BLS - 36

26.8K 3.7K 261
                                    

Alodra menggamit pinggang Kara, menyalami sepasang manusia yang tengah berbahagia. Siapa lagi kalau bukan Mahasta dan Tera.

"Curang! Seharusnya aku dulu yang menikah! Kenapa kau mendahuluiku?" gerutu Alodra dengan wajah kesal.

Mahasta terkekeh.

"Ini semua hasil kerja kilat Mahaska," katanya melirik Tera yang tersipu di sisinya. Wanita yang hari ini sudah sah menjadi istrinya itu nampak makin mempesona.

"Awas kalau waktu pernikahanku nanti kau tidak datang! Jangan beralasan sedang honeymoon. Aku tidak akan terima!" omel Alodra lagi, lalu meringis merasakan sodokan di ulu hatinya.

Alodra menunduk, memandang Kara yang tengah melotot galak padanya.

"Biar saja, Ra. Enak saja dia mendahului kita," bisik Alodra masih kesal.

Tawa Mahasta meledak. Ia mendengar apa yang Alodra bisikkan pada Kara. Tera bahkan tersenyum geli.

Kara merengut, menarik Alodra dari hadapan kedua mempelai. Ia berbalik setelah membawa Alodra ke pinggir ballroom dan mendelik kesal.

"Itu mulut tidak bisa di rem apa?"

"Lho, memang benar Mahasta mendahului kita menikah bukan?"

"Memang, tapi kan tidak perlu mengancam begitu!"

"Ya kan aku kesal, Ra. Seharusnya kita dulu yang menikah. Enak saja Mahasta main serobot."

"Iya, tapi kan tidak apa-apa kalau dia menikah dulu," Kara bingung dengan jalan pikiran Alodra. Laki-laki itu tampak sangat kesal.

"Memang tidak apa-apa. Tapi aku iri. Pernikahan kita diajukan saja ya, Ra?"

Kara melotot. Penikahan meeka tinggal dua minggu lagi dan Alodra berniat memperceppat? Astaga!

"Jangan coba-coba mempercepatnya, Al!" desis Kara.

"Kenapa? Biar kita bisa segera bersama. Kau tidak perlu bekerja lagi. Kita bisa segera tinggal serumah. Sekamar. Seranjang. Yang terpenting dari itu semua, aku bisa memeluk dan menciummmmpphh-" Kara membekap mulut Alodra. Wajahnya merona.

Alodra meraih tangan Kara, melepaskan dari mulutnya, dan mengecup jemari Kara. Gadis itu makin tersipu.

"Kalau kau menunjukan wajah seperti ini, sungguh, aku bisa memesan kamar saat ini juga dan menyeretmu ke sana!"

Kara mendelik, namun warna merah di pipinya makin menyebar ke seluruh wajah.

"Al! Bicara apa itu!"

"Kau cantik kalau tersipu-sipu begitu. Aku jadi gemas. Ingin menciummu dan-"

"Cukup Al!"

"Cukup apanya? Aku belum selesai bicara. Aku sungguh-sungguh ingin menciummu dan-"

"Alodra! Diam!"

"Kenapa jadi marah-marah?"

"Dasar genit!

"Lho, aku genit begini juga cuma denganmu. Memang salah?"

"Astaga Alodra, bisa tidak kita bicara hal-hal yang lain saja?"

"Awal pembicaraan kita kan memang gara-gara Mahasta menyerobot di tikungan, Ra. Kenapa jadi dia yang menikah duluan?" Alodra nampak masih kesal.

"Terserah!" Kara berbalik, meinggalkan Alodra yang kebingungan mengejar Kara.

.

.

🍁🍁🍁

.

Billionaires Love StoryWhere stories live. Discover now