BLS - 7

51.4K 3.5K 108
                                    

Yunita mengerjapkan matanya, menyesuaikan dengan sinar lampu remang-remang dalam ruang merah. Ia hanya bisa pasrah ketika matanya ditutup kain hitam, menunggu dengan rasa penasaran, siapa yang memenangkan lelang atasnya.

Ya, ia terpaksa menurut ketika Andaru membawanya ke X-sothic daripada ia harus berurusan dengan polisi dan mendekam di balik jeruji untuk waktu yang sangat lama. Ia sudah mendengar seperti apa kekuasaan keluarga besarTaksaka. Ia tidak mau berakhir seperti Rino yang tersiksa dalam penjara setelah mencoba bermain api dengan menjebak Kemala, kekasih Ananta.

Suara berdenting di sisi kanan ruangan itu membuatnya was-was dan berdebar. Penutup matanya dibuka dan ia menoleh, matanya membelalak lebar melihat siapa yang berhak atas dirinya.

"Ra-jendra?" wajah Yunita pias.

Laki-laki bertubuh besar itu menyeringai dan melangkah perlahan mendekati Yunita.

"Benar. Ini aku, Sayang!" Rajendra sudah berdiri di depan Yunita. Di tangannya menggenggam sebuah tali kulit yang diuntai menjadi sebuah cambuk.

"Ra-jendra... oh.... kau datang menyelamatkanku, Sayang? Taksaka menyekapku di sini," rayu Yunita, mencoba berperan sebagai korban kekejaman Taksaka.

"Tentu sayangku. Aku bahkan sudah bersusah payah mengikuti lelang itu dan memenangkannya untukmu," senyum Rajendra mengembang.

"Oh, terima kasih Sayang. Sekarang bisakah kau melepaskan ikatanku? Tanganku sakit," pinta Yunita membujuk Rajendra.

"Tentu sayang. Tapi biarkan aku menikmati kemenanganku dulu," Rajendra menyeringai menakutkan.

Yunita memucat.
Rajendra mengangkat tubuhnya, melepaskan ikatan tangannya, lalu sebagai gantinya, ia memborgol masing-masing tangan Yunita ke sebuah tiang besi berbentuk segi empat, begitu juga dengan kedua kakinya.
Kini ia terbentang terikat seperti huruf 'X'. Wajahnya makin menyiratkan ketakutan ketika melihat wajah geram Rajendra.

"Rajendra, tolong lepaskan aku... sakiiit..." rintih Yunita merasakan kedua pergelangan tangannya terkungkung oleh borgol besi yang dilapisi beludru.

"Hmm... hukuman apa yang pantas untuk perempuan tidak tau diri, Sayangku?" tanya Rajendra menyusurkan ujung cambuknya ke pipi Yunita.

"A-aku minta maaf.... aku..."

"Berhenti merengek, Sayang. Kau mengenalku dengan sangat baik bukan? Apa kau tidak berpikir panjang saat ingin mendatangi mantan kekasihmu dan berniat membuangku?"

"Rajendra... aku mohon...."

"Aku membayar untuk memenangkanmu sepuluh kali lipat dari harga lelang agar aku bisa membawamu ke ruanganku sendiri setelah ini. Selamanya, kau akan menjadi budakku, jalangku sayang," Rajendra terkekeh melihat wajah kesakitan perempuan itu saat ia meremas kuat buah dadanya. Seringai kekejaman itu tercetak jelas di wajahnya, membuka mata Yunita bahwa ia tidak lagi bisa melepaskan diri.

Kulit mulus Yunita meremang saat ujung cambuk pendek itu menjelajahi tubuhnya. Ia memejamkan mata, lalu kembali membelalak ketika ia merasakan besi segi empat yang membentangkannya itu bergerak pelan, membuatnya berbaring masih dengan tubuh terentang, menatap ngeri pada tubuh Rajendra yang sudah tak terlapisi, bergerak menjambak rambutnya, menciumnya dengan keras, menggigit hingga bibir Yunita terluka.

Setelah itu, ruangan ber-peredam suara itu hanya terisi bunyi lecutan dan lolongan kesakitan dari Yunita. 
Rajendra memuaskan dirinya menghukum perempuan yang pernah mempermainkan dirinya, menyetubuhi Yunita dengan brutal. Dan Rajendra tidak pernah terima jika ia dibohongi oleh perempuan!

.

.

🍁🍁🍁

.

Billionaires Love StoryWhere stories live. Discover now