BLS - 40

19.4K 2.6K 251
                                    

Sagara menunggu dengan sabar. Ia dan Keisha baru saja mengantar kepergian Alodra dan Kara honeymoon. Mereka sepakat memberikan hadiah honeymoon keliling dunia sebulan penuh. Bahkan Andaru yang menunda pekerjaan Kara dengan menemui produser Biewinta agar mengundur jadwal syuting video klip dan konferensi pers artis pendatang baru itu.

"Jangan sedih. Kakakmu hanya honeymoon, bukan mau pergi perang," hibur Sagara melihat Keisha melamun dengan wajah sedikit murung.

Keisha menoleh, lalu tersenyum.

"Kami memang terbiasa hidup berjauhan. Tapi kami saling menyayangi. Kalau saja Kak Mara tidak piket, ia pasti juga akan ikut mengantar," Keisha memandang ke depan. Lalu lintas di depannya mulai padat dan melambat.

"Kei,"panggil Sagara pelan.

Keisha menoleh.

"Apa aku boleh ikut menjagamu? Seperti Kumara dan Kara menjaga dan menyayangimu. Bahkan mungkin lebih dari itu?"

"M-maksud Kakak?"

Sagara menghela nafas. Jika ia mengatakan kalau ia menyukai dan tertarik pada Keisha sejak pandangan pertama, apakah Keisha akan menerimanya? Apa gadis itu tidak akan ketakutan? Atau mungkin malah akan berpikir yang aneh-aneh tentangnya?

"Aku... ehm... Keisha, apakah kamu tidak apa-apa kalau aku berniat ingin mendekatimu? Maksudku, aku tertarik padamu. Aku menyukaimu. Aku tau, perbedaan usia kita lumayan jauh. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Baru kali ini aku merasakan ketertarikan yang sangat pada seorang wanita. Dan itu kamu," Sagara memandang manik mata Keisha lekat-lekat. Ia ingin gadis ini tau perasaannya. Ia tidak ingin ada laki-laki lain yang lebih dulu mengutarakan isi hati pada Keisha.

Keisha terdiam. Sepanjang usianya, ia sama sekali belum terpikirkan untuk menjalin hubungan dengan pria manapun. Kara dan Kumara selalu menasehatinya untuk fokus pada pendidikan, agar ia bisa segera meraih gelarnya dan bekerja. Mereka bukan berasal dari keluarga mampu. Kara berjuang demi agar Kumara dan dirinya bisa meraih cita-cita dan masa depan yang lebih baik. Dan Kumara sudah membuktikan kesungguhannya dengan menjadi dokter. Kini, Keisha yang harus membuktikan pada kedua kakaknya, bahwa ia juga mampu meraih apa yang ia cita-citakan.

Namun kini di hadapannya, salah seorang cucu Daud Artasenjaya menyatakan perasaan padanya. Keisha sering mendengar, semua cucu-cucu dari klan Artasenjaya tidak ada satupun yang buruk. Semuanya berparas rupawan, dengan kekayaan yang begitu tersohor. Orang akan berpikir dua kali jika ingin berurusan dengan mereka.

"Kei," panggil Sagara pelan, mengusik keterdiaman Keisha.

Keisha menatap Sagara gugup. Ia tidak pernah menyangka akan mendapatkan ungkapan perasaan dari laki-laki mapan seperti Sagara. Beberapa teman lelakinya memang ada yang pernah menyatakan perasaan padanya, namun mereka adalah para laki-laki seusianya. Yang masih sekolah dan dari kalangan biasa aja. Tetapi Sagara jelas tidak termasuk dalam jajaran pria seperti teman-temannya.

Keisha sendiri juga masih bingung dengan perasaannya. Sagara seumuran dengan Alodra, kakak iparnya. Ia saja sempat memanggil Sagara dengan sebutan Om.

"Kak... Kei...," Keisha benar-benar tidak tau harus menjawab apa. Apakah ia harus menjawab sekarang?

"Aku tidak meminta jawaban sekarang, Kei. Tapi aku berharap kamu bisa mempertimbangkan perasaanku," Sagara menghela nafas. Ia sadar kalau Keisha masih terlalu muda. Dan ia dengan percaya dirinya menyatakan perasaannya pada gadis belia itu. Tapi mau bagaimana lagi? Sagara tidak ingin Keisha disambar sepupu-sepupunya yang lain.

.

🍁🍁🍁

.

Mata Mahaska memicing.

Billionaires Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang