Mesum banget kan keringetnya?!

Belum lagi pengumuman, bisa gosong kaya wajan entar kulitnya.

"Huh, Panas banget ini Cha," keluh Alexa mulai kepanasan.

"Siapa yang bilang dingin kaya di kulkas sih Al?!" gerutu Ocha yang bawaannya sensitif karena cuaca yang panas.

"Itu, kamu."

Ocha menutup mulut tak percaya.

"Eh iya juga ya. Ish, tau ah!" Ujungnya Ocha yang kesel Sendiri.

"ANAK-ANAK DARI KELAS 10 SAMPAI KELAS 12 YANG SAYA CINTAI JUGA SAYANGI SETULUS HATI. SAYA SANGAT BERHARAP KEPADA KALIAN, JANGAN ADA YANG MENIRU GAYA ATAUPUN PERILAKU DARI SISWA-SISWA DIBELAKANG BAPAK," tegas Bapak guru mulai berbicara menggunakan microphone.

Entah sejak kapan beliau berbicara, yang jelas Alexa dan Ocha baru menyadari nya.

"APA JADINYA, JIKA ALUMNI SMA PITALOKA, BERCITA-CITA MENJADI PREMAN SEMUA SEPERTI MEREKA!" Guru botak itu menunjuk ke 5 remaja laki-laki yang berbaris dibelakangnya.

Mereka anak-anak geng motor Leopard.

"Anjay, pak botak terang-terangan banget sih." Siswi-siswi mulai berbisik.

"Kan kasian abang Ronald dimaki-maki kayak gitu, pasti malu."

"Bukan Ronald doang goblok, semuanya!"

"Iyadeh, iya. Ke empat cowok tampan kecuali Cecep."

"KALIAN LIHAT!" Pak botak mulai menginterupsi lagi.

Beliau mulai mengamati penampilan ke lima nya dari atas sampai bawah berulang-ulang.

"BAJU DIKELUARKAN, RAMBUT ACAK-ACAKAN, DASI TIDAK DIPAKAI. MANA NGUNYAH PERMEN KARET PAS UPACARA LAGI, BAGI SINI!!"

"Enak endol, ini tuh udah yang terakhir pak, emang Bapak mau yang disini. Ini, disini nie, wleek...." Cecep menjulurkan lidah untuk menunjukkan permennya yang ada di dalam mulut.

Kampret si Cecep!

"Hahaha, kurang asem si Cecep!" Siswa yang lain mulai tergelak menertawakan tingkah konyol Cecep yang bisa dibilang langka.

"Biadap Cecep mah!"

"DIMANA ETIKA KALIAN SEBAGAI SISWA?!!"

Semua siswa-siswi tersentak akibat teriakan murka pak botak yang menjadi. Terutama Cecep, yang menjadi penyebab utamanya. Bahkan anak-anak geng motor Leopard juga sama terkejutnya, terkecuali Dirga.

Sang leader yang bengis dan pemberani itu sama sekali tidak takut kepada siapapun, kecuali Tuhan.
Prinsipnya gini.

Selagi mereka manusia, kenapa harus takut?

"SEBENERNYA KALIAN SISWA ATAU BERANDALAN SIH?!!" Beliau benar-benar sudah murka.

Walau kenyataannya mereka adalah murid-murid Nakal yang sangat susah untuk dididik, tidak memungkiri mereka juga bisa menghargai guru yang faktanya sudah lelah menegur mereka, mereka juga tau itu yang terbaik.

Namun kebiasaan buruk mereka seperti tawuran, bolos dijam pelajaran, pulang saat belum memasuki waktunya, mejeng bareng pas malem-malem. Semua itu sulit untuk dihilangkan dalam sekejap.

Hingga selanjutnya guru botak itu memutuskan untuk berbalik, menghadap semua siswa-siswi didepannya, dibandingkan harus menatap sederet berandalan dibelakangnya.

"Monyet pak," lirih Cecep terbilang telat menjawabnya.

"BILANG APA KAMU CECEP?!!"

"Eh?! E-enggak pak, i-itu, Anu, s-si boss Dirga bilang, k-katanya dia udah gak sabar, buat nendang pantat bapak yang aduhai menggoda iman." Spontan Cecep.

"APA?!!!!"

Cecep menutup mulutnya terkejut. Berani sumpah, ucapan itu keluar sendiri dari mulutnya tanpa perintah, suer deh! Soalnya Cecep gugup mau jawab apa.

Dirga mendelik tajam memandang Cecep, berani-beraninya dia membangunkan singa jantan yang tengah tertidur. Belum tau seberapa besar kemurkaan seorang Dirgantara Martinez.

Cecep meringis ketika dipandang, tubuhnya bergetar hebat akibat ketakutan. Sebenarnya Cecep sudah tau kemarahan seorang Dirga yang mungkin tidak akan segan-segan membunuhnya. Atau mungkin memutilasi Seperti seorang psycopat.

"Hahaha, sekate-kate banget sih Cecep."

"Padahal dari tadi Dirga diem doang,"

"Kasian atuh abang Dirga."

"Hahaha, mati si Cecep mah ditangan Dirga."

"Pftt, hahaha!"

Ketika yang lain asik berbisik-bisik lirih, justru Alexa malah spontan tertawa yang terbilang cukup keras. Hingga arah pandang semua siswa-siswi tertuju padanya.

"Astoge, kamu parah banget sumpah Al. Ngetawain Dirga? Ish ish ish, aku acungin jempol deh," bisik Ocha sangat lirih.

Dirga menajamkan sorot matanya menatap Alexa. Sang ketua tidak mengenal siapa gadis itu, pasalnya siswa-siswi kelas 12 sangatlah banyak. Dirga tidak ada waktu untuk menghafalkannya. Lagian, tidak penting!

Alexa langsung kicep, saat ditatap oleh kedua netra tajam bak pembunuh itu dengan serius. Gadis itu mulai mengalihkan pandangannya untuk menghindari tatapan matanya.

Ia gugup, jantungnya bergemuruh seperti hujan, dia tidak tahu apa penyebabnya. Entah itu karena ketakutan atau mungkin yang lainnya.

"TERUNTUK DIRGANTARA MARTINEZ!!"

"SELEPAS UPACARA, BAPAK PUNYA HADIAH KHUSUS UNTUK KAMU."

-
-
-
-

To be continued

DIRGANTARA (SELESAI)Where stories live. Discover now