-6-

1.5K 146 0
                                    

Esok harinya.



"Yeoboseyo?(Halo?)"sapa Nam Jun saat mengangkat telepon yang diberikan oleh salah satu staf The Wedding di tempat fitting pakaian.

"Ah, nde, yeoboseyo(ya,halo)," sahut suara lembut di seberang sana.

Jantung Nam Jun seolah berhenti selama beberapa sekon demi mendengar suara itu.

Dia menatap bingung para staf dan bertanya tanpa suara,
"Ini calon istriku?"
Para staf mengangguk kompak.

Nam Jun lalu berdehem dan meletakkan katalog yang sedang dilihatnya tadi, sebelum kembali berbicara di telepon.
"Ah... anda... tidak akan mengatakan siapa namamu, nde?" tanyanya polos.

Terdengar tawa kecil di seberang sana, tawa yang lembut dan menyenangkan, membuat Nam Jun tersenyum tanpa sadar.

"Nde, mereka tidak mengizinkanku," katanya lembut.

"Ah, geurae?(Benarkah?)" refleks Nam Jun.

"Nde(ya)," jawab gadis itu lagi.

"Geureom (omong-omong)... kau juga tidak tahu siapa aku?" Nam Jun bertanya polos lagi.
Lagi, terdengar suara tawa kecil sebelum ada jawaban, "Mollayo (Tidak tahu)"

"Ah, nde..." desah Nam Jun pasrah.

"Geureom, pernikahan itu... pakaian kita...eottekhaeyo (Bagaimana?)" tanya wanita itu gugup, "Igeo(Itu)... apa kau sudah berada di butik tempat fitting pakaian?" lanjutnya bertanya.

"Nde. Aku di sini sekarang," jawab Nam Jun.

"Geuraeyo?(Benarkah?)" suara itu terdengar terkejut, "Aku juga berada disini," jawabnya.

"Jinjaro?," Nam Jun tak kalah kagetnya seraya berdiri dengan cepat dan menatap sekelilingnya. Tapi di ruangan itu hanya dirinya, "Hajiman (Tetapi)...eodiseyo? (Dimana?)" tanyanya.

"Aku... sepertinya aku di lantai 2," jawab calon istrinya itu.

Nam Jun mengerang seraya kembali duduk, "Sepertinya aku di lantai 1, tampaknya para staf benar-benar tidak mengizinkan kita bertemu," keluhnya.

Tapi kemudian kekesalan Nam Jun lenyap setelah mendengar tawa kecil gadis itu lagi. "Aigo, jinja utjinda (Ya ampun, benar-benar menggelikan)," komentarnya pelan.

Nam Jun tersenyum, dia suka mendengar suara gadis itu. Dan itu membuatnya semakin penasaran saja, dengan siapa gadis yang akan menjadi calon istrinya ini?

"Um...bagaimana kalau kita mulai mencoba?" tanya gadis itu lagi.

"Nde. Kau... sudah ada gaun yang kau coba?" Nam Jun balik bertanya.

"Aku sudah mencoba gaun nomor 2 dan 5 tapi tidak ada yang pas menurutku. Karena... gaun-gaun itu membuatku sulit berjalan," jawabnya.

Nam Jun mengambil katalognya dan membuka gambar gaun yang dimaksud gadis itu. Setelah melihatnya, ia juga tidak terlalu suka dengan gaun-gaun itu, itu terlalu terbuka menurutnya.

Ia membuka halaman berikutnya dan menandai beberapa gaun yang menurutnya bagus.
"Bagaimana jika kau mencoba gaun nomor 6 dan 8?" tawar Nam Jun.


"Jinja?," gadis itu terdengar terkejut.
"Tadinya aku berniat mencoba dua gaun itu," sambungnya, "Geuraesseoyo, aku akan mencoba gaun-gaun itu... Jamkanmanyo (Tunggu sebentar,)" katanya lagi sebelum kemudian terdengar suara telepon nirkabel itu berpindah tangan.

𝚆𝚎 got 𝙼𝚊𝚛𝚛𝚒𝚎𝚍Where stories live. Discover now