BLS - 15

32.4K 3.4K 134
                                    

Alodra menarik lengan Kara, memaksanya ikut ke apartemennya yang mewah, mengabaikan Kara yang mengikutinya sambil tersaruk-saruk pasrah, kelelahan karena terus memberontak. Hanya makian yang masih terdengar menyerupai gerutuan panjang yang tidak digubris oleh Alodra.

Alodra membawa Kara masuk, mendorong dan mendudukkan gadis itu di sofa, menahan setiap kali gadis itu hendak bangkit dan keluar dari apartemennya.

"Apa maksudmu membawaku kemari?" teriak Kara dengan wajah keruh.

"Menyelamatkanmu dari para pria hidung belang," sahut Alodra gemas.

"Aku sudah hampir lima tahun tinggal di sana! Dan selama ini tidak ada yang kurang ajar padaku! Kau! Cuma kau yang berani kurang ajar padaku!" seru Kara berapi-api. Wajahnya memerah teringat ciuman kasar Alodra di depan kos-nya tadi.

Alodra menaikkan sebelah alisnya.

"Biarkan aku kembali ke kos-ku!"

"Kau boleh menempati apartemen ini, Nona keras kepala!"

"Aku tidak butuh apartemenmu!"

"Hei, apa yang kurang dari apartemen ini?"

"Tidak ada. Tapi aku tetap tidak mau tinggal di sini!"

"Tempat ini lebih baik berkali-kali lipat dibandingkan dengan kos-kosan kumuh itu!"

"Aku lebih suka di sana Tuan Arogan!"

Alodra mendengus keras.

"Dengar gadis bawel, aku mau kau tinggal di sini! Setidaknya sampai pernikahan Kanya dan Kenji dilangsungkan!"

"Jadi maksudmu karena aku tinggal di kos-kosan itu, akan mempengaruhi pandangan orang-orang tentang kalian?" sentak Kara tersinggung.

"Kau sendiri yang mengatakannya," sahut Alodra masih berdiri menyandarkan pinggulnya ke sandaran sofa. Tangannya bersedekap menatap tajam pada Kara.

"Fine! Tapi aku tidak mau tinggal bersamamu!" Kara menekan gejolak di dadanya. Ia merasa tidak aman berada dekat-dekat dengan Alodra. Atau lebih tepatnya, jantungnya yang tidak aman karena terus terusan bekerja ekstra cepat.

"Kau tenang saja, Nona bar-bar. Aku tidak tinggal di sini. Aku tinggal di rumahku sendiri," ucapan Alodra membuat Kara lega, karena itu artinya dia tidak akan senam jantung terus-menerus.

"Tapi aku tetap harus kembali ke kosan untuk mengambil pakaianku untuk seminggu ke depan," perkataan Kara membuat Alodra mendelik.

"Aku akan menyuruh orangku untuk mengambilnya untukmu. Besok pakaian dan keperluanmu sudah ada di sini. Aku pulang dulu, selamat malam," sahut Alodra cepat, nenyelinap keluar, tidak memberi Kara kesempatan untuk protes.

Kara menggeram kesal. Laki-laki itu selalu menyebalkan!

.

.

🍁🍁🍁

.

.

Alodra menyeringai senang. Ia segera menghubungi dua anak buahnya untuk mengawasi Kara, agar gadis itu tidak kabur dan kembali ke kosannya.
Senyum lebarnya sedikit berkurang saat ia mengingat pernikahan Kanya dan Kenji akan berlangsung seminggu lagi. Dan itu berarti ia tidak mempunyai alasan untuk menahan Kara di apartemennya.

Tenang Al, masih ada waktu satu minggu ke depan untuk memikirkan alasan selanjutnya, batin Alodra menyemangati dirinya sendiri.

Tepukan di pundaknya membuatnya terlonjak dan memaki. Senyum lebar Mahaska membuat Alodra menggeram kesal.

Billionaires Love StoryDove le storie prendono vita. Scoprilo ora