SRP

1.5K 44 8
                                    

   Malam memjelang, dan sampai saat ini Adhit masih berada di rumah Dylana, malahan saat ini ia tengah tertidur pulas setelah tadi ia ikut makan malam bersama kedua orangtua Dylana. Sedangkan Dylana sendiri, dia tengah membereskan beberapa buku bekas yang akan ia sumbangkan ke panti asuhan nanti besok. Menyumbangkan buku bekas yang masih layak pakai merupakan kebiasaan Dylana dan Adhit sedari kecil, dimana mereka akan menyumbangkan buku yang masih layak itu setiap 2-3 tahun sekali, sedangkan untuk menyumbangkan makanan atau sedikit uang yang mereka sisihkan akan mereka lakukan setiap satu bulan sekali. Dan kebetulan nanti besok merupakan jadwal mereka untuk berkunjung ke panti, apalagi Taoran dan Arina akan ikut bersama mereka.

"Teh lagi cari apa ?" Dira tiba-tiba sudah berdiri di pintu kamar Dylana

"Ini bund lagi misahin buku yang mau Dy bawa ke adek-adek panti, bunda mau nitip gak ?" kata Dylana

"Mmmm, besok bunda titip makanan aja buat mereka"

"Oke"

"Teh, kok dari tadi kamu cuekin Adhit si ?" tanya Dira yang saat ini sudah duduk disamping Dylana

"Ihh apaan si bund, lagian kan bunda liat sendiri, Adhit kesini buat main catur dan game sama ayah, dan sekarang itu anak malah tidur" tutur Dylana

"Oh, ngomong-ngomong besok acaranya apa aja?"

"Kaya biasa, cuma besok Adhit mau sekalian pamit sama adek-adek"

"Emang Adhit berangkatnya kapan, kok udah main pamitan aja ?"

"Minggu depan Adhit berangkat"

"Cepet juga ya, hmmm berarti pas si utun lahir, Adhit gak ada ya ?" tanya Dira

"Iya"

   Pembicaraan kedua perempuan berbeda generasi itu berhenti, mereka kembali sibuk memilah buku yang nanti besok akan Dylana bawa ke panti. Akhirnya setelah 30 menit berlalu Dylana dan Dira selesai mengepak buku ke dalam kardus, dan ada tambahan beberapa boneka milik Dylana yang masih layak pakai. Setelah selesai Dylana membawa kardus itu ke ruang tv, dan Dylana memilih untuk mengerjai Adhit yang masih tertidur pulas.

"Kebiasaan, orang lain udah sholat maghrib nih anak malah tidur" gerutuk Dylana dalam hati

Dylana melihat-lihat sekelilingnya, mencari benda yang dapat ia gunakan untuk mengerjai Adhit. Dan sang dewi fortuna berpihak kepadanya, disebelah tv Dylana melihat kemonceng yang nganggur disana, dan tanpa pikir panjang Dylana mencabut satu bulu kemonceng tersebut dan langsung menggelitikan ke telinga Adhit, Namun sayang Adhit masih betah tertidur.

"Ihhh kebo banget si nih orang, apa jangan-jangan dia pingsan" ucap Dylana pada dirinya

Tak habis akan Dylana naik ke atas perut Adhit, dan duduk disana dengan santai. Hingga membuat Adhit terbangun, dan hampir membuat Dylana terjatuh karena Adhit hampir duduk tapi karena Dylana duduk diatas perutnya, jadi dia tak bisa untuk duduk.

"Dy, what are you doing ?" tanya Adhit dengan kesal

"Adhit.." Dylana mengeluarkan jurus andalannya saat dia sadar, bahwa Adhit dalam mood marah

"Dasar gadis gila"ucap Adhit, dan tanpa aba-aba Adhit membawa Dylana dalam pelukkan nya

"Ihhh lagian kamu gak bangun-bangun"ucap Dylana, dengan wajah yang terbenam nyaman dalam dada Adhit

"Gak boleh di ulang Dy !" perintah Adhit tak tebantah, dan hanya dibalas dengan anggukan kepala Dylana

  Setelah itu tak ada lagi pembicaraan diantara kedua insan tersebut, yang terdengar hanyalah suara hembusan napas dari mereka berdua. Mereka tengah menikmati waktu ini, waktu paling nyaman yang mereka rasakan saat ini. Dylana memeluk erat leher Adhit, seakan-akan waktu akan menjauhkannya dengan Ahdhit saat itu juga.

SAHABAT RASA PACARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang