Bab 19

96.6K 8K 840
                                    

Jum'at barokah, jangan lupa baca Al Kahfi ya sahabat.😉
______________________________________________

Yang membuat kita terasa jauh bukanlah jarak, melainkan ruang. Ruang di hatimu yang terkunci rapat-rapat.

Kalam Cinta Sang Gus

Syabella berjongkok untuk meraih benda pipih yang tanpa sengaja telah ia pecahkan layarnya. Jujur ia merasa takut melihat ekspresi suaminya yang begitu menyeramkan. "Kak Ilham, maaf Abel gak sengaja jatohin ini, terus pecah sendiri."

Gadis berwajah manis itu masih berusaha keras mempertahankan ekspresi tenangnya agar tak terlihat menyedihkan. Sudah sejak tadi ia berusaha menahan emosi agar tak menangis saat itu juga. Syabella mencoba menetralkan gemuruh yang bergejolak di dadanya. "Jangan nangis, Sya. Kamu kuat kok, kamu sudah janji 'kan untuk tidak bertanya siapa yang suamimu suka. Jadi, biarkan semesta mengaturnya. Biar takdir-Nya yang menentukan jalan hidupmu, percayalah Robb-Mu Maha Membolak Balikkan Hati Manusia. Jika bukan sekarang, mungkin besok atau setelahnya hati itu akan menjadi milikmu seutuhnya. Paling penting kamu sudah berjuang, Sya."

"Lain kali berhati-hatilah, kecerobohanmu bisa merugikan orang lain, Sya." Ilham menerima ponsel dari tangan istrinya. "Apa yang kamu lihat di hpku, hm?"

"Hah? Itu ... Abel, Abel liat chatnya Kak Ilham sama Kak Nisa. Maaf ...," ucapnya penuh sesal lalu menunduk dalam.

Ilham sempat membisu mendengar kejujuran Syabella. Bagaimanapun ia tetap salah karena sudah chatan sama gadis lain selain istrinya. Tapi, hal itu ia lakukan sebagai bentuk tabayyun agar kesalah pahaman antara mereka cepat menemukan titik terang. Apakah itu salah?

"Kenapa minta maaf? Kamu berhak tahu itu, agar tidak lagi ada kesalah pahaman."

"Nggak. Abel gak minta maaf karena itu. Abel tau, Abel juga berhak tahu dan melarang Kak Ilham chatan lagi sama Kak Nisa."

"Terus?"

Bukannya jawaban yang keluar dari mulut Syabella justru gadisnya itu sesenggukan, tangisnya makin pecah. Aneh, Ilham selalu gagal paham menafsirkan isi hati gadis ini. "Sya, kenapa malah nangis?"

"Abel beneran gak sengaja mecahin hp Kak Ilham, Abel gak punya uang buat ganti, pasti itu mahal yakan?" ucapnya sambil menangis.

Jika tidak sedang menjaga perasaan istrinya, pasti lelaki itu sudah tertawa terpingkal-pingkal. Jelas saja, coba hal serupa dialami perempuan lain dengan menemukan suaminya masih suka bertukar pesan sama mantan orang yang disuka, pasti ponselnya sudah dibanting sampai tak berbentuk. "Cengeng, sini aku tunjukkan sesuatu." Ilham merengkuh tubuh sang istri agar mengikutinya.

Syabella membeku di depan Ilham yang sudah terlebih dahulu duduk di tepi ranjang.

"Duduk." Lelaki itu menepuk ranjang di sampingnya. Syabella manut. Kemudian ilham bergeser memberi ruang, hingga tercipta jarak antara mereka, dan Ilham menghadap Abel yang duduk menyamping.

Gadis itu hanya memperhatikan ketika suaminya menguliti pecahan diatas layar ponselnya. "Yang pecah cuma tempered glassnya?

"Semoga iya." Ilham tersenyum, ia tahu yang pecah hanya pelindung kacanya saja.

Kalau Abel perhatikan, senyum itu sangat indah di wajahnya yang tampan. Tapi Abel masih penasaran sejak kapan suaminya suka bertukar pesan dengan gadis berstatus ustadzah itu. "Kak Ilham sejak kapan chatan  sama Kak Nisa?"

"Baru pertama kali dan InsyaaAllah yang terakhir juga."

"Masak?"

"Di dapur," pungkas Ilham cepat.

Kalam Cinta Sang GUS ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें