SRP🐚

4.1K 121 3
                                    

Dylana POV

      Perpisahaan satu kata yang selama satu minggu ini terus mengganggu hari-hari ku, sebuah kata yang memiliki dua hal, yaitu perpisahaan menjanjikan kembali bertemu untuk selalu bersama sampai akhir hayat, dan kedua perpisahaan merupakan akhir dari semua kisah yang pernah ada. Dan entah hal mana  yang akan terjadi diantara aku dan Adhit ketika berpisah nanti. Berpisah dengan orang yang selama ini mewarnai hidup kita, merupakan hal paling  sulit untuk ku jalani. Apalagi selama ini kemana, dan dimana pun aku berada Adhit selalu ada disamping ku. Tapi sekarang aku harus berpisah dengannya dalam jangka waktu yang sangat lama, empat tahun bukan lah waktu yang sebentar. Namun apa boleh buat aku tak bisa egois, aku tak bisa menghalangi Adhit untuk meraih cita-cita nya. Jujur saat ini aku sangat ketakutan, ketakutan yang tiba-tiba saja muncul disaat aku tahu bahwa Adhit akan kuliah di luar negeri.
      Awalnya aku mau meminta kepada kedua orang tua ku kalau aku ingin melanjutkan pendidikkan ku di tempat yang sama dengan Adhit, tapi aku sadar aku tak bisa bersikap seperti itu karena aku harus mengejar cita-cita ku sendiri, aku tak bisa mengabaikan cita-cita ku dari kecil hanya karena akan berpisah dengan Adhit. Tidak aku tidak bisa bersikap seperti itu, aku akan tetap berada di Indonesia dan meraih cita-cita ku, dan aku juga akan tetap menunggu Adhit selama Adhit melanjutkan pendidikkannya di luar negeri.
     Aku berharap semoga selama empat tahun berjauhan dengan Adhit, aku bisa kembali bersama dengannya lagi meskipun itu masih sebagai seorang sahabat.

       Adhit Dylana akan selalu menunggu Adhit untuk kembali ke samping Dylana, seberapa lama pun Adhit pergi Dylana akan tetap setia menunggu kepulangan Adhit.

Dylana POV END

    ===============================

 

       Sang waktu berjalan begitu cepat, dan ntah mengapa semenjak Adhit mengatakan bahwa dirinya akan menlanjutkan pendidik kan nya di luar negeri, Dylana suka sekali bersikap manja kepada Adhit. Awalnya Adhit merasa terkejut akan perubahan sikap Dylana tersebut, namun akhirnya ia sadar bahwa Dylana nya itu hanya ingin melukiskan sebuah kenangan indah sebelum mereka terpisahkan oleh jarak dan waktu. Seperti hari ini Dylana memaksa Adhit untuk menemaninya pergi ke toko buku untuk membeli novel baru yang baru saja keluarkan oleh snag penerbit, dan Adhit pun hanya bisa mengikuti kemauan Dylana tersebut, bukan karena terpaksa melainkan karena dirinya juga ingin membeli sesuatu di mall. Ketika Dylana sibuk mencari novel incarannya itu, tanpa sengaja dia bertemu dengan Shania namun Shania tidak seorang diri, melainkan gadis itu di temani oleh sosok pria yang menurut Dylana si tampan.

"Shania" teriak Dylana memanggil Shania, membuat yang dipanggil menoleh kepadanya

"Dylana" ucap Shania terkejut

"Kamu lagi cari buku juga ??" ucap Dylana yang saat ini sudah berdiri di hadapan Shania dan pria asing itu

"Iya aku lagi cari buku biologi, kamu ??"

"Ohh aku lagi nyari novel"

"Sendiri ???" ucap Shania sambil melihat ke sekeliling toko buku

"Ehhh enggak, aku sama Adhit, tuh orangnya" ucap Dylana sambil menunjuk ke arah jarum jam angka tiga

"Aku sangka kamu sendiri"

"Oh iya ngomong-ngomong yang di belakang kamu itu siapa ??"

"Ini kak Juno Dy, dan kak Juno ini Dylana temen sekolah aku" ucap Shania memperkenalkan Juno kepada Dylana

"Dylana" Dylana mengulurkan tangannya

"Juno" Juno menyambut uluran tangan Dylana, kemudiam melepaskannya

"Kamu udah nemu novelnya Dy" ucap seseorang dari belakang Shania, dan tanpa mereka lihat pun mereka sudah tahu siapa orangnya

"Belum"

"Hayy Dhit" ucap Shania yang sekarang sudah membalikkan badanya menghadap Adhit

"Sha...shania" ucap Adhit terkejut

"Hayyy"

"Kamu disini juga ??" ucap Adhit

"Iya"

"Oh" ucap Adhit tanpa ingin membalas kembali ucapan Shania

        Sedangkan Dylana dan Juno hanya diam membisu, memperhatikan kedua orang tersebut yang tengah berada dalam ketidak nyamanan itu. Namun suasana tidak nyaman itu langsung berakhir setelah Juno terbatu-batu, membuat ketiga otang tersebut langsung menatapnya.

"Kak kamu baik-baik ajakan ???" ucap Shania khawatir, sambil menepuk-nepuk punggung Juno

"It's oke" ucap Juno santai sambil mengelus dadanya

"Ini minum dulu" Shania mengulurkan botol minum yang ia ambil dari ransel kencilnya

"Thank's baby" ucap Juno sambil menerima botol minum dari Shania, dan tidak lupa Juno memberikan seulas senyum kepada Shania yang membuat kedua pipi Shania memerah

"Iya sama-sama"

          Sedangkan Adhit dan Dylana mereka berdua hanya memperhatikan kedua pasangan tersebut. Dan kalau boleh jujur Adhit merasa tidak nyaman melihat cewek yang pernah ia sukai bermesraan dengan pria lain, namun ia langsung mengenyahkan perasaan tersebut dan dia langsung menyakinkan hati, pikiran dan jiwanya hanya milik Dylana nya seorang. Apalagi saat dirinya menoleh ke arah Dylana yang ternyata tengah memperhatikan Shania dan Juno juga, Adhit tersenyum melihatnya dan Adhit sadari saat melihat Dylana, jantung Adhit berdetak begitu cepat dari biasanya.

      Karena tidak ingin terus-terusan melihat adegan romantis antara Shania dan Juno, Adhit langsung menarik Dylana menjauh dari mereka berdua. Sedangkan Dylana dia hanya ikut saja kemana Adhit menariknya, namun saat dia melewati rak buku yang memajang beberapa novel, Dylana langsung melepaskan tangannya dari Adhit dan berlari mnghampuri rak novel tersebut.

"Alhamdulilah akhirnya dapet juga" ucap Dylana sambil mencium novel tebal tersebut, dengan gembira

"Ketemu ??" ucap Adhit yang saat ini berada tepat di belakang Dylana

"Iya, lihat deh Dhit, bagus kan ???" ucap Dylana sambil menujukkan novel yang saat ini ia pegang

"Dari cover sama judul nya si bagus, tapi aku gak tau gimana isi novelnya itu bagus atau enggak"

"Nanti kamu pinjem aja novel aku ini, aku jamin kamu bakal suka" ucap Dylana dengan yakin sekali

"Percuma kalau aku pinjem novel kamu itu, lagian kamu tahukan kalau aku itu malas baca, apalagi baca novel"

"Ishhh kamu mah suka gitu aja" ucap Dylana sebal, dia juga langsung meninggalkan Adhit menuju ke kasir

      Adhit yang melihat Dylana meninggalkan nya menuju kasir, dia hanya menggelengkan kepalanya saja. Mungkin saat di Amerika nanti dia akan merindukan sifat Dylana yang satu itu, dimana Dylana akan melangkah pergi meninggalkan Adhit ketika Adhit mulai membuatnya kesal. Bukan pergi untuk selamanya, melainkan pergi untuk menghidari adu mulut yang takkan pernah berhenti, bila salah satu dari mereka tidak ada yang memilih pergi.

    Sedangkan Shania dan Juno mereka berdua masih mencari buku yang dicari oleh Shania, sejujurnya Juno itu malas kalau diajak ke toko buku, namun karena Shania yang memintanya dia pun tak bisa menolak nya. Mungkin sekitar sepuluh menit kemudian mereka berdua menemukan buku biologi yang dicari oleh Shania.


🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Hello reider's tercinta ku semua 🙋🙋🙋

Semoga di Chapter kali ini kalian suka ya 😊

And see you next Chapter 🙌🙌

Bye 😘😘😘



SAHABAT RASA PACARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang