Bab 10

103K 7.5K 200
                                    

Di balik jiwa yang kuat, pernah ada patah hati terhebat yang perlahan mengajarinya untuk tetap tegap.

Kalam Cinta Sang Gus

Ingatan beberapa bulan lalu itu masih betah mendiami pikiran lelaki berumur pertengahan dua puluh yang tengah melamun di rooftop gedung sekolah. Masih terekam jelas dalam ingatannya. Saat itu Irwan dibuat cemas dan tidak percaya dengan yang dilontarkan putri bungsu pengasuh pesantrennya--Syabella, dia terus menghujaminya tuduhan padahal gadis itu belum tahu yang sebenarnya.

"Kak Irwan, Abel mohon jauhi Kak Alfi, jangan ganggu kak Alfi lagi. Kakak tahu kan kalo Kak Alfi sudah tunangan?" Ucapnya setelah sekian lama terdiam mematung. Gadis itu berucap lantang tanpa memperhatikan sekitar, bahkan dia tidak peduli para pedagang ikut memperhatikan mereka.

"Astaghfirullah, sungguh saya tidak pernah ingin merusak pertunangan Ning Alfi. Ning Abel salah paham sama saya," jelas Irwan mempelankan suaranya tidak ingin mengundang perhatian para pengunjung pasar. Namun sejauh dan sekeras apapun Irwan menjelaskan, tetap saja Abel tidak percaya.

"Terus di surat ini, bahwa Kak Alfi bersedia kabur sama Kak Irwan apa kalau bukan Kakak juga terlibat dalam surat menyurat ini, kan?" Abel tampak emosi dengan menunjukkan secarik kertas.

Beberapa hari ini Irwan memang menunggu balasan dari sang penulis. Sudah beberapa bulan lalu semenjak kepulangan putri kedua Kyai Aziz dari pesantrennya, pemuda itu kerap menerima sebuah surat rahasia yang seringkali terselip diantara nota belanjaan dari petugas dapur, dan baru ia ketahui jika dari Alfia--putri kedua Kyai Aziz sebelum bertunangan. Kakak dari Abel itu tiba-tiba menyatakan kekagumannya pada Irwan yang hanya santri biasa. Awalnya Irwan tidak percaya bahwa surat itu benar dari Alfia, dia kira semua itu hanya candaan dari salah satu petugas dapur yang ingin mengerjainya.

Bagaimanapun Irwan manusia biasa yang memiliki hati, tidak dipungkiri jika ia terbawa perasaan akan keberanian ning Alfia agar mengkhitbahnya pada Kyai. Namun lagi-lagi status membuat langkahnya terhenti. Siapa dia dibandingkan dengan Alfia yang seorang putri Kyai, sedang dirinya hanya anak preman taubat dan ibunya dulu seorang penyanyi kafe. Sudah Irwan jelaskan dengan rinci status keluarganya, akan tetapi serinci itu pula ning Alfia meyakinkan dirinya bahwa status dan kasta bukanlah masalah.

Setelah berhasil mengumpulkan keberanian untuk menyampaikan itikad baiknya mengkhitbah Alfia, takdir membuat langkahnya kembali mundur. Seorang Kyai pemilik pesantren besar dari Mojokerto membawa pinangan untuk putra sulungnya yang masih berada di Kairo. Keberanian yang sudah sebesar gunung akhirnya kembali menciut, sampai inilah yang terjadi, Abel mulai mengetahui kelakuan sang Kakak dan salah paham pada dirinya.

"Ning, tenanglah. Saya bisa jelaskan yang sebenarnya," jelas Irwan dengan nada lembut.

"Apalagi yang mau Kakak jelaskan? Abel sudah tahu semuanya."

"Tidak. Ning Abel tidak tahu semuanya. Ning Alfi yang meminta saya untuk meng--"

Dada Abel kembang kempis, bibirnya maju beberapa senti pertanda dia benar-benar marah, berani sekali santri ini menuduh gadis kalem dan jarang bicara seperti kakaknya. Yang Abel tahu Alfia adalah perempuan yang sangat penurut, jadi tidak mungkin jika sang Kakak terlebih dulu memulai.

Tidak. Abel tidak bisa biarkan kehormatan Abinya tercoreng hanya karena kejadian ini. Beberapa hari lalu Abel menyaksikan sendiri bagaimana kebahagiaan terpancar indah dari wajah keluarganya hanya karena penyatuan dua pesantren karena pertunangan Kakaknya. Lalu tiba-tiba tidak sengaja dia menemukan surat yang isinya bisa saja membuat kebahagiaan itu hancur. Bahkan parahnya lagi, Abi Aziz bisa jantungan mengetahui ini.

Kalam Cinta Sang GUS ✔Where stories live. Discover now