BLS - 12

32.6K 3.3K 151
                                    

Alodra mendengus pelan. Semua usahanya tidak membuahkan hasil. Hanya ada satu jalan, ia menghubungi Andaru. Kanya cukup dekat dengan Shakyra. Mungkin saja istri Andaru itu bisa membantunya membujuk Kanya.
Ia mengetikkan pesan pada Andaru dan memejamkan matanya sesaat setelahnya.

Seharusnya ia tidak membiarkan Kanya mendekati Kenji jika pada akhirnya, adiknya akan kembali terpuruk seperti ini. Apakah ia harus memanggil Kenji, memaksa laki-laki itu mencintai Kanya? Kenji memang bekerja padanya, tapi ia tidak akan bisa memaksa laki-laki itu untuk menerima Kanya. Ia tau, cinta yang dipaksakan tidak akan baik jadinya.

Alodra menatap pintu kamar tertutup dihadapannya. Membujuk Kanya sama seperti membujuk batu. Adiknya ini punya sifat keras kepala melebihi dirinya.

Ponselnya berdering. Alodra tergesa menerimanya.

"Ya Daru? Bagaimana? Istrimu bisa kemari?" Alodra bertanya tanpa sabar.

"Sabar Al. Kebetulan Shakyra sedang ada pemotretan terakhir di sana sebelum ia benar-benar resign. Mungkin sekarang ia sudah menuju ke Villa-mu."

"Syukurlah," desah Alodra lega.

Alodra meninggalkan kamar tertutup itu dan menuju ke teras depan, bertepatan dengan suara mobil memasuki halaman Villa.

Senyum Alodra mengembang ketika melihat Shakyra turun, melambai padanya, lalu melongok ke dalam mobil kembali.
Dan senyum Alodra pun surut ketika melihat gadis mungil perusak ketenangannya itu nampak turun dengan enggan.

"Ayo Ra," sayup Alodra bisa mendengar ajakan Shakyra pada gadis yang tengah memanyunkan bibirnya dengan menggemaskan itu.

Menggemaskan? Tunggu! Alodra mengernyit ngeri. Sejak kapan gadis itu selalu nampak menggemaskan untuknya?

"Dimana Kanya, Al?"

Alodra tersentak gugup. Terlihat sekali ia sedang melamun. Astaga! Alodra memaki dalam hati. Kenapa ia bisa melamunkan gadis galak yang sangat jauh dari tipenya itu?

"Oh, di kamar. Yang sebelah kiri," seru Alodra ketika Shakyra menabrakkan bahunya sambil menyeret Kara.

Alodra hanya tertegun memandangi Shakyra mulai mengetuk pintu kamar Kanya, memanggil nama adiknya itu dengan perlahan dan sebentar kemudian pintu kamar terbuka.
Shakyra dan Kara masuk secepat pintu itu kembali tertutup.

Alodra mendesah pelan. Ia tidak mengerti dengan perempuan. Sejak kemarin ia mencoba berbicara pada Kanya dan hasilnya nol besar. Bahkan adik keras kepalanya itu sama sekali tidak mau membuka pintu. Sedangkan Shakyra? Dengan mudah ia mendapat ijin untuk masuk dan berbicara pada Kanya.

Huuuffffttt... perempuan dan perasaannya. Desah Alodra gelisah.

.

.

🍁🍁🍁

.

.

Kenji tampak melamun ketika Kimiko datang memberikan secangkir ocha hangat. Udara malam cukup dingin. Hanami baru saja mengatakan bahwa ada laki-laki yang datang meminangnya. Tampaknya, Hanami sudah mulai membuka diri. Dan Kenji senang mendengarnya. Besok ia akan dikenalkan pada laki-laki itu. Kenji hanya bisa berharap, semoga laki-laki itu bisa membahagiakan Hanami.

"Sudah sejak kemarin kau banyak melamun, Ken. Apa ini tentang Hanami?"

Kenji tergeragap memandang Kimiko. Cepat-cepat mengulas senyum kaku dan menggeleng.

"Kalau begitu, ini pasti tentang Nona Kanya."

Kenji tertegun. Bagaimana Kimiko bisa menebak begitu tepat sasaran?

Billionaires Love StoryWhere stories live. Discover now