The First

433 58 13
                                    

"Ada yang bilang, cinta itu ibaratnya ombak yang mengikis batu, sedikit demi sedikit tetapi bisa membuatmu hanyut didalamnya. Ketika kamu tidak bisa bertahan atau bertahan sekalipun, kamu tidak mengetahui akhir dari cinta itu. Itulah mengapa begitu sulit untuk mendefinisikannya.

Kapanpun, dimanapun, cinta bisa hadir. Ada yang rela menyakiti demi cinta, berkorban demi cinta, bahkan mati demi cinta. Dia butuh ruang dan waktu untuk menunjukkan dirinya. Dan kita adalah "ruang dan waktu" yang membutuhkan kehadiran cinta itu. "

"Kuharap apapun itu, biarkan saja."





PROLOG
_______________________

Disebuah kamar tidur yang tampak mewah, seorang wanita hamil baru saja terbangun dari tidur pulasnya. Dengan langkah yang sedikit sesak dia mulai menuruni anak tangga untuk mengambil secangkir air putih. Setelah menghirup udara segar, kini dia tersadar bahwa suaminya semalaman tidak ada disampingnya. Dengan perlahan dia memasuki sebuah ruangan yang tampak seperti sebuah ruang belajar. Lalu dengan pelan dia mendekati seorang pria yang masih tertidur pulas diatas kursi. Sedikit perasan senang berhasil menarik senyumnya disaat melihat semua kertas yang ada di atas meja. Kemudian dia dengan pelan membangunkan pria itu.

"By. Bangun!" perintahnya dengan lembut sambil menggoyangkan tubuh pria yang tampak lebih tua darinya itu. Hingga akhirnya tubuh pria itu memberikan reaksi.

Dengan sedikit menggeliat, dia mengangkat tubuhnya sambil menarik kembali otot-otot yang sudah membeku sedari tadi.

"Emang udah jam berapa?" tanya pria itu masih dalam keadaan setengah sadar.

"Udah pagi. Tuh, udah jam 9!" jawab wanita itu sambil menoleh ke arah jam yang menempel di dinding.

Seketika itu juga mata pria itu terbuka lebar.

"Kamu kenapa gak bilang kalo udah jam 9?!" protes sang suami yang panik sambil merapikan semua buku dan kertas yang berserakan diatas meja.

"Ya, salah kamu ngapain begadang!" ucap istrinya dengan ketus.

"Lah, 'kan kamu yang nyuruh. Kamu yang bilang deadline tugas kamu hari ini," ucap suaminya membela diri.

"Itu juga salah kamu. Kan aku udah bilang jangan hamil dulu, kamu sih ngeyel! Kalo misalnya aku belum hamil, pasti aku bisa kerjain semuanya tepat waktu," omel wanita itu mulai membahas masalah lama.

Si suami yang mendengar omelan istrinya pun hanya bisa bersabar.

"Udah buruan mandi! Nanti kamu telat!" perintah si istri lagi. Dengan berat hati akhirnya pria itu segera mengangkat tubuhnya. Padahal dia sangat mengantuk dan ingin tidur setidaknya beberapa menit lagi.

Akhirnya beberapa menit kemudian, si suami selesai mandi lalu ikut sarapan pagi bersama istrinya. Tidak lupa juga istrinya menyediakan pakaian, dan seperti biasanya akan memasangkan dasi suaminya itu. Hingga di pekerjaan terakhir yaitu memberangkatkan dia kekantor. Sebelum sang suami pergi kekantor, dia yang tampak kurang enak badan kembali berlari ke kamar untuk mengambil sebuah  sapu tangan. Dia yang sudah panik karena terlambat tidak hati-hati hingga akhirnya salah menarik kain. Kain putih yang ia tarik ternyata celana dalam putih milik istrinya. Akhirnya sang suami yang yang tak menyadari itu langsung memasukkan barang itu kedalam sakunya. Segera dia kembali kebawah dan langsung masuk ke mobil. Pagi yang cukup riuh, kini kedua pasangan itu mengambil jalan masing-masing menuju tempat tujuan masing-masing.

Akhirnya mereka berdua tiba di tempat yang berbeda. Suaminya yang merupakan seorang mantan dosen kini sudah bekerja disebuah perusahaan. Sedangkan si istri baru saja tiba ditempat tujuannya, yaitu sebuah tempat yang dapat dipastikan adalah pesta pernikahan.

Si istri yang baru saja tiba pun hanya  berdiri sambil mengamati para tamu undangan.

"Kayla. Udah nyampe lu?"

"Btw, Suami lu mana?" tanya seseorang yang menghampiri wanita itu.

"Bryan. Kebetulan lagi ada urusan nih, jadi gak bisa nemanin gue," jawab Kayla berpaling kearah suara itu.

"Eh btw. Kita udah nungguin dari tadi nih, yok lah buruan!" perintah Bryan sambil menuntunnya kesebuah meja di pesta itu.  Belum Kayla sampai, semua orang dimeja itu langsung menariknya dengan semangat.

Sebenarnya pesta yang Kayla hadiri adalah pesta pernikahan mantan pacarnya dengan sahabatnya di masa bersekolah di bangku SMA. Namun, meskipun demikian Kayla sama sekali tidak memberatkan langkahnya untuk tetap mendatangi pesta pernikahan yang tampak meriah itu.

Kini Kayla dan Bryan yang duduk bersebelahan nampak terfokus pada sepasang pengantin baru yang ada didepan sana. Sedangkan yang lainnya sibuk dengan ponselnya masing-masing. Selain Bryan dan Kayla tampak juga serorang pria berkacamata yang seakan tau sedikit kisah dibalik pesta pernikahan itu. Dengan sedikit membuat basa-basi, dia kemudian mengajak Kayla mengobrol.

"O iya. Key, lu kan udah nikah nih. Bisa gak, kalo misalnya gue ngambil kisah cinta  lu buat bahan novel baru gue?" tanya pria berkacamata yang tampak seumuran dengan Bryan. Kayla yang mendengarnya pun tertawa kecil.

"Apaan sih Glen," komentar Bryan yang seakan kurang suka dengan pertanyaan itu.

"Kalo gue sih boleh-boleh aja," ucap Kayla memberi izin.

"Kalo gue jangan! Awas aja kalau lu bawa-bawa nama gue. Gue smackdown lu!" ancam Bryan yang tak suka kisahnya diumbar.

"Siapa juga yang mau ngambil kisah lu?! Gak usah keGR-an!" protes Glen yang mendengar ucapan Bryan.

"Lu berdua gak berubah ya?!" ucap Kayla mengamati tingkah laku kedua orang itu.

"Entah!" jawab Bryan dan Glen bersamaan hingga akhirnya saling pandang.

"Tuh,'kan! Lu yang demen cari masalah?!"

"Siapa juga yang cari masalah?"

Kini keduanya mulai terlibat adu mulut.

"Stop! Ini jadi cerita gak sih?!" tanya Kayla menengahi mereka berdua.

"Ya jadilah. Lu jangan ngambek, lu kan tau sendiri kalo kita berdua itu gimana. Jadi, lu maklum lah sama kita berdua," ucap Glen tak ingin kehilangan kesempatannya. 

Sejenak suana kembali tenang.

"Jadi, gini Key. Gue kan cuma tau sedikit cerita tentang kisah lu. Jadi, maksud gue, lu bisa ga cerita-in lebih banyak lagi?" tanya Glen penuh harap. Kayla yang sudah sempat mengiyakan perkataan Glen pun terpaksa setuju dan mulai membuka ceritanya.

"Hmm. Gue mulai dari mana ya?!" Kayla jadi bingung sendiri.

"Terserah lu. Yang pasti gue bakal engerin kok," ucap Glen yang cukup excited.

"Okedeh. Jadi, ceritanya itu..." Kayla pun akhirnya mulai bercerita tentang awal dari kisah cintanya kepada Glen.








Cerita tentang, bagaimana Kayla menemukan cinta terakhirnya pun baru dimulai.

***

SEBELUM KAMU(TAMAT)Where stories live. Discover now