BLS - 37

29.9K 3.3K 294
                                    

Alodra berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan gelisah. Di sofa, Andaru, Ananta dan Taksaka nampak menahan tawa melihat tingkah Alodra.

Hampir seminggu Kara menghilang. Dan hari ini adalah hari pernikahan mereka. Alodra khawatir jika gadisnya itu tidak muncul. Bukankah Kara selalu bisa membuatnya pusing kepala dengan semua tingkah absurd-nya?

Alodra tentu saja masih sangat ingat bagaimana dengan galaknya Kara memarahi dan bersitegang dengannya ketika ia menabrak sepeda gadis itu? Bagaimana Kara dengan gigih terus bekerja menghidupi dirinya dan kedua adiknya? Bagaimana Kara menolak mati-matian untuk tinggal di apartemen Alodra yang sangat layak dan lebih memilih tinggal di kost-nya? Benar-benar gadis yang luar biasa yang bisa membuat hati Alodra berdebar aneka rasa. Debar karena gemas, kagum, jengkel, cemas, marah, sayang, dan masih banyak lagi.  Hanya Kara yang bisa membuatnya merasakan itu semua.

"Tenang, Al. Tarik nafas perlahan, tahan lima detik, hembuskan. Dulu aku juga sepertimu," kata Andaru tersenyum geli melihat Alodra yang biasanya tenang dan cuek jadi sedemikian nervous.

"Bagaimana kalau Kara-"

"Kara pasti datang, Bro," Ananta menepuk bahu Alodra.

"Sebentar, aku tanya Shakyra dulu," Andaru mengutak-atik ponselnya, mencoba menghubungi Shakyra.

"Kenapa dia harus menghilang segala?" gerutu Alodra. Wajahnya menampakkan kepanikan yang sangat kentara.

"Apa dia sering menghilang?" tanya Taksaka datar, tanpa memandang Alodra. Tangannya sibuk dengan ponselnya.

"Hmmm... tapi waktu itu kan-"

"Shakyra tidak mengangkat panggilanku," keluh Andaru memotong ucapan Alodra.

"Coba aku tanya Kemala," kali ini Ananta mencoba menghubungi istrinya.

Ketiga sepupunya memandang Ananta, menunggu.

"Ck! Tidak diangkat juga," ucap Ananta mengernyit. Ini aneh. Istrinya tidak pernah mengabaikan teleponnya.

Alodra makin gelisah.

"Sayang? Kamu dimana?"

Semua terdiam memandang Taksaka. Ananta dan Andaru saling pandang. Bukankah istri-istri mereka berada di satu ruangan yang sama yaitu di ruangan pengantin wanita? Memang pada saat mereka mengantar, pengantin wanitanya belum datang. Tapi kenapa hanya Taksaka yang bisa menghubungi istrinya sementara Ananta dan Andaru tidak?

"Oke Sayang, sampai nanti."

Taksaka mematikan sambungan. Ia mengerutkan kening melihat ketiga sepupunya tengah memandangnya.

"Ada apa?" tanya Taksaka.

"Kenapa hanya istrimu yang bisa dihubungi?" tanya Ananta menyipitkan mata.

Taksaka mengangkat bahu tak acuh.

"Mereka masih di ruangan yang sama, bukan?" Andaru mendekat.

"Apakah Kara sudah datang?" Alodra ikut mendekat.

Taksaka menatap mereka satu persatu.

"Aku tidak tau," sahutnya santai.

"Lalu tadi?"

"Aku menanyakan keadaan istriku," jawab Taksaka. Wajahnya datar.

"Taksaka! Kenapa kau tidak bertanya keberadaan Kara? Apakah dia sudah muncul atau belum?" tanya Alodra gusar.

"Untuk apa? Dia bukan istriku!"

Rasanya Alodra ingin meninju wajah Taksaka saat ini. Sepupunya ini makin menambah kegusarannya. Sementara Ananta dan Andaru menggeram kesal di belakang Alodra, menatap sengit pada Taksaka.

Billionaires Love StoryWhere stories live. Discover now