Bab 14

93.9K 8.1K 887
                                    

300 komen dulu ya😂
_____________________________________________

Mencintaimu membuatku belajar, bahwa tidak semua cinta bisa di paksakan. Adakalanya ikhlas menjadi pilihan, agar hati terselamatkan.

Kalam Cinta Sang Gus

Malam semakin dingin, suara-suara jangkrik yang saling bersahutan memenuhi gendang telinga dua sejoli yang kini terpaut asmara. Tiada dialog apapun antara keduanya, hanya debaran jantung mereka yang kini saling berpacu mesra. Masih sama terjaga wudhu'nya karena baru saja mereka menyelesaikan shalat isya' berjamaah.

Terhitung sudah lebih seminggu mereka menikah, tapi tak jua saling menyentuh. Ilham yang masih menyimpan keraguan di hatinya, dia takut berdosa membersamai Abel tapi pikirannya masih pada perempuan lain. Sungguh tidak benar. Kecewa itu masih merejam hatinya, kecewa dari harapan yang salah ia tempatkan. Tapi Ilham berusaha, sungguh dia masih berusaha menerima yang datang tanpa ia harapkan.

"Kak Ilham, Abel punya pertanyaan."

Ilham yang sejak tadi duduk di tepi ranjang samping Abel menoleh. "Apa?"

"Seandainya Irham tidak lagi menginginkan Kak Nisa, apa kak Ilham masih akan melamarnya? Dan ninggalin Abel gitu aja?" Bukan apa-apa, Abel hanya ingin memastikan. Sebelum dia benar-benar menyerahkan hati dan jiwanya.

Ilham benar-benar terdiam untuk waktu yang lama. Lidahnya kelu, ribuan kata seakan lenyap dari kepalanya.

Seakan mengerti kebungkaman suaminya, Abel kembali berkata, "Abel ikhlas Kak Ilham lepas, jika memang benar itu terjadi."

Bibir mungil itu berucap seakan tanpa beban, tetap ada sedikit senyum menyertai wajahnya. Kemudian ia bangkit, memutari tempat tidur, lalu membaringkan tubuhnya membelakangi sang suami. Ia bersembunyi, untuk menyembunyikan perih hatinya. Sebelum netra bulat itu terpejam, helaan napas panjang mengempiskan dadanya.

Untuk beberapa saat waktu seakan membeku, hingga Abel rasa sebuah pergerakan di belakangnya. Mungkin Ilham juga berbaring. Abel memejamkan mata ketika belaian lembut mendarat di kepalanya yang masih terbungkus kerudung. Kenapa? Kenapa Kak Ilham selalu begini? Kenapa selalu bersikap manis tapi nyatanya tidak bisa melepas masalalu. Kak Ilham ... Abel apa sih di mata Kakak? Sekedar pelarian kah?

"Aku bersamamu sekarang karena Allah, dipersatukakan karena takdir-Nya yang indah. Apapun yang terjadi nanti, kita pasrahkan semua pada Allah, Sya. Percayalah, kehendak-Nya lebih indah dari rencana kita," ucapnya tulus.

Tubuh Syabella tidak bergerak sedikitpun. Bukannya mendingan hatinya justru makin teriris perih rasanya. Hati perempuan bisa sesensitif ini ternyata. Dipaksa kuat tetap saja rapuh, dipaksa percaya tetap saja sia-sia.

***

Pagi-pagi sekali usai shalat subuh Abel sudah berada di kamar bayi Akbar. Tangannya yang jahil tiada henti menoel pipi gembul ponakan kecilnya itu.

Dengan tekat yang tidak seberapa dan melawan rasa takutnya Abel merajuk minta ditemani ke rumah sakit untuk menjenguk Abah Ghafur--ayah Kafa. Dia sudah berjanji kemarin. Demi keamanan bersama akhirnya Ilham manut dan tidak lagi menolak. Ketiganya kini berdiri di samping brangkar Abah Ghafur. Dan lihatlah sekarang, gantian Ilham yang kembali gerah hati serta gerah body melihat istrinya tertawa tidak jelas dengan Kafa dan Abahnya. Meskipun sesekali Ilham diajak interaksi, tetap saja, ada rasa tidak suka.

"Ning, kalau nanti Abah di Jakarta jangan lupa ditengok sesekali, biar ndak lupa gitu loh," ucap Abah Kafa dengan lengkung sabit di wajah keriputnya. "Boleh kan, Nak Ilham?"

Kalam Cinta Sang GUS ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant