Bab 34

144K 11.2K 5K
                                    

Love pink dulu jangan lupa. 💖💖💖

Syukron buat 2jt viewersnya.💙

Warning!! Bab ini mengandung drama kek sinetron, jadi jangan mengumpat, doain yang baik aja. Karena depresinya seseorang bisa bikin mereka nekat.😅

_______________________________

"Seorang hamba yang beriman tidak akan mengeluh ataupun menanyakan takdirnya 'kenapa seperti ini?' Dia tidak akan membandingkan hidupnya dengan orang lain."

Kalam Cinta Sang Gus

Semenjak pertanyaan aneh yang dilontarkan Mala padanya, Syabella jadi lebih sering melamun. Bahkan nasi bekal yang dibawanya ke kampus hanya dicacah menggunakan sendok belum satupun masuk kedalam mulutnya. Sedang Alana yang menemaninya duduk di kantin sudah menghabiskan semangkok soto dari kang mas Kaisar Faris.

"Lagi marahan sama nasi, Ning?" tanya Alana sembari membersihkan mulutnya menggunakan tisu.

Syabella sekedar menggeleng, tidak ada jawaban apapun dari bibir mungilnya. Pikirannya penuh asumsi yang akan terjadi selanjutnya untuk setiap keputusan yang dia ambil. Mengenai Mala, sebenarnya dia baik. Egoisnya saat ini pasti karena dia sedang patah hati, Mala butuh seseorang agar tetap bisa tegar. Tapi, Syabella juga tidak mungkin membagi suami. Seadil apapun Ilham nantinya, tetap saja akan ada waktu hati merasa tersisih oleh istri lain. Akan ada saatnya sakit meski sedikit.

Namun, tidak ada salahnya jika ia bertanya terlebih dulu pada Ilham, jika suaminya tidak keberatan, mungkin ia akan mencoba untuk ikhlas dimadu.

Mungkin saat ini Syabella tidak khawatir, karena bagaimanapun Mala masih dalam masa iddah sampai ia melahirkan nanti. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur'an surah At-thalaq ayat 4; "Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya."

Jika kajian kitab Mala sudah sampai disitu, mungkin dia akan paham. Dan sekarang, tinggal bagaimana ia bisa membantu Mala tanpa menghakimi egoisnya, juga tanpa harus membagi suami.

"Kacang, kacang!" sindir Alana memetikkan jari di depan wajah Syabella. "Abaikan aja terus sampe abang Kai jadi Suamiku." cerocos Alana dengan sengaja karena melihat kedatangan Kafa.

Sedang yang disebut justru abai ketika menaruh teh hangat di depan Syabella.

"Minum ini biar suasana hati membaik," ucap Kafa sembari mendorong gelas ke depan Syabella. Kemudian duduk di depan Syabella di meja yang sama. "Kalau ada masalah, cerita. Aku masih pendengar yang baik untukmu, Sya."

"Iya, Ning. Aku juga siap jadi temen curhat. Apalagi untuk jadi istrinya Kai. Sungguh, aku siap lahir batin." Alana menyela sembari memandangi Kafa, sok manis.

Syabella yang tadinya berwajah hambar langsung berubah manis mendengar candaan Alana. Bumil itu tersenyum lepas kali ini.

"Sya, kalau tingkah aneh gadis sinting itu bisa membuatmu tersenyum begini. Aku rela tersiksa lahir batin."

Detik itu juga wajah Alana yang berubah hambar. Bibirnya manyun, sudah dikatain aneh, gadis sinting, secara tidak langsung dianggap pengganggu yang selalu membuatnya tersiksa pula. Lengkap sudah derita seorang Alana. "Kenapa ya, aku tetep aja sayang meski kerjaan seorang Kaisar tuh ngehina Alana?"

Kalam Cinta Sang GUS ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ