SRP💐

3.3K 92 8
                                    

        Waktu berlalu begitu cepat, laksana roda yang terus berputar yang hanya akan berhenti bila roda itu ada yang menghentikan. Seperti saat ini keempat remaja baru saja selesai melaksanakan ujian nasional, dan saat ini mereka tengah merayakannya dengan cara berkumpul di rumah Dylana dan akan masak-masak bareng di rumah Dylana. Saat ini Dylana dan Arina tengah membersihkan sayuran dan daging ayam segar, sedangkan Adhit dan Taoran mereka tengah berbelanja cemilan ke minimarket yang berada di depan komplek rumah.

"Dy menurut kamu aku ambil jurusan apa ya, aku bingung"

"Bingung kenapa, bukannya kamu udah milih buat masuk jurusan kedokteran ya"

"Tapi kamu kan tahu kalau aku dari IPS, dan lagi aku gak ngerti masalah ilmu kesehatan"

"Terus masalahnya apa kalau kamu dari jurusan IPS, dengerin aku ya banyak kok yang dari jurusan IPS masuk kedokteran terus mereka sukses kok jdi dokter, dan masalah ilmu kesehatan kan kamu bisa belajar lagi"

"Matematika aku jelek Dy"

"Minta ajarin Taoran, biar matematika kamu bagus"

"Kalau nanti gw jadi dokter terus salah ngasih obat gimana ???"

"Jangan suka mikirin sesuatu yang menakutkan, yang belum tentu terjadi "

"Iya juga ya, terus kamu mau ngambil kuliah jurusan apa ??"

"Insyaallah aku ambil kependidikan guru sejarah"

"Kamu mau dalemin ilmu sejarah, aduh Dy sejarah itu rumit"

"Gak rumit kok, rumit itu karena kita yang buat sejarah itu jadi rumit"

"Terus nanti kamu mau ngambil UNPAD atau UPI ?"

"Aku si pinggin nya UPI "

"Kenapa gak ke UNPAD aja ??"

"Aku maunya UPI "

"kamu gak mau ikut Adhit aja ??"

"Gak mau, lagian aku gak sepintar Adhit "

"Terus kalau kamu jauhan gitu sama Adhit, kamu gak takut Adhit di gebet sama cewek lain ??"

"Ar kamu kan tahu aku sama Adhit hanta d batas sahabat, dan masalah nanti Adhit punya pacar itu kan hak nya Adhit, aku kan bukan siapa-siapa nya Adhit "

"Adhit gak peka-peka ya"

"Maksudnya ??"

"Ya iya masa dari dulu dia gak sadar kalau sahabat cantiknya ini cinta sama dia "

"Apaaan si Ar ??" ucap Dylana sambil memalingkan wajahnya dari Arina, dia takut Arina melihat rona merah di pipinya

"Idihhhh ada yang malu-malu kucing nihh" goda Arina pada Dylana

"Udah ihhh"

"Apanya yang udah Dy, perasaan dari tadi aku gak lagi ngapa-ngapain"

"Arina kamu nyebelin ihhh"

"Wahhh kamu muji aku cantik, makasih ya"

"Tau ahhhh"

      Tiba-tiba saja suara tawa Arina dan Dylana terhenti setelah melihat kehadiran Taoran dan Adhit, sedangkan kedua laki-laki tersebut heran mengapa kedua gadis tersebut berhenti tertawa.

"Kok berhenti ketawanya ??"

"Iya, padahal kita suka loh liat tawa kalian" ucap Adhit yang membuat kedua pipi dua gadis itu menjadi merona

"Gombalnya receh banget si" ucap Arina

"Gw gak punya receh, punya nya juga ribuan"

"Loh masih kalah sama gw, gw punyanya ratusan" timpal Taoran

"Terserah lo aja" ucap Adhit jengkel mendengar ucapan Taoran

"Udah deuh jangan di bahas lagi, mendingan sekarang kalian bawa ini makanan yang udah jadi ke ruang tv " ucap Arina kepada kedua laki-laki tersebut, sedangkan Dylana ia tengah fokus pada sayur soup nya

"Oke yang"

    Sedangkan Adhit sendiri dia menghampiri Dylana, dan saat sudah berada di dekat Dylana Adhit mengecup pipi kanan Dylana dengan singkat dan hal itu membuat Dylana terkejut dan juga hal itu tidak luput dari pandangan Arina.

"Adhit"

"Aku gemes liat kamu masak, kamu buat aku pinggin cepat-cepat sukses"

"Emang hubunganya apa kalau lo udah sukses sama Dylana masak ???" ucap Arina penasaran

"Lo mah kepo aja jadi orang, pokoknya lo liat aja nanti pas gw udah sukses"

"Iya gw bakal liatin lo sampai lo sukses, dan gw bakal cari tahu apa hubungannya lo sukses dengan Dylana yang buat gemas lo saat dia masak"

"Bagus, Dy kamu buatin ke sukaan aku kan ??"

"Iya"

"Singkat banget si"

"Lo kalau mau yang panjang baca novel aja" timpal Arina

"Lo tuh ya nyaut aja"

"Ya suka-suka gw"

"Udah jangan dilanjut lagi, kalian kebiasaan deh kalau lagi barengan gak pernah bisa akur, Dhit mendingan kamu samperin Taoran"

"Ya udah aku samperin Taoran dulu, oh iya Dy jangan lupa nanti malam"

"Iya"

    Adhit pun menghampiri Taoran yang berada di ruang tamu, dan Adhit hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat sahabatnya itu tengah tertidur pulas di sofa. Taoran benar-benar, baru aja tuh anak di ruang tamu sendirian sebentar, dan sekarang sahabatnya itu dengan mudah tertidur pulas. Mungkin karena jiwa jahilnya tengah menghilang jadi Adhit tidak mempunyai hasrat untuk mengganggu tidur Taoran, laki-laki itu lebih memilih untuk menyalakan televisi dan menonton berita tentang pertumbuhan ekonomi saat ini dan hal itu membuat Adhit kesal.

"Kapan ini negara bisa makmur jaya, tanpa ada koruptor padahalkan negara ini potensinya banyak ehhh sayang beberapa oknum pemimpinnya ada yang kurang ajar" ucap Adhit pada dirinya sendiri

    Dan kalau kalian mau tahu Adhit merupakan sosok yang menyukai segala hal yang berbau mengenai ekonomi, dan karena hal tersebut lah Adhit memilih jurusan management ekonomi
( jujur aku gak tahu mengenai jurusan kuliah mengenai bidang ekonomi, jadi yang tahu mengenai jurusan berbau ekonomi bisa comment dan kasih tahu aku ya, maaf kalau aku salah) Adhit mempunyai cita-cita mulai yaitu membangun negara ini menjadi negara makmir, namun bukan dengan terjun ke bidang politik yang penuh dengan drama yang tak pernah ada ujungnya.

      Hay semuanya balik lagi sama aku 🙋🙋

Setelah sekian hari aku gak pernah update, akhirnya aku punya waktu ( lebih tepatnya aku baru punya kuota ) buat update lagi chapter baru, dan semoga di chapter yang ini kalian makin suka ya😃

Oh iya aku mau minta maaf sama reider's semua kalau dari awal cerita sampai chapter ini aku sering gabungin bahasa sunda sama indonesia yang suka buat kalian pusing, maaf ya. Tapi aku gabungin dua bahasa itu karena aku pinggin ngenalin bahasa sunda ke kalian, ya meskipun bahasa sunda yang aku gunakan bukan bahasa sunda yang lembut atau yang baik 😃

See you next Chapter ya reider's 😘😘😘

SAHABAT RASA PACARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang