Bab 24

94.1K 7.7K 625
                                    


Happy Reading...

_______________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


_______________________________________

Jika Allah Swt memintaku menyebut satu permintaan tentang pendamping hidup. Maka, aku akan meminta pada-Nya seseorang yang tidak hanya memandangku dengan matanya, melainkan dengan hatinya. Hingga saat rambutku memutih dan tubuhku merenta, aku tetaplah wanita tercantik dihatinya.

Kalam Cinta Sang Gus

Istilah bahwa sepandai pandai tupai melompat pasti jatuh juga, dan sepandai pandainya kita menyimpan bangkai pasti tercium juga, itu nyata. Dan benar adanya. Di tepian ranjang dengan sisi yang berbeda mereka duduk, pandangan kedua sejoli itu terkunci pada lantai marmer berwarna coklat susu di bawah masing-masing. Keduanya menunduk usai segala penjelasan terungkap.

Ilham dikuasai penyesalan akan kebohongannya sendiri, sedang Syabella dikuasai amarah yang tertanam di hati, dan rasanya begitu sakit.

"Kenapa Kak Ilham gak terus terang sama Abel yang sebenarnya?" tanya Abel dengan nada bergetar. "Kak Ilham sendiri pernah bilang kalau Abel juga bakal jadi Uminya para santri, tapi gimana Abel mau belajar tanggung jawab jika hal sebesar ini gak dikasi tahu."

Entah yang keberapa kali pernyataan itu tercetus. Ia merasa tidak berguna karena suami pun enggan mempercayai dirinya untuk tahu masalah pesantren sebesar ini.

"Setidak berguna itukah Abel di mata Kak Ilham?"

Syabella menghapus air mata dengan kasar, beban di hatinya sudah terlalu berat ia pikul sendirian. Suami sendiri belum sepenuhnya membagi suka, duka, dan lara padanya.

Mendengar pertanyaan tersebut Ilham langsung bangkit, memutari ranjang dan duduk bersimpuh di depan Syabella. Untuk beberapa menit Ilham membisu, membiarkan istrinya tersedu seorang diri, setidaknya sampai mantan ponakannya itu memiliki sedikit ruang untuk melegakan hatinya. Pandangan Ilham terus terkunci pada mata lentik yang tak henti ia buat menangis selama hidup bersamanya. Sadar bahwa ia berpotensi besar merubah pribadi ceria Abel secara perlahan.

"Sya, bukan seperti itu," jawab Ilham lembut.

"Terus apa?" tanya Abel sedih, apa karena ia tak secantik dan sebaik Annisa? Entah kenapa ia selalu membandingkan dirinya dengan perempuan itu meski tak lagi di sini.

Kenapa sih Kak Ilham gak pernah mau jujur sama Abel? Keluhnya dalam hati.
Ya Allah ... jika Engkau memintaku menyebut satu permintaan tentang pendamping hidup. Maka, aku akan meminta pada-Mu seseorang yang tidak hanya memandangku dengan matanya, melainkan dengan hatinya. Hingga saat rambutku memutih dan tubuhku merenta, aku tetaplah wanita tercantik dihatinya. Hingga saat aku terus melakukan kesalahan, selalu ia perbaiki dengan kebaikan hatinya. Bukan yang hanya memberiku kecewa.

Kalam Cinta Sang GUS ✔Where stories live. Discover now