BLS - 19

29.1K 3.3K 189
                                    

Kaima mendesah frustrasi. Wajahnya benar-benar keruh. Bagaimana bisa ia kalah dengan anak kemarin sore?

"Sudah, terima saja. Lagipula, Baruna juga cakep kok."

Kaima menoleh cepat, memandang sengit pada Kanya yang tengah memotong Tenderloin Steak-nya, sementara Shakyra terkekeh di sebelahnya. Mereka sepakat bertemu di cafe milik Mahaska. Kedua saudara kembar itu memang memiliki usaha yang hampir sama. Bedanya, kalau Mahaska lebih suka cafe, sedangkan Mahasta lebih suka night club. Entahlah, Kaima tidak mau repot memikirkan alasan keduanya.

"Enak saja! Masa aku harus terima begitu saja perjodohan dengan anak kemarin sore macam Baruna?" Kaima mengomel kesal.

"Tapi dia kan sudah mapan? Itu kan syaratmu padanya?" sahut Shakyra mencomot French Fries di hadapannya.

"Sebenarnya itu hanya alasanku untuk membuatnya mundur. Aku tidak tau kalau dia sudah punya perusahaan sendiri diusianya yang sekarang," jawab Kaima cemberut.

"Dia bilang perbedaan usia di antara kalian tidak masalah kan? Lalu apa yang menjadi keberatanmu, Kai? Toh kau juga belum punya pacar," kata Kanya melirik jam tangannya. Masih ada waktu sebelum Kenji menjemputnya.

"Dia bilang selama dia mencintaiku, Nya! Bagaimana kalau dia sudah tidak mencintaiku? Apa dia akan membuangku?" pekik Kaima kesal.

"Setidaknya sekarang dia mencintaimu, Kai," kekeh Kanya.

"Mau kukenalkan dengan temanku?" tawar Shakyra meringis.

"Maksudmu?" tanya Kaima kini fokus pada Shakyra.

"Aku punya teman laki-laki. Usia sekarang tiga puluh dua tahun. Kalau kau mau, aku bisa mengenalkan kalian. Setidaknya mungkin Om Rega dan Tante Alissa akan berpikr ulang tentang perjodohan kalian kalau kau punya pacar atau teman dekat," tawar Shakyra ragu.

Kaima tampak berpikir.

Pintu cafe berdenting, menandakan ada yang masuk ke cafe tersebut. Kanya tersenyum lebar dan berdiri. Kenji tampak berjalan ke arah mereka. Kanya segera menghambur dan mengecup bibir suaminya.

Kaima mencibir. Kanya terlalu frontal memamerkan kemesraannya dengan Kenji.

"Saranku, sebaiknya kau menerima Baruna, Kai. Menikah itu enak loh," Kanya terkikik sambil bergayut manja pada Kenji, sementara suaminya hanya tersenyum sabar.

"Sudah sana pergi, kau sama sekali tidak membantu memecahkan masalah!" dengus Kaima.

"Ya sudah. Lain kali kita ketemu lagi. Terima kasih traktirannya, Kai," ujar Kanya centil, melambaikan tangannya lalu menarik lengan Kenji untuk pergi dari tempat itu tanpa laki-laki itu sempat mengatakan apapun.

Kaima kembali fokus pada Shakyra.

"Jadi?" Kaima menatap Shakyra.

"A-apanya?" tanya Shakyra gugup. Ia ragu untuk meneruskan niatnya memperkenalkan Kaima dengan temannya sesama model dan artis.

"Temanmu, siapa namanya?"

"Uhm... Temanku? Namanya... Luis. Tapi kupikir sebaiknya kau tetap menerima perjodohanmu saja Kai," Shakyra meneguk lemon tea miliknya.

"Kenapa sekarang kau menyuruhku menerima Baruna?" dengus Kaima tidak suka.

"Uhm... Luis itu duda. Anaknya satu. Sementara kau sendiri belum pernah menikah," elak Shakyra.

"Ganteng?"

"Blasteran."

"Wow! Boleh tuh," angguk Kaima penuh minat.

Billionaires Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang