SRP

1.4K 41 0
                                    

       Moment kelulusan dari masa SMA adalah moment yang selama ini di tunggu oleh anak kelas 12, namun menjadi moment paling sulit untuk mereka. Masa-masa yang telah mereka lalui selama 3 tahun ini akan berakhir, dan akan menjadi cerita manis di masa yang akan datang. Sama halnya dengan apa yang dirasakan oleh seorang gadis yang tengah terduduk sendiri di dalam kelas yang kosong, gadis itu tersenyum melihat sekeliling ruangan kelasnya yang selama satu tahun ini ia tempati bersama teman-teman nya.

   Disaat semua siswa-siswi sudah berkumpul di aula tempat berlangsung nya acara, ketua panitia kelas 12 malahan tengah kelimpungan mencari seorang gadis yang sedari tadi ia tak temui. Iya orang itu adalah Adhit, ia mencari Dylana yang seharusnya sudah ada di aula tapi ini malah menghilang.

"Dy kamu dimana si ?" tanya Adhit kesal pada dirinya sendiri

   Adhit sudah mengelilingi semua penjuru lingkungan sekolah, namun dia lupa kalau dia belum mengunjungi kelasnya Dylana. Karena merasa lelah Adhit memilih untuk istirahat dulu, dan dia duduk di bangku koridor kelas 11 sambil memperhatikan sekelilingnya.

"Ni anak, dari tadi gw cariin malah ngelamun disini" ucap Taoran yang baru saja Menghampiri Adhit

"Lo ngapain disini ?" tanya Adhit pada Taoran

"Ya gw nyariin lo lah, lo tahu gak kalau anak-anak panitia disuruh buat nyari lo sama pak kepsek"jelas Taoran pada Adhit

"Sorry gw udah nyusahin kalian, tapi gw lagi nyari Dylana"

"Emangnya Dy kemana, perasaan tadi tuh anak ada"

"Gw juga gak tahu, lo tahu sendiri kan kalau dari pagi gw sibuk banget, dan gw juga gak ketemu sama dia"jelas Adhit pada Taoran

"Kemana ya, soalnya gw cuma ketemu sama dia pas tadi gw nyamperin Arina"

"Ya udahlah, mendingan kita ke aula aja"ucap Adhit

"Lo gak mau lanjut nyari Dylana ?"

"Gak usah, lagian gw udah keliling juga, tapi gw gak nemuin dia"

"Lo gak kelasnya ?"ucap Taoran asal

" hah... ?"tanya Adhit refleks

"Iya, lo pasti belum nyari Dy ke kelasnya"

"Ya gak mungkin lah Dy ada disana, lagian ngapain juga Dy disana" ucap Adhit tak yakin

"Bisa ajakan dia ada disana, mendingan lo coba cari kesana dulu"ucap Taoran

" ya udahlah gw kesana dulu, siapa tahu emang Dy ada disana"

"Iya udah sana"

     Adhit pun berlalu menuju ke kelas Dylana, dan dia meninggalkan Taoran di koridor seorang diri. Tak butuh waktu lama kelas Dylana sudah terlihat, dan pintu kelasnya pun terbuka. Adhit pun semakin mendekati kelas tersebut, dilihatnya dari jendela luar kelas ia dapat melihat Dylana tengah duduk di salah satu kursi siswa.

"Astagfirullah Dy, dari tadi aku cariin kamu" ucap Adhit yang memasuki ruangan kelas tersebut

"Adhit...." ucap Dylana yang terkejut akan kehadiran Adhit disana

"Acara udah dimulai dan kamu masih disini, kamu ngapain Dy ?"

"Gak ngapa-ngapain, cuma lagi liat-liat kelas aja" Dylana beranjak dari duduknya, dan menghampiri Adhit yang masih berdiri di depan pintu

"Ya udah, lebih baik kita ke aula" Adhit kembali keluar dari kelas tersebut

"Adhit..." panggil Dylana yang masih berdiri di dalam kelas "tungguin atuh (tungguin dong)" ucap Dylana dengan nada manja nya

"Aku kira kamu mau ngomong apa" ucap Adhit setelah menghembuskan nafas nya "kemarilah tuan putri" ucap Adhit sambil mengulurkan tangannya kepada Dylana

     Dylana menerima uluran tangan Adhit, dan mereka pun kembali ke ruangan aula. Selama perjalannan menuju ke aula, Dylana semakin mengeratkan genggaman tangannya terhadap tangan Adhit.

"Nanti kalau Adhit udah di Amerika jangan genggam tangan cewe lainnya"ucap Dylana dengan lembut

"Kenapa ?" ucap Adhit dengan penasaran, namun tak menghentikan langkah kaki mereka

"Soalnya nanti Dy gak mau lagi Adhit genggam tangan nya" ucapan Dylana memang terdengar lembut namun tersirat peringatan

   Adhit menghentikan langkahnya dan ia menatap Dylana dengan begitu dalam, dan hal itu mampu membuat Dylana terdiam kaku. Dylana sangka Adhit akan marah akan ucapannya itu, namun nyata nya Adhit malah mengecup keningnya.

"Insyaallah" jawab Adhit dengan singkat namun mampu membuat Dylana tersenyum

   Mereka pun kembali berjalan, dan tanpa mereka sadari mereka sudah berada di depan aula. Terlihat anak-anak panitia yang sudah duduk di bangku paling belakang, bangku yang sudah dipersiapkan khusus untuk panitia. Adhit dan Dylana pun duduk di bangku yang masih kosong, mereka berdua langsung memfokuskan pandangan mereka pada kepala sekolah yang tengah  berdiri memberikan kata sambutan sekaligus amanat untuk para anak kelas dua belas. Dylana yang memang dasarnya midah tersentuh, malah meneteskan air matanya saat mendengar kepala sekola menceritakan perjalanan anak kelas dua belas dari awal mereka kelas sepuluh.

"Dy are you okey ?"tanya mikha yang duduk disamping Dylana

" hmmm, gw cuma terharu doang"

"Ternyata pak kepsek bisa serius juga ya, padahal biasanya dia ngebanyol" ucap Shali yang merupakan teman sekelas Adhit

"Ya gak selamanya orang yang suka ngebanyol akan terus-terusan ngebanyol, ada saat nya dia akan serius" kata Adhit dengan santai

"Kalau pak ketua udah ngomong, aku mah gak bisa ngebalas" ucap Shali dengan suara yang ia buat seperti wanita

   Mendengar ucapan Shali Dylana dan Mikha dibuat ketawa, Shali tuh emang susah diajak serius bisanya bercanda terus. Mungkin bila tidak ada Adhit disamping mereka, mereka pasti akan menimpali ucapan Shali itu.

     Setelah pak kepsek selesai memberikan sambutan dan petuah, dia langsung membacakan siapa siswa yang berhasil mendapatkan nilai terbaik seprovinsi. Dan orang itu adalah Adhit, sang ketua panitia yang masih tetap duduk saat dia sudah disuruh untuk naik ke atas panggung.

"Dhit lo dipanggil tuh" ucap Muract

"Lo aja" ucap Adhit dengan santai

"Hehh onta, kalau gw yang disuruh maju ya pasti gw yang kesana, tapi ini lo yang di panggilnya" ucap Muract kesal

"Wakilin" ucap Adhit enteng

"Adhit kamu gak boleh gitu, sana maju" ucap Dylana dengan lembut namun menyiratkan nada tak ingin dibantah

    Tanpa menjawab Adhit pun maju ke panggung, menghampiri sang kepsek yang sudah siap akan memberikan dirinya piagam penghargaan dan mendali. Jujur Adhit malas bila semua orang tahu akan prestasi nya, Adhit ingin dikenal sebagai murid yang biasa-biasa saja. Setelah Adhit selesai melalui proses penyerahan penghargaan, kini tinggal giliran siswa kelas 12 lainnya yang akan naik ke panggung untuk melalui proses pengalungan mendali kelulusan dan menerima surat kelulusan.

   Acara perpisahan yang resmi sudah selesai, kini saatnya anak-anak kelas 10&11 untuk memberikan persembahan penampilan mereka untuk kelas 12. Dylana dan teman-temannya dibuat ketawa saat menyaksikan penampilan dari salah satu anak kelas 10 IPS 1 yang menampilakan stand up comedy, dan materi yang dibawakan oleh anak yang bernama Dika itu berhasil membuat semua siswa ketawa. Acara pun semakin meriah, apalagi anak-anak kelas dua belas pun ikut meramaikan acara dengan nyanyi atau pun dance, dan masih ada banyak lagi penampilan. Tak hanya itu banyak anak kelas 12 yang tengah berfoto dengan adik kelas, teman dekat mereka, orang tua dan teman-teman satu angkatan. Sama dengan Dylana dan Arina dia juga tengah berfoto, mereka pikir kapan lagi mereka berfoto dengan teman satu angkatan dan adik kelas kalau bukan hari ini, because mereka kan bakal jarang bertemu, mungkin 5-10 kemudian mereka baru akan ketemu lagi. Kalai kalian pikir Dylana dan Arina belum foto bareng dengan Adhit dan Taoran maka jawabannya salah, wong orang yang mereka mintain foto bareng bersama pertama kali adalah kedua laki-laki tersebut.

SAHABAT RASA PACARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang