jung Hoseok.

Taehyung mengangguk canggung. Karena nyatanya ia bahkan tak sadar dengan waktu yang telah ia habiskan dengan berdiam memandang tubuh sang kakak yang terbaring tak berubah sedikitpun dari posisinya. Sebenarnya Taehyung sedikit malu melihat senyuman yang Dawon berikan padanya saat sosok wanita itu menerima anggukan Taehyung.

Ia tahu tindakannya kali ini cukup aneh. Mengingat sebenarnya ia jarang sekali mengunjungi kakaknya ini karena jadwalnya yang sangat padat. Taehyung mengakui kali ini bahwa ia memang bukan adik yang baik bagi Hoseok.

"Kau sudah makan?"

Taehyung menggeleng. Bagaimana mungkin ia sudah sarapan jika ia saja tak sadar sudah pukul berapa ini. Beruntung hari ini jadwal penyiksaannya akan dimulai sore nanti.

"Sudah kuduga. Oh iya, dimana Jungkook?" Sepersekian detik sosoknya membeku mendengar nama itu dengan mudah Dawon sebutkan. Jungkook? Dia... kenapa...?

"Semalam ia bilang akan menginap juga bukan?" Dawon tidak bodoh. Ia tahu dengan jelas arti dari raut yang kini tergambar jelas pada sosok pemuda Kim dihadapannya. Ia hanya bertingkah seolah tak tahu apapun, padahal semalam saat ia menyadari Jungkook yang membeku saat mendengar nama Taehyung pun, Dawon sudah menebak sosok itu akan memilih melarikan diri lagi.

Setahun terakhir ini, sejatinya Dawon tahu bahwa sahabat adiknya itu telah memutuskan memilih jalannya masing-masing. Dan Dawon pun tak buta, selama ini terkadang Seokjin datang bersama Taehyung atau Namjoon dan Yoongi yang masih saling terlihat bertukar kabar saat mereka menjenguk Hoseok.

Tapi dengan Jungkook, Dawon jelas bisa merasakan rasa sepi yang melingkupi sosoknya. Pemuda Jeon itu nyatanya salah satu yang selalu meluangkan waktunya dalam tiap harinya hanya untuk datang kemari. Sendirian.

Menggengam erat tangan Hoseok dan menumpah segala kejadian yang ia lalui hari ini. Bercerita seperti biasa selayaknya Hoseok masih sosok yang sama yang akan membalas antusias segala ucapan dan ceritanya. Sosok yang akan mengusap kepalanya bangga atau memeluknya hangat saat cerita yang ia bawa hari itu ternyata membuatnya sedih.

Bahkan tanpa Jungkook sadari, Dawon juga selalu memperhatikan diam-diam saat sosok itu sesekali menghapus air matanya jika sudah terselip kata rindu dalam kalimatnya. Dawon sadar, kejadian dua tahun lalu masih menyisakan banyak luka dengan kesalahpahaman yang membuatnya kian melebar.

Lagi Taehyung menggeleng canggung sebelum akhirnya buru-buru bangkit yang sontak membuat Dawon terkejut. "Aku harus perg sekarang, noona. Aku permisi."

"Ehh, kau tidak makan dulu? Aku sudah sengaja membawa makanan padahal."

"Ahh tidak usah, noona. Aku.. emm... aku harus segera bersiap untuk jadwalku hari ini." Alasan. Ya tentu saja. Dia sendiri tahu bahwa jadwalnya dimulai sore ini, tapi terjebak lama disini sepertinya akan membuat perasaannya semakin terombang-ambing.

Ia tak siap jika sewaktu-waktu Dawon akan kembali mengungkit atau bahkan menanyakan perihal Jungkook.

Taehyung sama sekali tak bisa menjawab apapun karena nyatanya ia mengetahui kabar member termudanya dulu itupun dari berita yang selalu ia dengar dari beberapa staff di lokasi syutingnya.

"Begitukah? Baiklah. Tapi... apa kau mau membawa beberapa? Sayang sekali karena aku tidak akan bisa makan sebanyak ini. Ck, andai saja bocah itu ada disini. Ia pasti tak segan menghabiskan makanan ini."

Taehyung kembali tersenyum canggung saat akhirnya menerima tas dengan bungkusan beberapa masakan yang sudah Dawon buat. "Kalau begitu aku pamit dulu, noona. Terima kasih makanannya."

Sebaik mungkin ia berusaha bersikap ceria layaknya Taehyung seperti biasa. Meski dengan langkahnya yang sudah semakin menjauhi ruang rawat sang kakak, ia merasa dirinya semakin kalah melihat sekotak makanan kesukaan Jungkook yang berhasil membangkitkan kenangan mereka dulu.

T to the B to the C
TBC

Yuhuuu Kembali lagi dengan Tae yang besar dan Hyung yang sukses, saudara Kim Taehyung 😚😚

Terima kasih telah membaca dan mendukung cerita ini

Deep Bow
Big Borahae
💜💜💜💜

-mrs. Jeon-
🌸Jiraa🌸

기억 MEMORY || BTSWhere stories live. Discover now