SRP

5.5K 197 2
                                    

      Adhit sangka bermain catur dengan ayahnya Dylana hanya akan memakan waktu setengah jam saja, tapi ini sudah hampir dua jam mereka main catur belum ada tanda-tanda permainan catur akan selesai.

"Dhit kamu belajar main catur dari siapa ??"

"Ohhh, Adhit belajar main catur sama satpam komplek ayah"

"Ayah kira kamu belajar sama daddy kamu, kan daddy kamu jago main catur"

"Yahh emang si daddy juga pernah ngajarin, tapi karena kesibukannya yang bejibun dia gak ngajarin Adhit lagi"

"Maklum lah Dhit, daddy kamu kan perusahaannya dimana-mana jadi dia orangnya sibuk banget"

"Iya yah"

     Adhit membenarkan ucapan ayahnya Dylana, dia selama ini hanya menghabiskan waktunya hanya bersama dengan para pekerja rumahnya. Dan selama ini juga keluarga Dylana yang selalu ada untuknya, yang sudah menganggapnya sebagai anak mereka sendiri.

"Yah minggu depan Adhit ada turnamen basket, ayah sama bunda dateng ya"

"Insyaallah ayah sama bunda pasti dateng, lagian ayah juga udah lama gak liat pertandinga basket secara langsung"

"Makasih ya yah, Adhit seneng banget"

"Apa si yang enggak buat anak ayah yang satu ini" ucap ayah Dylana sambil mengusap lembut kepala Adhit

      Sedangkan Dyalana dia masih asik memakan eskrim super jumbo seorang diri,diatas batu karang. Dylana masih malas untuk pulang, padahal cuaca hari ini begitu panas. Dylana tidak memperdulikan kalau kulit putihnya itu bisa-bisa jadi hitam, bila terus-terusan duduk diatas batu karang.

"Udah siang, sampau kapan kamu mau duduk disitu ??" ucap seseorang dari belakang Dylana

"Ngapain lo disini ??" ucap Dylana tanpa membalikkan badannya

"Berapa kali aku bilang, jangan pernah pakai lo gw saat kita bicara !!!" ucap Adhit dengan meninggikan suaranya

"Terserah kamu" Dylana sudah malas untuk melayani ucapan Adhit

"Minggu depan aku ada pertandingan basket, jadi aku mau kamu datang ke pertandingan minggu depan" ucap Adhit yang sekarang sudah duduk disamping Dylana

"Aku gak bisa dateng"

"Kenapa ??" ucap Adhit sebari menahan emosinya

"Gak kenapa-kenapa, aku cuma lagi males aja"

"Dy kamu marah sama aku ???" ucap Adhit sambil menatap Dylana dengan dalam

"Enggak, aku gak lagi marah sama kamu kok" ucao Dylana dengan tatapan masih tertuju kearah pantai

"Dy kalau kamu gak suka aku samperin kamu kesini, hari ini aku bakal pulang. Tapi plis jangan marah sama aku lagi, dan minggu depan kamu harus datang ke pertandingan basket"

"Aku tetep gak bakal datang Dhit, maaf "

"Aku gak tahu salah aku sama kamu apa, tapi sekarang kamu itu aneh Dy" setelah mengucapkan kalimat itu Adhit langsung meninggalkan Dylana

      Dylana meneteskan air matanya, ia tidak tahu kenapa sekarang ini hatinya itu sensitif sekali. Ia tahu ucapannya tadi pasti membuat Adhit kecewa padanya, tapi Dylana sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga jarak dengan Adhit. Dia tidak mau kedekatannya dengan Adhit semakin membuat rasa cintanya pada Adhit semakin dalam.

     Sedangkan Adhit, dia sedang memasukkan bajunya kedalam tas rangselnya. Mungkin hari ini dia harus kembali ke Bandung sekarang juga, dia tidak mau membuat Dylana semakin marah kepadanya.

SAHABAT RASA PACARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang